Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Pinus

genus tumbuhan dalam famili konifer Pinaceae Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Pinus
Remove ads

Pinus adalah semua konifer dalam genus Pinus (/ˈp.nəs/[2]) dari famili Pinaceae. Pinus merupakan satu-satunya genus dalam subfamili Pinoideae. Spesies-spesiesnya berupa pohon atau semak hijau abadi dengan dedaunan yang tumbuh dalam ikatan, biasanya terdiri dari 2 hingga 5 jarum. Bijinya berada pada runjung berkayu, dengan dua biji pada setiap sisik runjung.

Fakta Singkat Klasifikasi ilmiah, Spesies tipe ...

Pinus tersebar luas di Belahan Bumi Utara; mereka menempati area luas di taiga (hutan boreal), namun juga ditemukan di banyak habitat, termasuk Cekungan Mediterania, dan hutan tropis kering di Asia Tenggara serta Amerika Tengah. Beberapa spesies bersifat tahan api atau bergantung pada api.

Pohon pinus menyediakan salah satu jenis kayu yang paling ekstensif digunakan. Bijinya dimanfaatkan untuk membuat hidangan seperti pesto, sementara anggur retsina diberi perisa getah pinus.

Remove ads

Deskripsi

Ringkasan
Perspektif

Pohon

Pohon pinus adalah pohon konifer hijau abadi yang berdamar (atau, jarang berupa, semak) yang tumbuh setinggi 3–80 meter (10–260 kaki), dengan mayoritas spesies mencapai ketinggian 15–45 m (50–150 ft).[3] Yang terkecil adalah Pinus pumila (pinus kerdil siberia) dan Pinus culminicola (potosí pinyon), sedangkan yang tertinggi adalah pinus gula (Pinus lambertiana) setinggi 83,45 m (273,8 ft) yang habitatnya ditemui di Taman Nasional Yosemite.[4]

Pinus berumur panjang dan lazimnya mencapai usia 100–1.000 tahun, bahkan ada yang lebih lama. Pohon pinus tertua yang diketahui adalah pinus bristlecone Great Basin (Pinus longaeva). Satu individu pinus di Pegunungan White di California, yang dijuluki "Methuselah", termasuk di antara organisme hidup tertua di dunia dengan usia sekitar 4.800 tahun.[5] Sebuah pohon yang lebih tua di dekat Puncak Wheeler, yang kini telah ditebang, diperkirakan berusia 4.900 tahun.[6][7]

Spiral cabang, jarum, dan sisik runjung tersusun dalam rasio bilangan Fibonacci.[8][9]

Pepagan

Pepagan pada sebagian besar pinus tebal dan bersisik, namun beberapa spesies memiliki pepagan yang tipis dan mengelupas. Cabang-cabangnya dihasilkan dalam "karangan semu" (pseudo-whorls), yang sebenarnya merupakan spiral yang sangat rapat namun tampak seperti cincin cabang yang muncul dari titik yang sama. Banyak pinus bersifat uninodal, yakni hanya menghasilkan satu karangan cabang seperti itu setiap tahunnya, dari tunas di ujung pucuk baru tahun tersebut, namun spesies lain bersifat multinodal, yang menghasilkan dua atau lebih karangan cabang per tahun.[10]

Dedaunan

Pinus memiliki empat jenis daun:[10]

  • Daun biji (kotiledon) pada bibit muncul dalam satu karangan berjumlah 4–24 helai.
  • Daun juvenil, yang tumbuh tepat setelahnya pada bibit dan tanaman muda, memiliki panjang 2–6 sentimeter (342+14 inci), tunggal, berwarna hijau atau sering kali hijau kebiruan, dan tersusun secara spiral pada pucuk. Daun ini diproduksi selama enam bulan hingga lima tahun, jarang lebih lama dari itu.
  • Daun sisik, mirip dengan sisik tunas, berukuran kecil, berwarna cokelat dan tidak berfotosintesis, serta tersusun secara spiral seperti daun juvenil.
  • Jarum, yakni daun dewasa, berwarna hijau (berfotosintesis) dan terikat dalam tandan yang disebut fasikula. Jumlah jarum dapat berkisar dari satu hingga tujuh per fasikula, namun umumnya berjumlah dua hingga lima. Setiap fasikula dihasilkan dari tunas kecil pada pucuk kerdil di ketiak daun sisik. Sisik tunas ini sering kali tetap berada pada fasikula sebagai selubung basal. Jarum bertahan selama 1,5–40 tahun, tergantung pada spesiesnya. Jika ujung tumbuh pucuk rusak (misalnya dimakan hewan), fasikula jarum tepat di bawah kerusakan tersebut akan menghasilkan tunas penghasil batang, yang kemudian dapat menggantikan ujung pertumbuhan yang hilang.

Runjung

Pinus bersifat monoesis, yakni memiliki runjung jantan dan betina pada pohon yang sama.[11]:205 Runjung jantan berukuran kecil, biasanya panjangnya 1–5 cm, dan hanya ada untuk periode singkat (biasanya pada musim semi, meskipun pada musim gugur di beberapa pinus), dan gugur segera setelah melepaskan polen mereka. Runjung betina membutuhkan waktu 1,5–3 tahun (tergantung pada spesies) untuk matang setelah penyerbukan, dengan pembuahan yang sebenarnya tertunda satu tahun. Saat matang, runjung betina memiliki panjang 3–60 cm. Setiap runjung memiliki banyak sisik yang tersusun secara spiral, dengan dua biji pada setiap sisik yang subur; sisik pada bagian pangkal dan ujung runjung berukuran kecil dan steril tanpa biji.[10]

Bijinya (kacang pinus) sebagian besar kecil dan bersayap, serta bersifat anemokorus (disebarkan oleh angin). Beberapa ada yang lebih besar, hanya memiliki sayap vestigial, dan disebarkan oleh burung. Runjung betina berkayu dan terkadang memiliki "senjata" (duri) untuk melindungi biji yang sedang berkembang dari hewan pencari makan. Saat matang, runjung biasanya membuka untuk melepaskan biji. Pada beberapa spesies yang disebarkan oleh burung, misalnya pinus kulit putih,[12] biji hanya dilepaskan jika burung memecahkan runjung tersebut hingga terbuka. Pada spesies lain, biji disimpan dalam runjung tertutup selama bertahun-tahun hingga isyarat lingkungan memicu runjung untuk membuka dan melepaskan bijinya. Hal ini disebut serotini. Bentuk serotini yang paling umum adalah pirisensi, di mana resin mengikat runjung hingga tertutup rapat sampai resin tersebut meleleh akibat kebakaran hutan, misalnya pada P. radiata dan P. muricata. Biji kemudian dilepaskan setelah kebakaran, memungkinkan mereka untuk mengolonisasi tanah yang terbakar dengan kompetisi minimal dari tanaman lain.[10][13]

Remove ads

Penamaan

Kata pinus dalam bahasa Indonesia diambil dari nama genusnya Pinus yang berasal dari bahasa Latin.[14] Nama Inggris modern "pine" juga berasal dari bahasa Latin pinus, yang berakar dari kata dasar Indo-Eropa *pīt- 'resin'.[15] Sebelum abad ke-19, pinus sering disebut fir, sebuah nama yang kini diterapkan untuk genus lain, Abies. Dalam beberapa bahasa Eropa, kognat Jermanik dari nama Nordik Kuno masih digunakan untuk menyebut pinus, seperti dalam bahasa Denmark fyrdan bahasa Jerman Föhre.[16] Genus Pinus dinamai oleh Carl Linnaeus pada tahun 1753. Pinus sylvestris, pinus Skotlandia, kemudian dipilih sebagai spesies tipe.[17][18]

Remove ads

Evolusi

Ringkasan
Perspektif

Sejarah fosil

Pinaceae, famili pinus, pertama kali muncul pada periode Jura.[19] Genus Pinus pertama kali muncul selama Kapur Awal; fosil terverifikasi tertua adalah Pinus yorkshirensis dari perbatasan Hauterivium-Barremium (~130–125 juta tahun yang lalu) di Lempung Speeton, Inggris.[20] Namun, terdapat kemungkinan catatan mengenai keberadaan genus ini dari periode Jura.[21]

Filogeni eksternal

Berdasarkan analisis transkriptom, Pinus memiliki kekerabatan paling dekat dengan genus Cathaya, yang selanjutnya berkerabat dekat dengan genus Picea (cuk). Genus-genus ini, bersama dengan fir dan larch, membentuk klad pinoid dari famili Pinaceae.[22]

Pinaceae
Abietoideae

(fir, aras, hemlock)
Pinoideae
Lariceae
Pseudotsuga

(fir Douglas)
Larix

(larch)
Pineae
Cathaya

(1 sp.)
Picea

(cuk)

Pinus

Filogeni internal

Sejarah evolusi genus Pinus menjadi rumit oleh adanya hibridisasi. Pinus memiliki kecenderungan untuk melakukan perkawinan silang antarspesies. Penyerbukan oleh angin, rentang hidup yang panjang, generasi yang tumpang tindih, ukuran populasi yang besar, dan lemahnya isolasi reproduksi menjadikan perkembangbiakan lintas spesies lebih berpeluang terjadi. Seiring dengan diversifikasi pinus, transfer gen di antara spesies yang berbeda telah menciptakan sejarah kekerabatan genetik yang kompleks.[23][24] Penelitian yang menggunakan himpunan data genetik besar telah memperjelas hubungan-hubungan ini.[25] Dua filogeni dari abad ke-21 disajikan di bawah ini; perbedaan di antara keduanya memperlihatkan kerumitan tersebut:

Informasi lebih lanjut Jin et al. 2021, Stull et al. 2021 ...

Taksonomi

Pinus adalah gymnospermae. Genus ini dibagi menjadi dua subgenus berdasarkan jumlah berkas fibrovaskular pada jarum, serta ada atau tidaknya segel resin pada sisik runjung matang sebelum terbuka. Kedua subgenus ini dapat dibedakan berdasarkan karakter runjung, biji, dan daun:[10]

  • Pinus subg. Pinus, kelompok pinus kuning atau pinus keras, dengan runjung yang memiliki segel resin pada sisiknya, dan umumnya memiliki kayu yang lebih keras; fasikula jarum sebagian besar memiliki selubung persisten (dua pengecualian, Pinus leiophylla dan Pinus lumholtzii, memiliki selubung yang luruh).[10] 
  • Pinus subg. Strobus, sin. Pinus subg. Ducampopinus, kelompok pinus putih atau pinus lunak, dan pinus pinyon, dengan runjung tanpa segel resin pada sisiknya, dan biasanya memiliki kayu yang lebih lunak; fasikula jarum sebagian besar memiliki selubung yang luruh (satu pengecualian, Pinus nelsonii, memiliki selubung persisten).[10] 

Bukti filogenetik mengindikasikan bahwa kedua subgenus tersebut telah berdivergensi satu sama lain sejak masa lampau.[22] Setiap subgenus dibagi lagi menjadi seksi dan subseksi.[25]

World Flora Online menerima 134 takson tingkat spesies (119 spesies dan 15 notospesies) pinus sebagai takson yang berlaku saat ini, dengan sinonim tambahan,[27] dan Plants of the World Online menerima 126 takson tingkat spesies (113 spesies dan 13 notospesies),[28] menjadikannya genus terbesar di antara para konifer. Keanekaragaman spesies pinus tertinggi ditemukan di Meksiko.[29][30][31]

Remove ads

Persebaran

Ringkasan
Perspektif

Pinus adalah tanaman asli Belahan Bumi Utara, dengan spesies terbanyak terdapat di Amerika Utara, beberapa di Asia, dan sedikit di Eropa. Hanya dua spesies, Pinus sylvestris dan Pinus sibirica, yang tumbuh di lebih dari satu wilayah tersebut (Asia dan Eropa).[32] Mereka menempati area luas di hutan boreal (taiga) pada garis lintang antara 50° dan 60° LU; sekitar sepertiga dari bioma ini berada di Amerika Utara dan Skandinavia, sisanya di Siberia.[33] Spesies paling utara adalah pinus Skotlandia, yang jangkauannya mencapai sedikit di utara 70° LU di Taman Nasional Stabbursdalen di Norwegia;[34] Satu spesies, Pinus merkusii, melintasi khatulistiwa di Sumatra hingga 2°LS.[35] Di Amerika Utara, berbagai spesies tumbuh di wilayah pada garis lintang mulai dari sejauh 66° LU[35] dan ke selatan hingga 12° LU.[36]

Berbagai spesies telah diintroduksi ke wilayah beriklim sedang dan subtropis di kedua belahan bumi, di mana mereka ditanam sebagai kayu atau dibudidayakan sebagai tanaman hias di taman dan kebun. Sejumlah spesies introduksi tersebut telah ternaturalisasi, dan spesies seperti Pinus radiata dianggap invasif di beberapa wilayah.[37]

Remove ads

Ekologi

Ringkasan
Perspektif

Faktor lingkungan

Pinus tumbuh di lingkungan yang sangat bervariasi, mulai dari gurun semi-gersang hingga hutan hujan, dari permukaan laut hingga ketinggian 5.200 m (17.100 ft), dari lingkungan terdingin hingga terpanas di Bumi. Mereka sering ditemukan di daerah pegunungan dengan tanah yang subur.[38]

Pinus contorta adalah spesies yang bergantung pada api, yang membutuhkan kebakaran hutan untuk mempertahankan populasi yang sehat dengan beragam usia.[39] Pinus canariensis sangat tahan api,[40] dengan adaptasi seperti menumbuhkan tunas epikormik setelah kehilangan jarumnya akibat kebakaran.[41] Beberapa spesies seperti Pinus muricata membutuhkan api untuk membuka runjung mereka, yang memungkinkan mereka menyebarkan bijinya. [42] Pinus lain seperti Pinus mugo[43] dan Pinus yunnanensis dapat tumbuh di ketinggian tinggi.[44] Beberapa pinus, seperti Pinus sabiniana, beradaptasi untuk tumbuh di iklim semigurun yang panas dan kering.[45]

Interaksi spesies

Jarum pinus berfungsi sebagai makanan bagi larva ulat dari beberapa spesies ngengat termasuk ngengat pine beauty, hama pada tegakan pohon pinus dewasa,[46] dan ngengat hawk-moth pinus, spesies besar yang hanya menyebabkan kerusakan sesekali.[47]  Beberapa ngengat, terutama ulat kantong prosesi pinus (pine processionary), yang ulatnya dapat menggunduli pohon pinus sepenuhnya,[48][49][50] dan ngengat lappet pohon pinus, adalah hama serius bagi kehutanan komersial.[51]

Beberapa spesies pinus diserang oleh nematoda, yang menyebabkan penyakit layu pinus, yang dapat mematikan pohon dengan cepat. [52][53] Lalat gergaji Diprion pini juga merupakan hama kehutanan pinus komersial yang serius, terutama pada Pinus sylvestris.[54] Beberapa burung seperti pemecah kacang (nutcracker) adalah pemakan khusus biji pinus, dan berperan penting dalam menyebarkan biji secara luas.[55][56] Burung paruh silang bergantung pada biji Pinus sylvestris di Skotlandia, dan juga sangat membantu penyebaran biji, sedangkan tupai merah memakan bijinya namun hanya sedikit berkontribusi pada penyebaran biji.[57] Serbuk sari pinus dapat berkontribusi pada jaring-jaring makanan yang melibatkan detritivora. Nutrisi dari serbuk sari membantu detritivora dalam perkembangan, pertumbuhan, dan pematangan, serta memungkinkan jamur untuk menguraikan serasah tanaman yang rendah nutrisi.[58] Jamur basidiomisetes yang dapat dimakan Boletus pinophilus (bolete pinus) membentuk hubungan ektomikoriza dengan pinus seperti P. cembra, P. nigra, dan P. sylvestris. [59] 

Remove ads

Kegunaan

Ringkasan
Perspektif

Kayu

Pinus merupakan salah satu spesies pohon yang paling penting secara komersial, dihargai karena kayu dan bubur kayunya di seluruh dunia.[60][61]  Di wilayah beriklim sedang dan tropis, mereka adalah kayu lunak yang tumbuh cepat dan hidup dalam tegakan yang relatif padat. Pinus komersial ditanam di perkebunan untuk mendapatkan kayu yang lebih padat dan karenanya lebih tahan lama dibandingkan cuk (Picea). Kayu pinus digunakan secara luas dalam barang pertukangan bernilai tinggi seperti furnitur, bingkai jendela, panel, lantai, dan atap karena ketersediaannya yang melimpah dan biaya yang rendah.[62]

Oleh karena kayu pinus memiliki resistensi yang rendah terhadap serangga atau pembusukan setelah penebangan, dalam keadaan tidak dirawat umumnya direkomendasikan untuk tujuan konstruksi dalam ruangan saja, seperti pembingkaian dinding kering (drywall). Kayu ini umum digunakan dalam kayu yang dinilai berdasarkan Standar Kayu Kanada (Canadian Lumber Standard).[63] Untuk penggunaan luar ruangan, pinus perlu diawetkan dengan tembaga azol, tembaga kromat arsenat, atau pengawet kimia lain yang sesuai.[64]

Kegunaan hias

Banyak pohon pinus menjadi tanaman hias yang menarik untuk taman dan kebun yang lebih besar, sementara kultivar kerdil cocok untuk ruang yang lebih kecil. Terdapat setidaknya 818 kultivar (atau trinomial) bernama yang diakui oleh American Conifer Society ACS.[65]

Makanan

Bijinya (kacang pinus) umumnya dapat dimakan; runjung jantan muda dapat dimasak dan dimakan, begitu pula kulit kayu dari ranting muda.[66] Beberapa spesies memiliki kacang pinus yang besar, yang dipanen dan dijual untuk memasak dan memanggang. Kacang ini merupakan bahan dari pesto alla genovese.[67]

Kulit kayu bagian dalam yang lunak, lembap, dan berwarna putih (kambium) di bawah kulit kayu luar yang berkayu dapat dimakan dan sangat tinggi kandungan vitamin A dan vitamin C.

[Image of tree trunk cross section anatomy] [65] Bagian ini dapat dimakan mentah dalam irisan sebagai camilan atau dikeringkan dan digiling menjadi bubuk untuk digunakan sebagai tepung pengganti atau pengental dalam rebusan, sup, dan makanan lain, seperti roti pepagan.[68] Penggunaan kambium pinus memberi nama pada suku Indian Adirondack, dari kata Indian Mohawk atirú:taks, yang berarti "pemakan pohon".[68]

Teh herbal dibuat dengan menyeduh jarum pinus muda yang berwarna hijau dalam air mendidih (dikenal sebagai tallstrunt di Swedia).[68] Di Asia Timur, pinus dan konifer lainnya diterima di kalangan konsumen sebagai produk minuman, dan digunakan dalam teh, serta anggur.[69]  Di Yunani, anggur retsina diberi perisa resin dari Pinus halepensis (pinus Aleppo).[70]

Kegunaan lain

Minyak terpentin, yang secara tradisional digunakan sebagai pelarut dalam cat, resin, dan vernis, diekstraksi dari resin pinus[71] atau kayu pinus.[72] Jarum pinus dianyam menjadi keranjang di Amerika Latin.[73] Dalam pengobatan tradisional Tionghoa, resin pinus digunakan untuk luka bakar, luka, dan keluhan kulit.[74] Batangan tinta Tiongkok untuk kaligrafi sering kali terbuat dari jelaga pinus, yang menghasilkan tinta hitam matte (tak mengilap) ketika dicampur dengan air.[75] Jarum pinus telah digunakan oleh desainer Latvia Tamara Orjola untuk menciptakan produk-produk biodegradabel (dapat terurai hayati) termasuk kertas, furnitur, tekstil, dan pewarna.[76]

Remove ads

Budaya

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Sebuah gerakan dari puisi nada Pines of Rome karya Respighi menggambarkan pinus batu di Taman Villa Borghese.[77]

Di Mesir kuno, dewa Osiris dihormati dengan sebuah citra yang ditempatkan di dalam rongga pada pohon pinus. Di Yunani kuno, dewi Pitthea dikaitkan dengan pinus, sementara di Romawi kuno, pohon ini dipuja dalam festival dewa Attis dan dewi Cybele.[78] Dewa anggur Yunani, Dionysus (juga disebut Bacchus), diasosiasikan dengan pinus sebagai simbol kesuburan, dan para pemujanya membawa tongkat yang berujung runjung pinus (tirsus), sebuah simbol falus.[78] Orang Buryat di Siberia memuja hutan kecil Pinus sylvestris, sementara para Druid Keltik kuno menandai titik balik matahari musim dingin (solstis) dengan api unggun dari spesies yang sama.[78] 

Pada tahun 1924, komponis Italia Ottorino Respighi menyelesaikan puisi nadanya Pines of Rome. Masing-masing dari empat gerakannya menggambarkan latar yang tertutup pinus di kota Roma, yakni Taman Villa Borghese, di dekat sebuah katakombe, di Bukit Janiculum, dan di sepanjang Jalan Appia.[77]

Pinus sering ditampilkan dalam lukisan. Sebuah studi tahun 2021 mencantumkan lebih dari seratus karya: banyak di antaranya oleh seniman dari wilayah Mediterania, seperti Paul Cézanne dan Jean-Baptiste-Camille Corot; Eropa Utara, seperti Akseli Gallen-Kallela dan James William Giles; serta Amerika Utara, dengan karya-karya oleh Tom Thomson dan lainnya. Lukisan-lukisan tersebut sering menggambarkan Pinus pinea di tepi Laut Mediterania; spesies lain meliputi P. sylvestris dan P. pinaster.[79] Pinus merupakan motif khusus dalam seni dan sastra Tiongkok, yang terkadang menggabungkan lukisan dan puisi dalam karya yang sama. Pinus melambangkan umur panjang dan keteguhan hati, karena ia mempertahankan jarum hijaunya sepanjang tahun. Terkadang pinus dan sipres disandingkan. Di lain waktu, pinus, prem, dan bambu dianggap sebagai "Tiga Kawan Musim Dingin".[80]

Remove ads

Lihat pula

  • El Pino (Pohon Pinus)
  • Lahan tandus pinus
  • Hutan pinus-sipres
  • Bendera Pohon Pinus
  • Pohon Perdamaian

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads