Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Stasiun Benteng
stasiun kereta api di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Stasiun Benteng (SBE, sebelumnya BET) adalah stasiun kereta api barang kelas I yang terletak di Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur; termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya pada ketinggian +4 meter. Letak stasiun ini bersebelahan dengan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V.
Stasiun ini tidak melayani angkutan penumpang, tetapi hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan ketel dari tempat pengisian bahan bakar minyak (BBM) High Speed Diesel (HSD) di kawasan pelabuhan, serta melayani pengiriman BBM ke Malang dan Madiun. Jalur di sebelah barat stasiun akan membelok ke utara serta berakhir di Depo BBM Pertamina Bandaran dan kereta api angkutan peti kemas menuju Kampung Bandan melalui Surabaya Pasarturi di jalur utara Pulau Jawa.
- Stasiun Benteng dari kejauhan
Papan nama stasiun pada bangunan utama stasiun bertuliskan Benteng (nama stasiun yang sesungguhnya), sedangkan pada papan nama yang dipasang di sisi Jalan Hang Tuah (barat stasiun) bertuliskan Beteng. Sebenarnya dibagian Sepur badug ada wesel untuk 2 jalur lagi tetapi 2 jalur tersebut sudah tidak dipakai, tidak diketahui untuk apa ke-2 jalur itu karna samar samar menuju tempat Kontainer Stasiun Benteng
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif

Nama "Benteng" berasal dari sebuah benteng yang diyakini terletak di tempat stasiun ini berada, yaitu Benteng Prins Hendrik. Nama lama stasiun ini pun bernama Station Soerabaja-Fort Prins Hendrik.[3] Nama "Prins Hendrik" saat itu digunakan sebagai pembeda dengan nama stasiun kereta api lainnya di Surabaya, seperti Stasiun Surabaya Kota, Stasiun Surabaya Pasarturi, dan lain-lain. Dahulu, benteng yang telah berdiri sejak 1837 ini berfungsi sebagai alat pertahanan dan keamanan di Hindia Belanda. Saat ini, jejak benteng tersebut sudah tidak ada, dan berganti dengan kawasan pergudangan swasta.[4][5] Kini, daerah bekas benteng tersebut menjadi Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V.
Tahun 1889 bekas benteng tersebut terintegrasi dengan perhentian milik Oost-Java Stoomtram Maatschappij—sebagai bagian dari proyek pembangunan Trem Kota Surabaya.[6] Meski sudah membangun jalur kereta api menuju Pelabuhan Kalimas pada 1 Januari 1886, Staatsspoorwegen (SS) ikut serta dalam pengembangan kawasan Fort Prins Hendrik sebagai kawasan pertahanan dan pelabuhan, sehingga SS juga membuka rute ke jalur tersebut. SS membuka jalur ini pada 1 Jui 1901.[7]
Namun, dalam perkembangannya, Madoera Stoomtram Maatschappij (Madoera Tram/MT), juga ikut mengembangkan kawasan bekas Fort Prins Hendrik. Dalam Soerabaiasch Handelsblad tanggal 29 Juli 1901, MT diizinkan untuk membangun emplasemen untuk menyimpan gerbong barang, di area bekas benteng Prins Hendrik.[8] Bahkan, ketika ingin memperluas area pergudangannya, MT sudah mengajukan izin kepada Departemen Badan Usaha Milik Negara Hindia Belanda untuk memperluas area pergudangannya.[9]
Remove ads
Bangunan dan tata letak
Stasiun ini memiliki delapan jalur kereta api dengan jalur 3 merupakan sepur lurus. Bangunan stasiun ini masih mempertahankan ciri khas SS/DKA. Dahulu, stasiun ini (bersama Stasiun Kalimas) berfungsi sebagai stasiun barang tempat hasil bumi dan barang-barang tersebut dikirim maupun diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Perak maupun Pelabuhan Ujung. Selain itu, terdapat terusan rel ke utara menuju Pelabuhan Tanjung Perak dan Stasiun Kalimas, tetapi jalur tersebut kini dijadikan sebagai jalur menuju depot minyak Pertamina Bandaran.
Remove ads
Galeri
- Area Stasiun Benteng, 2025
Layanan kereta api
Remove ads
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads