Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Kabupaten Dairi
kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Kabupaten Dairi (Surat Batak: ᯑᯤᯒᯪ) adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota Kabupaten Dairi terletak di Kecamatan Sidikalang.[7][8] Tahun 2003, kabupaten ini dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat sebagai hasil pemekaran, dengan dasar hukum Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003, tanggal 25 Februari 2003.
Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari 33 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 192.780 hektare, yaitu sekitar 2,69% dari luas Provinsi Sumatera Utara (7.160.000 hektare) yang terletak di sebelah barat laut. Geografi Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 hingga 1.250 meter di atas permukaan laut, dengan 15 kecamatan. Jumlah penduduk Kabupaten Dairi pertengahan tahun 2024 sebanyak 329.341 jiwa.[1] Kabupaten Dairi berbatasan langsung dengan Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Tenggara di Provinsi Aceh.
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif

Pada Masa Agresi 1 Berdasarkan surat Residen Tapanuli Nomor 1256 tanggal 12 September 1947, maka ditetapkanlah Hatian Paulus Manurung sebagai Kepala Daerah Tk. II pertama di Kabupaten Dairi yang berkedudukan di Sidikalang, terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1947 (catatan: hari bersejarah ini berdasarkan kesepakatan pemerintah dan masyarakat kelak dikukuhkan sebagai hari jadi Kabupaten Dairi, melalui Keputusan DPRD Kab. Dati II Dairi Nomor 4/K-DPRD/1997 tanggal 26 April 1977). Paulus Manurung adalah seorang ahli hukum dari Kota Medan, Ketua Pengadilan Tebing Tinggi, pendidik, merupakan bupati pertama Kabupaten Dairi.
Pada Masa Sesudah Tahun 1960
Kabupaten Dairi didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1964 tentang Pembentukan Kabupaten Dairi, selanjutnya wilayahnya ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Wilayah Kecamatan di Kabupaten Dairi, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara. Penjabat bupati kepala daerah Dairi pertama ditetapkan Rambio Muda Aritonang yang bertugas mempersiapkan pembentukan DPRD Dairi serta pemilihan bupati definitif.
Pada kesempatan pertama bupati kepala daerah Dairi terpilih dengan suara terbanyak adalah Mayor Raja Nembah Maha pada tanggal 2 Mei 1964. Sejak tahun 1999 sampai dengan 2009 Kabupaten Dairi dipimpin oleh Bupati Dr. Master Parulian Tumanggor dan selanjutnya digantikan oleh wakilnya, Kanjeng Raden Adipati (KRA) Johnny Sitohang Adinegoro. Kanjeng Raden Adipati (KRA) Johnny Sitohang Adinegoro dan Irwansyah Pasi, S.H. menjadi bupati dan wakil bupati Dairi periode 2009-2014.
Remove ads
Geografi
Batas wilayah
Utara | Kabupaten Karo |
Timur | Kabupaten Samosir dan Danau Toba |
Selatan | Kabupaten Pakpak Bharat |
Barat | Kabupaten Aceh Tenggara dan Kota Subulussalam (Provinsi Aceh) |
Pemerintahan
Ringkasan
Perspektif
Bupati dan wakil bupati

Bupati Dairi adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Dairi. Bupati Dairi bertanggung jawab kepada Gubernur Sumatera Utara. Saat ini, bupati yang menjabat di Kabupaten Dairi adalah Vickner Sinaga dengan wakil bupati Wahyu Daniel Sagala.
Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Dairi 2018. Eddy Berutu merupakan bupati Dairi ke-20 setelah kabupaten ini didirikan. Sementara Jimmy Sihombing menjadi wakil bupati Dairi diusia yang masih muda, dilantik ketika ia masih berusia 27 tahun. Mereka dilantik oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara Edy Rahmayadi, pada 24 April 2019 di Kota Medan.[9]
Dewan perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Dairi dalam tiga periode terakhir.
Kecamatan


Wilayah Kabupaten Dairi terbagi menjadi 15 kecamatan.[12] Nama-nama kecamatannya yaitu:[13]
Remove ads
Demografi
Ringkasan
Perspektif
Suku bangsa dan bahasa

Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Dairi adalah suku Batak Pakpak. Dan suku lain umumnya adalah suku Batak Toba, Batak Karo, dan pendatang dari daerah lain seperti suku Jawa, Tionghoa, Aceh, Minangkabau dan lainnya. Bahasa yang digunakan selain bahasa nasional bahasa Indonesia adalah bahasa Batak Toba, Batak Pakpak, dan Batak Karo.
Suku Batak Pakpak terbagi menjadi 5 suak berdasarkan wilayah persebarannya. Kelima puak tersebut adalah:[14]
- Suak Simsim. Mereka adalah orang Batak Pakpak yang menetap dan memiliki hak ulayat di daerah Simsim. Marga-marga yang termasuk ke golongan ini adalah marga Berutu, Sinamo, Padang, Solin, Banurea, Boangmanalu, Cibro, Sitakar, dan lain-lain. Dan kelompok ini menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Dairi.
- Suak Keppas. Mereka adalah orang Batak Pakpak yang tinggal dan memakai berdialek Keppas. Marga-marga yang masuk ke golongan ini adalah marga Ujung, Bintang, Bako, Maha, dan lain-lain. Wilayah kecamatan utamanya ada di Kecamatan Sidikalang, Kecamatan Silima Pungga Pungga, Kecamatan Tanah Pinem, dan Kecamatan Sitinjo.
- Suak Pegagan. Mereka adalah orang Batak dan memakai berdialek Pegagan. Marga-marga yang termasuk ke golongan ini adalah marga Matanari, Lingga, Manik, Maibang, Simatupang, Kaloko, Siketang, dan lain-lain. Mereka banyak bermukim di Kecamatan Sumbul Pegagan, Kecamatan Pegagan Hilir, Kecamatan Tanah Pinem, Kecamatan Gunung Sitember, Kecamatan Silahisabungan, dan Kecamatan Tigalingga di Kabupaten Dairi.
- Suak Kelasen. Mereka adalah orang Batak Pakpak yang bermukim di daerah Kalasan, yaitu di sekitar Kabupaten Humbang Hasundutan, khususnya Kecamatan Parlilitan, Kecamatan Pakkat, dan Kecamatan Tarabintang. Marga-marga yang masuk dalam golongan ini adalah marga Tumanggor, Tinambunan, Nahampun, Pinayungan, Turutan, Maharaja, Meka, Berasa, dan lain-lain.
- Suak Boang. Mereka adalah orang Batak Pakpak yang menyebar di sekitar Kabupaten Aceh Singkil, dan sebagian di Kabupaten Dairi. Mereka menuturkan bahasa Batak Pakpak dengan dialek Boang. Marga-marga yang termasuk suak Boang adalah marga Sambo, Penarik, dan Saraan.
Agama

Pada tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Dairi sebanyak 318.616 jiwa. Berdasarkan agama yang dianut, mayoritas penduduk Kabupaten Dairi memeluk agama Kekristenan. Adapun persentasi penduduk Kabupaten Dairi menurut agama yang dianut adalah Kekristenan 84,09%, dimana Protestan 72,80% dan Katolik 11,29%. Sebagian lagi memeluk agama Islam 15,66%, kemudian Buddha 0,10%, Hindu 0,01% dan lainnya 0,14%.[2] Untuk rumah ibadah, terdapat 963 gereja Kristen Protestan, 147 gereja Kristen Katolik, 143 masjid, 1 wihara dan 1 pura.[2]
Remove ads
Kuliner
Salah satu produk kuliner paling terkenal dari Kabupaten Dairi adalah Kopi Sidikalang. Kopi Sidikalang sudah populer bagi pecinta kopi, baik masyarakat Indonesia bahkan dunia.[15] Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi 2021, luas perkebunan kopi di Kabupaten Dairi mencapai 13.190 hektar untuk tahun 2020. Penghasilan perkebunan kopi juga merupakan yang tertinggi dibanding perkebunan lainnya seperti karet, kakao, dan kelapa, dan tahun 2020 menghasil 10.188 ton.[2]
Remove ads
Pariwisata
Objek wisata

Beberapa wisata yang ada di Kabupaten Dairi, diantaranya;[16]
- Tugu Makam Raja Silahisabungan
- Panorama Puncak Sidiangkat
- Taman Wisata Iman Dairi
- Wisata Letter Z
- Aek Sipaulak Hosa
- Hutan Wisata Lae Pondom
- Pariwisata Pantai Silalahi: Rumah Tanggal, Tumaras, Sialaman
- Panorama Lae Nauli
- Air Terjun Lae Basbas
- Danau di atas Gunung Kempawa
- Panorama Gua Dalam/Panjang Kendet Liang
- Air Terjun Lae Pendaroh
- Benda Bersejarah Batu Aceh
- Bangunan Jerro Pakpak
- Panorama Kangkung
- Uruk Simbelin
- Mata Lae Bonian
- Panorama Silumboyah
- Bantun Kerbo
Remove ads
Referensi
Lihat pula
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads