Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Terminal Anjuk Ladang
terminal bus di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Terminal Anjuk Ladang adalah nama terminal bus tipe B yang terletak di ibukota Kabupaten Nganjuk. Asal nama terminal ini mengadopsi dari peninggalan bersejarah berupa Prasasti Anjuk Ladang. Terminal Anjuk Ladang dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur melalui UPT PPP LLAJ Kediri, dikhususkan pada area bus antarkota. Tepat di sebelahnya, terdapat Terminal Tipe C Nganjuk yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Nganjuk, berfungsi sebagai terminal angkutan umum non bus seperti mobil penumpang umum (MPU) dan angkutan perintis.
Pada tahun 1980-an, Terminal Nganjuk masih berlokasi di Jl. PB Sudirman, berdekatan dengan fasilitas umum seperti Stasiun Nganjuk dan Pasar Mangundikaran. Seiring dengan berjalannya waktu dan terbatasnya daya tampung penumpang, seluruh aktivitas di terminal lama mulai dipindahkan ke terminal baru yang berlokasi di pinggiran kota sisi barat pada Jl. Gatot Subroto, Ringinanom. Selain itu terdapat pula kebijakan bahwa bus antarkota dari/ke perkotaan Nganjuk harus melewati jalan lingkar (ringroad) dan tidak boleh melintasi jalan arteri dalam kota. Maka pemindahan terminal adalah solusi terbaik yang dipilih pemerintah daerah pada saat itu.[2]
Remove ads
Bus antarkota
Ringkasan
Perspektif

Menjadi titik singgahan dari bus antarkota dari Surabaya dan Madiun, Terminal Anjuk Ladang beroperasi 24 jam per hari. Berbagai bus antarkota dari berbagai jalur trayek (AKDP/AKAP) dengan kelas layanan ekonomi dan non ekonomi tersedia dari terminal ini. Terminal ini juga menjadi titik transit penting bagi penumpang yang akan bepergian ke daerah-daerah terdekat di sekitar Kabupaten Nganjuk seperti Kediri, Blitar dan Bojonegoro. Operator bus antarkota yang melintasi Terminal Anjuk Ladang diantaranya sebagai berikut.
1. PO Semi: Nganjuk–Kediri 2. PO Kawan Kita: Nganjuk–Kediri–Blitar 3. PO Sahara: Nganjuk–Kediri 4. PO Sang Engon/SE Putra: Nganjuk–Bojonegoro 5. PT Eka Mira Prima Sentosa: Surabaya–Yogyakarta 6. PT Selamat Sugeng Rahayu: Surabaya–Yogyakarta/Semarang/Wonogiri 7. PT Jaya Kuning Abadi: Surabaya–Ponorogo 8. PT Jaya Putih Reog: Surabaya–Ponorogo 9. PT Majoe Muda Mandiri: Surabaya–Ponorogo 10. PT Aneka Jaya Mukti: Surabaya–Pacitan 11. PT Restu Abadi: Ponorogo–Surabaya–Malang 12. PT Danaf Akas Asri: Ponorogo–Ambulu & Yogyakarta–Banyuwangi 13. PT Akas Mila Sejahtera: Yogyakarta–Banyuwangi 14. PT Bagong Dekaka Makmur: Ponorogo–Malang (Landungsari) 15. PT Harapan Jaya Prima 16. PT Rosalia Indah Transport 17. PT Gunung Harta Transport Solutions 18. PT Medali Mas Transportation 19. PT MTrans Transport 20. PT Karya Setiawan Ekatama 21. PT Trans Zentrum Madukismo 22. PT Putera Mulya Sejahtera 23. PT Rana Jaya 24. PT Kwantrans 25. PT Haryanto Motor Indonesia 26. PT Handoyo Group/Indo Trans/Laksmi Langgeng/Rhema Abadi 27. PT Eka Sari Lorena Transport 28. PT Antar Lintas Sumatera 29. PT Siliwangi Antar Nusa 30. PT Sumatera Raya Trans 31. PT Puspa Jaya Transport 32. PT Putra Remaja 33. PT Mertasari 34. dll. |
Remove ads
Angkutan umum pedesaan
Ringkasan
Perspektif
Mobil penumpang umum (MPU)

Sempat jadi transportasi andalan di era 1990-an ke bawah, nasib mobil penumpang umum (MPU) di Kabupaten Nganjuk kini antara hidup segan mati tak mau. Penambahan volume kendaraan pribadi membuat MPU tersisihkan, imbasnya jumlah terminal penumpang dan trayek angkutan pun terus kian menyusut.[3][4]
Hingga awal 2000-an, masih ada delapan jalur trayek yang beroperasi.[5] Namun hanya tersisa tiga jalur trayek yang sanggup bertahan sampai tahun 2023.[6] Populasi terbesarnya adalah MPU jenis L300 jurusan Nganjuk–Sawahan, yang masih rutin masuk dan antre parkir keberangkatan dari Terminal Tipe C Nganjuk. Sedangkan MPU jurusan Nganjuk–Wilangan dan Nganjuk–Kertosono kini nyaris tidak pernah terpantau masuk terminal karena nihilnya penumpang.[7]
Tahun 2022, Dishub Nganjuk mendapat PAD dari sektor terminal non bus (salah satunya Terminal Tipe C Nganjuk) total sebesar Rp20.320.000, mencapai 106,10 persen dari target awal sebesar Rp19.100.000. Jumlah tersebut masih lebih rendah dibandingkan PAD tahun 2021. Kondisi semakin banyaknya MPU yang gulung tikar membuat Dishub Nganjuk menurunkan besaran nilai retribusi pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang umum dari terminal non bus yang dikelola.[11]
Angkutan perintis

Usulan Dishub Nganjuk mengenai operasional dua rute baru angkutan perintis dengan anggaran tahun 2024 telah disetujui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kementerian Perhubungan.[12] Rute dan unit bus perintis siap beroperasi mulai awal Februari 2024, menghubungkan daerah 3TP (Tertinggal, Terluar, Terdepan, dan Perbatasan) di pelosok pedesaan dengan kawasan ibukota Kabupaten Nganjuk. Sebanyak tiga unit medium bus disediakan operator Perum DAMRI Cabang Surabaya, dimana dua unit sebagai unit operasional dan satu lainnya cadangan.[13]
Rute pertama mempunyai relasi perjalanan Terminal Tipe C Nganjuk–Pasar Munung Jatikalen PP, menjangkau kawasan utara Nganjuk yang sudah tidak terjamah angkutan umum MPU sejak lama. Jalur lintasan trayeknya via Pasar Kerep serta melintasi beberapa kecamatan seperti Rejoso, Gondang, Lengkong hingga Jatikalen (perbatasan Kabupaten Jombang). Rute ini mulai dibuka untuk umum sejak 22 Januari 2024. Dikarenakan jembatan di dekat Pasar Kerep belum dibangun, sementara waktu rute lintasan bus dialihkan melalui Bypass Begadung, Pasar Ngrengket dan Desa Ngangkatan.[14]
Rute kedua yang tengah dipersiapkan adalah Terminal Tipe C Nganjuk–Ngetos PP, melintasi kawasan selatan Nganjuk pada wilayah Kecamatan Loceret seperti Godean, Macanan, Air Terjun Roro Kuning, Bajulan hingga memasuki wilayah Kecamatan Ngetos di Desa Klodan. Kondisi ruas jalan di Klodan–Ngetos cenderung curam dan sempit, namun masih aman dilintasi medium bus.
Kehadiran bus perintis diharapkan dapat mendukung mobilitas warga lokal sekaligus mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Kabupaten Nganjuk. Saat ini Dishub Nganjuk juga tengah berupaya mengajukan tambahan rute trayek khusus berupa Angkutan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Rute yang diusulkan mengoneksikan Terminal Tipe C Nganjuk dengan beberapa destinasi pariwisata unggulan seperti Air Terjun Sedudo, Air Terjun Roro Kuning, Wisata Paralayang Rejoso dan Bendungan Semantok.[15]
Remove ads
Bus bandara
Tak mau sia-siakan peluang positif dari dibukanya bandara bertaraf internasional di Kediri Raya, Dishub Nganjuk turut mendorong para pemilik jasa angkutan untuk menyiapkan trayek angkutan pemadu moda dari Kabupaten Nganjuk. Trayek yang diusulkan adalah relasi perjalanan Terminal Anjuk Ladang–Bandara Dhoho Kediri PP.[16] Dua perusahaan otobus lokal asal Kediri Raya terpantau sudah mengantongi izin trayek bus bandara tersebut dari Dishub Jawa Timur, yaitu PT Harapan Jaya Prima dan PO Kawan Kita. Masing-masing akan menyediakan dua unit bus dengan layanan kelas non ekonomi.[17] Operasional bus bandara tersebut akan mulai diaktifkan pasca dibukanya bandara untuk umum dan mulai masuknya penerbangan komersial pada Februari 2024.[18]
Galeri
| |||||||||||||||
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads