Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Sejarah Huria Kristen Batak Protestan

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Remove ads

Sejarah Huria Kristen Batak Protestan bermula pada Abad ke-19 ketika organisasi-organisasi misionaris dunia barat mulai mengirim para penginjil untuk memberitakan tentang kekristenan ke Tanah Batak.

Garis waktu sejarah

Masa perintisan para penginjil

Tahun 1824
  • Pekabar injil datang ke tanah Batak untuk yang pertama kali dari Gereja Baptis Inggris, yaitu: Pendeta Richard Burton dan Pendeta Nathaniel M. Ward.[1][2]
Tahun 18251829
Tahun 1834
Tahun 1840
Tahun 1840
Tahun 1853
  • Setelah membaca surat yang datang dari Tanah Batak mengenai pekabaran Injil yang baru dirintis di Tanah Batak, maka Dr. Friedrich Fabri pimpinan dari Rheinische Zending Belanda memutuskan untuk memindahkan ke tanah Batak para penginjil yang sedang lowong di Banjarmasin karena telah diusir oleh penduduk lokal.[2]
Tahun 1857

Awal mula HKBP

Tahun 1861
  • Pada tanggal 31 Maret Baptisan perdana dilakukan oleh Pendeta Gerrit van Asselt kepada dua orang suku Batak, yaitu Jakobus Pohan (Tampubolon) dan seorang anak raja yang bernama Simon Siregar di Parau Sorat, Sipirok.[2][9]
  • Pada tanggal 7 Oktober diadakan rapat dan perundingan oleh empat orang misionaris dari Zending Ermelo Belanda dan Zending Rheinische Mission Jerman, yaitu: Pendeta Carl Wilhelm Heine, Pendeta Johann Karl Klammer, Pendeta Friedrich Wilhelm Betz dan Pendeta Gerrit van Asselt perihal pembagian wilayah penginjilan di Tapanuli. Hari tersebut kelak dianggap sebagai hari lahir dari Huria Kristen Batak Protestan.[2][10]
Tahun 1862
Tahun 1864
  • Pada Bulan Mei berdiri jemaat gereja di Sipirok (HKBP Sipirok).[2]
  • Pada tanggal 20 Mei Pendeta Dr. I.L. Nommensen membangun gereja di Hutadame yang terletak di Desa Saitnihuta Ompusumurung[2]
  • Pada hari Minggu tanggal 29 Mei Pendeta Dr. I.L. Nommensen mengadakan kebaktian perdana di Gereja Hutadame. Hari tersebut kemudian dianggap sebagai hari berdirinya jemaat gereja Dame Saitnihuta, yaitu sebagai gereja pertama yang didirikan oleh Pendeta Dr. I.L. Nommensen di tanah Batak. Pada kebaktian tersebut turut hadir jemaat dari Desa Parbubu dan Hutagalung[2]
  • Pada perayaan natal tanggal 25 Desember diadakan sakramen baptisan perdana di jemaat gereja Sipirok kepada tiga orang Batak yaitu: Tomas Siregar, Pilipus Hutabarat dan Johannes Hutabarat.[2]
Tahun 1865
  • Pada tanggal 27 Agustus diadakan sakramen baptisan perdana di wilayah Silindung kepada 13 orang.[2]
Tahun 1867
Tahun 1868
  • Berdiri Sekolah Guru di Parau Sorat, Sipirok. Murid pertama berjumlah 5 orang, yaitu: Thomas, Paulus, Markus, Johannes dan Epraim. Guru mereka adalah Dr. A. Schreiber dan Leipold.[2]
Tahun 1870
Berdiri Jemaat gereja di Sibolga (HKBP Sibolga Julu) dan di Sipoholon (HKBP Simanungkalit).[2]
Tahun 1872
Tahun 1877
  • Berdiri Seminarium di Pansur Napitu dengan jumlah murid perdana sebanyak 12 orang.[11]
Tahun 1878
Tahun 1879
Tahun 1881
Tahun 1883
  • Sekolah Pendeta bagi orang Batak dibuka dan diikuti oleh empat orang murid perdana yaitu: Johannes Siregar, Markus Siregar, Petrus Nasution, dan Johannes Sitompul. Akan tetapi, Johannes Sitompul wafat sebelum menyelesaikan studinya.[11]
Tahun 1885
  • Pada tanggal 19 Juli diadakan penahbisan pendeta perdana dari suku Batak di HKBP Pearaja. Para penerima tahbisan adalah: Johannes Siregar, Markus Siregar, dan Petrus Nasution yang telah menyelesaikan studi di Sekolah Pendeta.[11]
Tahun 1889
  • Pada tanggal 13 Juli RMG mengutus Nona Hester Needham[note 1] melayani kaum ibu dan wanita di Silindung. Hal tersebut menjadi awal fokus pelayanan terhadap kaum wanita dan anak-anak di Tanah Batak. Pelayanan Nona Hester Needham kemudian dibantu oleh Nona Tora untuk melayani di Silindung dan Nona Nieman di Toba.[11]
Tahun 1890
  • Pada tanggal 1 Januari penerbitan majalah perdana yang bertajuk Surat Parsaoran Immanuel.[11]
  • Pada tanggal 8 Januari Nona Hester Needham memulai pelayanan di Pansur Napitu dengan fokus melayani anak-anak, kaum perempuan, dan para janda; serta turut juga membimbing murid-murid Sekolah Pendeta di Seminari Pansur Napitu.[11]
Tahun 1893
  • Sekolah Zending mendapat subsidi dari Pemerintah Kolonial Belanda.[11]
Tahun 1894
Tahun 1895
Tahun 1896
  • Pada tanggal 3 Mei hingga 26 Juli - Nona Hester Needham melayani di Malintang, menginjili di tengah-tengah penganut agama lain.[11]
  • Pada bulan Juli, Nona Hester Needham melanjutkan pelayanannnya di Maga hingga akhir hayatnya. Beliau dimakamkan di Maga di tanah yang telah dibelinya[note 3].[11]
Tahun 1898
  • Penerbitan perdana kalender gereja.[11]
Tahun 1899
  • Awal mula gerakan Pardonganon Mission Batak yang didirikan orang para Kristen Batak dan dipimpin oleh Pendeta Henock Lumbantobing dengan tujuan menginjili daerah yang belum dijangkau oleh para penginjil sebelumnya, yaitu: kawasan Pulau Samosir, Simalungun, dan Dairi.[11]
Tahun 1900
Tahun 1928
Remove ads

Catatan

  1. (23 Januari 1885 – 12 Mei 1897)
  2. Ephorus Christian Philipp Schutz meninggal pada tahun 1922
  3. Pada tahun 2002 makamnya dibongkar dan dipindahkan ke kompleks gereja HKBP Aek Bingke di Panyabungan
  4. Rumah Sakit Umum Tarutung saat ini

Lihat pula

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads