Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Terminal Madyopuro
terminal bus di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Terminal Madyopuro merupakan nama sebuah prasarana umum berupa sub terminal atau terminal penumpang tipe C yang berada pada sisi timur perbatasan wilayah Kota Malang di Kelurahan Madyopuro dengan wilayah Kabupaten Malang di Kecamatan Pakis.[1][2] Sebelum terminal bus tipe A di Kota Malang diambilalih oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia pada tahun 2016, tata kelola terminal ini masih tergabung dalam UPTD Terminal Arjosari.[3][4] Sejak tahun 2019, tata kelola terminal ini berada dalam kewenangan Dinas Perhubungan Kota Malang dibawah UPTD Pengelolaan Prasarana Perhubungan Terminal Madyopuro.[5] Terminal ini (bersama APK Cemorokandang dan APK Sekarpuro) menjadi area parkir kendaraan (APK) sekaligus titik terminus dari moda angkutan umum non bus dalam trayek seperti angkutan kota dan angkutan pedesaan.[6]
Remove ads
Sejarah singkat
Ringkasan
Perspektif
Awal mula dibangunnya sub terminal di daerah Madyopuro tidak terlepas dari eksistensi pasar tradisional di pinggiran ujung timur Kota Malang ini. Sejak tahun 1974, badan jalan di pertigaan Jalan Ki Ageng Gribig Madyopuro menjadi titik lokasi pasar tumpah yang ramai. Selain itu, dikarenakan belum tersedianya area parkir yang memadai membuat banyaknya angkutan umum yang menjadikan badan jalan sebagai pangkalan. Hal tersebut sering kali membuat jalan raya penghubung kota dengan Pakis dan/atau Tumpang selalu mengalami kemacetan yang parah, terutama di jam berangkat atau pulang kerja.[7][8]
Akhirnya Pemerintah Kota Malang dibawah pemerintahan Drs. Peni Suparto M.AP mulai mengatasi berbagai permasalahan tersebut dengan mulai membangun fasilitas umum berupa pasar rakyat dan sub terminal di kawasan ini pada tahun 2004. Kedua fasilitas umum tersebut dibangun pada lahan tanah dalam satu kompleks yang sama. Pembangunan fasilitas umum tersebut diharapkan mampu mengakomodir pedagang dan pengemudi angkutan umum saat itu. Secara bertahap para pedagang mulai direlokasi ke pasar baru, sehingga perlahan aktivitas jual-beli di lokasi ini menjadi ramai. Kondisi tersebut akhirnya mempengaruhi para pengemudi angkutan umum mulai menjadikan terminal ini sebagai pangkalan atau tempat parkir.[7][8]
Terminal Madyopuro pernah menjadi satu-satunya terminal penumpang di kawasan Kecamatan Kedung Kandang, sebelum akhirnya Terminal Hamid Rusdi (utara APK Tlogowaru saat ini) difungsikan sejak tahun 2009.[9] Awal tahun 2011, sempat muncul beberapa isu yang menyebutkan bahwa seluruh aktivitas terminal ini akan dipindahkan ke Dusun Temboro (Cemorokandang), namun tidak pernah ada tanggapan lebih lanjut dari dinas terkait isu tersebut hingga kini.[10] Sejak Juli 2021 hingga awal Januari 2022, area dalam terminal ini dialihfungsikan sebagai lokasi relokasi untuk lapak sementara bagi 269 pedagang dari Pasar Madyopuro.[11][12] Hal ini dikarenakan pasar tersebut direvitalisasi oleh pemerintah setempat melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang.[13]
Remove ads
Kondisi umum
Ringkasan
Perspektif
Lingkungan sekitar
Kompleks bangunan Terminal Madyopuro ini berdiri pada lahan tanah di depan kawasan perdagangan dan jasa Pasar Madyopuro dengan luas total 12.920 m2. Sekitar 53,07 % dari luasan tersebut difungsikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH).[14] Selain itu, terminal ini mempunyai tata letak strategis karena berada di sub pusat pengembangan wilayah sisi timur kota, yang memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi. Berbagai tata guna lahan di sekitar terminal ini meliputi kawasan permukiman penduduk, kawasan rekreasi Velodrome Circuit Malang, kawasan pendidikan (SMK Negeri 6 Malang, STIBA Malang, Universitas Wisnuwardhana dan kampus II Universitas Negeri Malang), serta berbagai perkantoran milik unit pelaksana teknis (UPT) dinas instansi pemerintahan setempat.[15][16] Keberadaan berbagai kawasan tersebut berpotensi untuk berkembang pesat di masa depan setelah ruas Jalan Tol Pandaan–Malang–Kepanjen mulai beroperasi sejak tahun 2020.[17] Apalagi ruas tol tersebut mempunyai akses Gerbang Tol Malang yang terletak tepat di timur terminal ini.[18][19] Kawasan terminal ini sering dijadikan lokasi penyelenggaraan acara-acara tertentu, salah satunya seperti gelaran pameran dari para seniman dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari Malang Raya.[20]
Fasilitas
Remove ads
Jaringan trayek angkutan umum
Ringkasan
Perspektif
Moda angkutan umum yang beroperasi di Terminal Madyopuro hanya mobil penumpang umum (MPU) non bus seperti angkutan kota dan angkutan pedesaan. Jenis kendaraan yang digunakan MPU pada seluruh trayek sebagian besar berupa Suzuki Carry. Sebagian kecil trayek ada yang menggunakan jenis kendaraan Toyota Kijang. Tahun 2010, terminal ini menjadi titik lintasan dari 217 unit angkutan kota, yang terbagi kedalam tiga trayek. Ketiga trayek tersebut menghubungkan terminal ini dengan beberapa titik di sisi barat Kota Malang, yang tersebar di Kecamatan Klojen, Sukun dan Lowokwaru.[21][22] Sedangkan jumlah angkutan pedesaan sebesar 93 unit yang terbagi kedalam lima trayek berbeda.[14][23][24] Angkutan pedesaan tersebut menghubungkan terminal ini dengan beberapa titik di sisi timur Kabupaten Malang, yang tersebar di Kecamatan Pakis, Tumpang, Jabung dan Singosari.[7][info 1]
Rencana pengembangan
Ringkasan
Perspektif
Penghargaan Terminal Sehat
Tahun 2020, Dinas Kesehatan berkerjasama dengan Dinas Perhubungan setempat untuk menerapkan program Upaya Kesehatan Kerja (UKK) untuk menciptakan lingkungan terminal yang sehat di Kota Malang. Program ini sebagai upaya agar setiap terminal bisa menerapkan protokol kesehatan dan menjamin kesehatan pada lima pilar seperti pengunjung, penumpang, pengemudi, pengelola dan pelaku usaha.[25] Terminal yang dijadikan sebagai rintisan adalah Terminal Madyopuro. Beberapa kontribusi yang dilakukan adalah memberikan fasilitas sanitasi kesehatan, mengoptimalkan fungsi fasilitas penunjang (ruang kesehatan dan laktasi), pembinaan serta pengawasan kebersihan dan kesehatan di lingkungan terminal.[26]
Setelah memenangkan lomba Terminal Sehat Tipe C tingkat regional, Terminal Madyopuro terus melaju masuk nominasi percontohan nasional Terminal Sehat di Indonesia.[27] Lomba tersebut digelar oleh Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 56 Tahun 2020 dengan tema “Satukan Tekad Menuju Indonesia Maju”. Setelah melewati beberapa kali tahapan penilaian, terminal ini akhirnya berhasil meraih Juara II Terminal Sehat Tipe C Tingkat Nasional.[28][29] Posisi terminal ini satu peringkat dibawah posisi Terminal Gunungpati sebagai Juara I dan diatas posisi Terminal Condongcatur sebagai Juara III.[30]
Proyek Terminal Wisata Madyopuro
Rencana Pemerintah Kota Malang untuk merombak Terminal Madyopuro menjadi Terminal Wisata akan mulai diwujudkan pada tahun 2023 mendatang, setelah merampungkan tahap perencanaan dan lelang. Proyek tersebut sebelumnya dicanangkan sejak rampungnya proyek Jalan Tol Malang–Pandaan (Mapan) pada tahun 2020.[31] Namun proyek tersebut sempat ditunda dikarenakan adanya pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 di kota ini.[32] Anggaran yang dialokasikan mencapai Rp4,5 Miliar, yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Malang tahun 2023.[33]
Konsep dan Detail Engineering Desain (DED) sudah dirancang sedemikian rupa dengan menggabungkan berbagai keterpaduan fungsi terminal ini sebagai terminal angkutan umum eksisting, tempat istirahat (rest area) wisatawan, halte bus Malang City Tour (Macito), sekaligus sebagai titik awal pemberangkatan Jeep Wisata tujuan pendakian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).[34][35] Sebagai tahap awal, terminal ini akan mulai direvitalisasi dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan fasilitas penunjang seperti toilet, musholla, ruang tunggu, area parkir kendaraan (APK), pujasera, pusat informasi wisatawan (tourist information), agen penyewaan Jeep, dsb.[36]
Bahkan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata setempat memberikan dukungan serta mewacanakan konsep becak wisata dengan pengemudi berseragam. Konsep tersebut nantinya akan dikolaborasikan dengan unit angkutan kota eksisting.[37] Konsep tersebut diharapkan dapat mengangkat potensi ekonomi masyarakat yang ada di sekitar terminal.[38][39]
Remove ads
Galeri
|
Referensi
Lihat pula
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads