Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Partai Kebebasan dan Demokrasi Rakyat
partai politik di Belanda Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (bahasa Belanda: Volkspartij voor Vrijheid en Democratie, VVD), dapat juga dirujuk dalam media sebagai Liberal atau berdasarkan inisial resminya dalam bahasa Belanda,[3][4] adalah sebuah partai politik liberal-konservatif di Belanda. Sebagai penerus Partai Kebebasan, VVD merupakan partai sayap tengah-kanan yang berupaya mempromosikan usaha swasta dan liberalisme ekonomi[1][2][5][6][7][8][9][10][11]
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif

VVD didirikan pada 24 Januari 1948[12] melalui penggabungan dua kekuatan politik liberal - Partai Kebebasan pimpinan Dirk Stikker dan Komite-Oud pimpinan Pieter Oud. Kelahiran partai ini merepresentasikan upaya menyatukan sayap kanan dan kiri liberal yang sama-sama kecewa dengan partai politik arus utama saat itu. Di bawah kepemimpinan Oud (1948–1963), VVD memainkan peran sebagai mitra minor dalam pemerintahan koalisi Perdana Menteri Willem Drees yang membangun fondasi negara kesejahteraan[13] modern sekaligus memimpin proses dekolonisasi Indonesia.[14]
Era Toxopeus dan Geertsema (1963–1971) mencatat periode ketidakstabilan politik bagi VVD. Konflik internal yang terjadi memicu kelahiran partai baru D66 pada 1966, yang menarik banyak anggota sayap kiri VVD. Namun, partai menemukan momentum baru di bawah kepemimpinan karismatik Hans Wiegel (1971–1982) yang secara radikal mengubah platform partai menjadi lebih konservatif secara ekonomi. Kesuksesan elektoral mencapai puncaknya pada 1982 ketika VVD berhasil meraih 36 kursi di parlemen.
Periode 1994–2006 menjadi babak transformasi besar bagi VVD di bawah kepemimpinan Frits Bolkestein[15] dan Gerrit Zalm. VVD memimpin pemerintahan "ungu" pertama tanpa partai Kristen sejak 1918 bersama PvdA dan D66. Namun, bangkitnya fenomena Pim Fortuyn dan kontroversi seputar Rita Verdonk menyebabkan gejolak internal[16] yang berujung pada keluarnya Geert Wilders pada 2004 - sebuah peristiwa yang kemudian melahirkan Partai untuk Kebebasan (PVV).
Era Mark Rutte (2006–2023) menandai puncak kejayaan VVD dalam sejarah politik Belanda modern. Rutte berhasil membawa VVD menjadi partai terbesar pada 2010 dengan 31 kursi dan menjadi Perdana Menteri liberal pertama Belanda dalam 92 tahun.[17] Selama 13 tahun memimpin, Rutte menunjukkan ketangguhan politik yang luar biasa dengan berhasil mempertahankan posisi dominan VVD melalui empat periode pemerintahan berturut-turut, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan berat termasuk skandal tunjangan anak, krisis koalisi berulang, dan tekanan politik dari partai-partai populis.[18]

Pada 2023, setelah jatuhnya kabinet Rute keempat karena perselisihan kebijakan migrasi, Rutte akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri.[19] Dilan Yeşilgöz, politisi keturunan Turki, mengambil alih kepemimpinan partai[20] dan memimpin VVD dalam koalisi kanan baru bersama PVV, NSC, dan BBB - sebuah perkembangan yang mengejutkan mengingat sejarah panjang permusuhan antara VVD dengan PVV.[21] Meskipun hanya meraih 24 kursi dalam pemilu 2023, VVD tetap mempertahankan posisinya sebagai salah satu kekuatan politik utama Belanda.
Remove ads
Ideologi dan kebijakan
Ringkasan
Perspektif
VVD digambarkan sebagai liberal-konservatif,[22] konservatif-liberal,[23] dan konservatif.[24] Beberapa sumber antara tahun 2006-2012 juga menyebutnya sebagai liberal klasik[25] dan libertarian.[26]
Partai ini mendefinisikan diri sebagai partai yang berlandaskan filosofi liberal.[27] Secara tradisional, VVD merupakan pendukung paling vokal "pasar bebas" di antara semua partai Belanda, dengan mempromosikan liberalisme politik, liberalisme ekonomi, liberalisme klasik, dan liberalisme budaya. Namun di sisi lain, partai ini turut membangun negara kesejahteraan sejak 1945.[28] Setelah tahun 1971, VVD mulai menunjukkan ciri-ciri yang lebih populis, meskipun tetap mempertahankan beberapa unsur liberal-konservatif.[29]
Manifesto Liberal
Prinsip-prinsip Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) dirumuskan dalam "Manifesto Liberal" (Liberaal Manifest) dan kemudian dalam program-program pemilu. Manifesto Liberal merupakan pandangan umum tentang arah yang ingin diambil partai, sekaligus perluasan dari prinsip-prinsip dasar pendirian partai. Sementara itu, program pemilu lebih berorientasi pada politik praktis, seperti memenangkan pemilu pada hari-H dengan berbagai cara yang memungkinkan. Manifesto Liberal terakhir VVD diterbitkan pada September 2005. Dokumen tersebut mengembangkan garis besar seputar tema demokrasi, keamanan, kebebasan, dan kewarganegaraan, serta visi tentang struktur internal partai di masa depan. Berikut beberapa poin utama dari Manifesto tersebut:[30]
Demokrasi
- Manifesto tersebut menyerukan Perdana Menteri yang dipilih secara langsung, yang memungkinkan rakyat untuk menyatakan pilihan mereka dalam surat suara.
- Gagasan referendum (konsultatif) tidak didukung oleh partai.
- Wali kota harus dipilih langsung oleh rakyat.
- Komitmen terhadap empat kebebasan Pasar Tunggal Eropa.
Keamanan
- Diperlukan kebijakan bersama mengenai pertahanan dan keamanan di Uni Eropa.
Kebebasan
- Prinsip non-diskriminasi harus lebih diutamakan daripada pelaksanaan agama.
- "Hak-hak sosial" harus dilanjutkan. Ini bukan sekadar hak, tetapi juga menciptakan kewajiban.
- Eutanasia adalah bagian dari hak seseorang untuk menentukan nasibnya sendiri.
- Komitmen terhadap ekonomi terbuka, dengan "pasar bebas yang diatur", termasuk paten.
- Dukungan terhadap kebebasan berkontrak. Tidak ada hak bagi pekerja untuk menandatangani perjanjian perundingan bersama yang mengikat secara nasional.
Kewarganegaraan
- Minimalkan opsi kewarganegaraan ganda.
- Jaminan sosial seharusnya hanya terbuka sepenuhnya untuk warga negara Belanda. Para migran harus berintegrasi untuk menjadi warga negara.
Migrasi
VVD mendukung pergerakan bebas barang dan orang di pasar tunggal Eropa, dan secara historis menentang pembatasan buruh migran. Sejak awal tahun 2020-an, partai ini telah berargumen untuk mengurangi ketergantungan ekonomi Belanda pada tenaga kerja asing yang tidak terampil.[31]
Remove ads
Pencapaian di pemilihan umum
Dewan Perwakilan Rakyat
Senat
Parlemen Eropa
Remove ads
Pemimpin
- Pieter Oud (1948–1963)
- Edzo Toxopeus (1963–1969)
- Molly Geertsema (1969–1971)
- Hans Wiegel (1971–1982)
- Ed Nijpels (1982–1986)
- Rudolf de Korte (1986)
- Joris Voorhoeve (1986–1990)
- Frits Bolkestein (1990–1998)
- Hans Dijkstal (1998–2002)
- Gerrit Zalm (2002–2004)
- Jozias van Aartsen (2004–2006)
- Mark Rutte (2006–2023)
- Dilan Yeşilgöz (2023–)
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads