Sinagoge Surabaya

Sinagoge Surabaya, yang secara resmi disebut Sinagoge Beth Shalom,^[1] adalah bekas jemaat dan sinagoge Yahudi yang terletak di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Secara umum, sinagoge ini disebut sebagai satu-satunya sinagoge di negara ini selama bertahun-tahun beroperasi, meskipun sejak saat itu Sha'ar Hashamayim telah dibuka di Sulawesi.

Sinagoge Surabaya
Bekas rumah dan sinagoge pada tahun 2007, sebelum dihancurkan
Wikipedia | Kode sumber | Tata penggunaan Koordinat: 7°15′59.87″S 112°44′57.26″ELihat peta diperbesar Wikipedia | Kode sumber | Tata penggunaan Koordinat: 7°15′59.87″S 112°44′57.26″ELihat peta diperkecil
Agama
Afiliasi	Yudaisme (sebelumnya)
Status organisasional	Sinagoge (1948–ca 2003)
Status	Dihancurkan
Lokasi
Lokasi	Jalan Kayoon 4–6, Surabaya, Jawa Timur
Negara	Indonesia
Lokasi sinagoge yang dihancurkan di Surabaya
Koordinat	7°16′00″S 112°44′57″E
Arsitektur
Tipe	Hunian pribadi
Gaya arsitektur	Gaya Hindia Lama
Didirikan	1923 (asebagai jemaat)
Rampung	1939 (sebagai rumah) 1948 (sebagai sinagoge)
Dibongkar	2013

Bangunan Sinagoge Surabaya adalah bekas rumah pribadi yang dibeli oleh jemaat Israelitische Gemeente Soerabaia pada tahun 1948. Karena berbagai peristiwa dunia dan politik Indonesia, sebagian besar jemaat beremigrasi dalam dekade setelah dibuka. Bangunan tersebut terus digunakan oleh komunitas kecil dan mulai rusak pada akhir abad ke-20; bangunan tersebut secara kontroversial dihancurkan pada tahun 2013 meskipun telah mendapat pengakuan sebagai bangunan bersejarah.

Status cagar budaya

Pada tahun 2009, bangunan ini sesungguhnya sudah terdaftar dalam registrasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya sebagai salah satu Bangunan Cagar Budaya (BCB) di Kota Surabaya dengan nomor 646/1654/436.6.14/2009. Ironisnya, sebelum secara resmi bangunan tersebut disahkan sebagai BCB oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK), pihak swasta telah meratakan bangunan tersebut dengan tanah, tanpa sisa sedikit pun. Peristiwa ini dianggap sebagai kelalaian pemerintah Surabaya dalam merawat cagar budayanya sendiri.^[2]

Penghancuran

Bangunan Sinagoge Surabaya sebelum dihancurkan.

Pada tahun 2013, terdapat unjuk rasa dari berbagai pihak di depan Sinagoge Surabaya sebagai bentuk protes atas serangan Israel terhadap Palestina. Mereka kemudian juga menyegel dan memberikan tekanan pada pemerintah Surabaya untuk tidak memberikan status bangunan cagar budaya terhadap sinagoge tersebut. Wali Kota Surabaya kala itu, Bambang Dwi Hartono, memberikan sinyal dukungan kepada berbagai pihak untuk menutup sinagoge.^[3] Karena selama bertahun-tahun tidak diberi kejelasan status oleh pemerintah, juru kunci sinagoge merobohkan bangunan tersebut dan menjual tanahnya kepada swasta.^[4][5] Jemaat Yahudi lain kemudian melaporkan tindakan juru kunci yang sewenang-wenang tersebut kapada Polda Surabaya.^[6] Saat ini hotel 17 lantai bernama Grand Dafam Signature,^[7] telah dibangun di bekas lahan sinagoge tersebut.^[8]

Lihat juga

• Israelitische Gemeente Soerabaia
• Sjarikat Poesaka Soerabaia