Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Trans Semarang

layanan bus raya terpadu di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Trans Semarang
Remove ads

Trans Semarang (dikenal sebagai BRT Trans Semarang atau hanya BRT) adalah sebuah sistem bus raya terpadu di Kota Semarang dan sebagian Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Layanan ini bertujuan untuk mengurai kemacetan di Semarang dan untuk mengakomodasi para komuter ke pusat kota dan tujuan wisata di kota ini. Salah satu yang membedakan Trans Semarang dari layanan bus perkotaan lainnya adalah armada yang digunakan memiliki dek tinggi sehingga pengguna layanan menggunakan halte khusus (kecuali untuk layanan pengumpan). Saat ini Trans Semarang memiliki delapan koridor utama, satu koridor khusus dan empat koridor pengumpan.[2]

Fakta Singkat Didirikan, Kantor pusat ...

Layanan ini disediakan oleh Pemerintah Kota Semarang yang dikelola melalui Badan Layanan Umum – Unit Pelaksana Teknis Dinas (BLU UPTD) Trans Semarang (biasa disebut BLU Trans Semarang) yang berada di bawah Dinas Perhubungan Kota Semarang. Trans Semarang banyak digunakan oleh warga Kota Semarang dan sekitarnya dalam bepergian karena tarifnya yang relatif terjangkau, ketepatan waktu, serta armadanya yang berpendingin udara. Trans Semarang beroperasi (rata-rata) pukul 05.30—17.40 WIB (dihitung dari keberangkatan pertama dan keberangkatan terakhir dari setiap pool atau terminus), kecuali koridor layanan malam yang beroperasi pukul 17.30—23.00 WIB.[3]

Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Umum

Wacana pengoperasian Trans Semarang dipaparkan oleh Dinas Perhubungan Kota Semarang pada 22 Desember 2008, dengan pembentukan konsorsium dan uji coba koridor 1 pada tanggal 2 Mei 2009 bertepatan dengan hari jadi Kota Semarang yang ke-462. Pengoperasian penuh dimulai pada tanggal 18 September 2009 dengan dibentuknya konsorsium PT Trans Semarang (dari Perum DAMRI, PO Minas, dan PO Ratakencana) dan sistem sewa aset bus antara Pemerintah Kota Semarang dengan konsorsium.[4]

Terhitung mulai 1 Oktober 2010, Trans Semarang dikelola sebagai bagian dari BLU UPTD Terminal Mangkang hingga 25 Agustus 2016 dimana berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Terminal Mangkang yang merupakan terminal penumpang tipe A menjadi kewenangan Pemerintah Pusat sehingga pengelolaan Trans Semarang dilaksanakan oleh BLU BRT Kota Semarang hingga 3 Januari 2017 dengan penetapan BLU BRT Kota Semarang menjadi BLU UPTD Trans Semarang dengan keluarnya Peraturan Wali Kota nomor 116 tahun 2016 pada tanggal 16 Desember 2016.[5]

Dalam sejarah pengoperasiannya, pernah terjadi perubahan pada jam operasional (dari 06.00 hingga 21.00 WIB menjadi 05.30 hingga 17.40 WIB), tarif (dari awalnya tarif pelajar dikenakan Rp. 2.000,- hingga sekarang Rp. 1.000,-), serta diadakan jam layanan khusus pelajar, dimana bus tersebut dikhususkan bagi para pelajar di tingkat sekolah (baik dasar, menengah pertama dan menengah atas). Namun per 14 Juli 2017, fasilitas ini dihapus untuk optimalisasi layanan karena layanan khusus pelajar cenderung sepi.[6]

Koridor

Koridor 1 dilakukan uji coba mulai 2 Mei 2009 hingga 4 Mei 2009, serta pengoperasian penuh pada tanggal 18 September 2009 (setelah sebelumnya terjadi penundaan dari tanggal 20 Mei 2009 dikarenakan permasalahan STNK dan konsorsium) dengan trayek MangkangPenggaron. Menggunakan 20 armada bus berukuran besar, bus ini mengalami satu kali revitalisasi pada awal tahun 2017 dengan bus berukuran besar bantuan Kementerian Perhubungan anggaran 2016 (armada yang sama seperti Transjakarta). Armada ini dioperasikan oleh PT Sembilan Sembilan Cahaya.[7]

Koridor 2 diresmikan pada 1 Oktober 2012 oleh Plt Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi di Halaman Balai Kota Semarang. Koridor ini menggunakan bus berukuran medium untuk melayani penumpang dari Terminal Sisemut, Ungaran Barat sampai dengan Terminal Terboyo, Genuk.[info 1] Bus ini mengalami revitalisasi armada dua kali pada awal tahun 2018 dengan bus yang sama seperti koridor 6 serta 2019 dengan bus baru. Armada ini dioperasikan oleh PT Surya Setia Kusuma Semarang.[8]

Koridor 4 diresmikan terlebih dahulu pada tanggal 2 Desember 2013 dengan trayek Terminal Cangkiran hingga Halte Bandara dan memutar di Karangayu. Pada awal peluncuran, koridor ini menggunakan armada bus berukuran besar. Namun atas masukan dari berbagai pihak, armada koridor ini diubah menjadi bus berukuran medium. Koridor ini juga pada awal rencana hanya sampai Halte Bandara (jika tidak ada penumpang yang ingin menuju Halte Bandara maupun tidak ada laporan adanya penumpang di Halte Bandara, armada hanya memutar di Karangayu). Namun dengan berbagai pertimbangan, mulai 1 Agustus 2014 trayek koridor ini diperpanjang sampai Stasiun Semarang Tawang. Armada ini dioperasikan oleh PT Matra Semar dan telah mengalami revitalisasi, khususnya pada tahun 2020 dengan armada baru.[9]

Koridor 3 mulai beroperasi semenjak 1 November 2014 dan diresmikan penggunaannya oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pada tanggal 5 November 2014, mundur dari rencana awal pada bulan Oktober. Menggunakan bus berukuran medium seperti Koridor 2 dan 4, armada ini adalah armada kedua yang diberikan tambahan penunjuk rute berupa LED eksterior. Koridor ini melayani rute Pelabuhan Tanjung Emas menuju Elisabeth yang dibagi menjadi dua (3A dan 3B). Keunikan dari koridor ini sesampainya di Halte Elisabeth, bus langsung meneruskan perjalanannya hingga Pelabuhan Tanjung Emas, berbeda dengan layanan koridor lainnya dimana setelah mencapai titik terminus, bus akan istirahat dan melakukan pergantian kru, mengingat rute koridor 3 tergolong koridor dengan jarak menengah (dan terpendek sebelum koridor 7 dan layanan malam dioperasikan). Armada ini dioperasikan oleh PT Mekar Flamboyan Sendang Mulyo Jaya dan telah mengalami revitalisasi, khususnya pada tahun 2020 dengan armada baru.

Koridor 5 dan 6 diluncurkan pada tanggal 31 Maret 2017 di halaman Widya Puraya Kampus Tembalang Universitas Diponegoro. Kedua koridor ini menggunakan bus berukuran sedang, Dinas Perhubungan Kota Semarang menyediakan 14 armada bus dan 2 armada cadangan di masing-masing koridor. Koridor 5 merupakan koridor terpanjang pada saat diluncurkan, dengan trayek Victoria Residence hingga PRPP dan menggunakan armada bantuan Kementerian Perhubungan anggaran 2016 (armada yang sama seperti Trans Jogja). Sementara koridor 6 beroperasi dengan trayek Rumah Sakit Nasional Diponegoro hingga Fakultas Teknik UNNES melalui Elisabeth. Koridor 6 merupakan satu-satunya koridor Trans Semarang yang tidak melewati Halte Balaikota sebagai central hub-nya. Armada koridor 5 dioperasikan oleh PT Sembilan Sembilan Cahaya dan koridor 6 dioperasikan oleh PT Cakra Mega Transport.

Koridor 7 diluncurkan pada tanggal 24 Mei 2018 di Balai Kota Semarang. Koridor ini menggunakan bus berukuran sedang dan tipe dan warna yang seragam dari koridor 5 dan 6,[info 2] serta merupakan koridor loop kedua setelah Koridor 3 dengan memutar di Balaikota. Armada ini dioperasikan oleh PT Cakra Mega Transport.

Koridor 8 serta pengumpan (feeder) 1 dan 2 diluncurkan pada tanggal 6 Desember 2019 di Waduk Jatibarang, Kota Semarang. Koridor 8 menggunakan bus berukuran sedang dan seluruh armada pengumpan menggunakan armada mikrobus. Semua armada koridor 8 dan pengumpan menggunakan armada produksi karoseri Gunung Mas. Koridor 8 merupakan satu satunya koridor Trans Semarang yang tidak melewati Imam Bonjol (melainkan melewati jalan Indraprasta) dan satu dari dua koridor yang tidak melewati Balaikota pada arah menuju barat (dalam hal ini menuju Terminal Cangkiran) (selain koridor layanan malam). Armada koridor 8 dioperasikan oleh PT Mekar Flamboyan Sendang Mulyo Jaya, koridor pengumpan 1 dioperasikan oleh PT Matra Semar dan koridor pengumpan 2 dioperasikan oleh PT Parama Bhadra Perkasa.[10]

Koridor pengumpan 4 diluncurkan pada tanggal 19 Juni 2020 dengan pelaksanaan peresmian secara seremonial berskala kecil (soft launching) secara langsung di Terminal Gunungpati, Kota Semarang. Tidak ada acara pelaksanaan berskala besar seperti sebelumnya dikarenakan pandemi Covid-19 yang merebak di wilayah Indonesia. Armada koridor ini menggunakan armada produksi karoseri New Armada dan dioperasikan oleh PT Semarang Pesona Semesta. Koridor ini merupakan koridor dengan jumlah titik transit paling sedikit, dengan hanya empat halte transit yang melayani saat peresmian dan satu satunya koridor yang tidak melewati lampu lalu lintas.[11]

Uji coba armada lantai rendah

Pemerintah Kota Semarang melakukan uji coba bus lantai dan pintu rendah (low deck low entry) untuk Trans Semarang di Koridor 1 pada tanggal 11 November 2019 hingga 11 Desember 2019. Bus tersebut dilakukan uji coba guna memudahkan lansia dan difabel (dengan adanya ramp) serta dilengkapi sistem keamanan yang lebih canggih dari bus Trans Semarang sebelumnya. Peluncuran uji coba tersebut dilakukan bertepatan dengan upacara Hari Pahlawan di Balai Kota Semarang. Bus tersebut merupakan produksi karoseri Scania Sasis K250 UB–4X2 yang memiliki kapasitas untuk 41 tempat duduk, menghadap depan dengan konfigurasi kursi 2X2, kemudian 2 kursi lipat, 1 tempat kursi roda, 1 kursi untuk operator dan 25 pegangan untuk penumpang yang berdiri. Di dalam bus juga dilengkapi dengan 7 CCTV dan pengaman untuk kursi roda. Bus tersebut dipinjamkan selama sebulan sebelum akhirnya dioperasikan kembali oleh DAMRI untuk wilayah Kota Bandung pada 11 Maret 2020.[12]

Remove ads

Armada

Ringkasan
Perspektif

Setiap armada memiliki papan informasi (baik elektrik maupun papan manual), On Board Unit (OBU) yang memonitor keberadaan bus menggunakan GPS yang terintegrasi dengan aplikasi MitraDarat dan Trans Semarang, pendingin udara, serta hiburan berupa radio. Pintu pada armada koridor 1, 5 dan layanan malam (serta beberapa armada dari koridor 2 dan 4) menggunakan sistem pintu geser di sisi kiri (di armada koridor 1 terdapat pintu geser di sisi kanan) sementara koridor 2, 3, 4 dan 8 menggunakan sistem pintu lipat (kupu-kupu) di sisi kiri, serta memiliki bunyi indikasi pintu terbuka (hanya di beberapa armada). Semua pengaturan terdapat pada dasbor pramudi. Untuk mikrobus koridor pengumpan menggunakan pintu manual. Semua armada menggunakan bahan bakar diesel maupun Compressed Natural Gas (CNG/Bahan Bakar Gas) yang dapat diganti dalam perjalanan.

Armada saat ini

Berikut daftar armada yang saat ini sedang beroperasi. Semua garasi bus berlokasi di dalam Provinsi Jawa Tengah, yakni di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang.[13]

Informasi lebih lanjut Tabel Informasi Armada Bus Trans Semarang ...

Armada sebelumnya

Informasi lebih lanjut Tabel Informasi Armada Bus Trans Semarang ...
Remove ads

Koridor

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Peta jaringan dan konektivitas transportasi umum di Kota Semarang dan sekitarnya (akurat per bulan Mei 2025)

Saat ini, layanan Trans Semarang mengoperasikan 8 koridor utama, 1 koridor khusus dan 4 koridor pengumpan. Berikut merupakan daftar koridor beserta informasi terkait mengenainya:

Informasi lebih lanjut Jenis Koridor, No. Koridor ...

Halte

Ringkasan
Perspektif

Fasilitas halte

Thumb
Contoh halte berbentuk permanen di MAJT Jolotundo
Thumb
Contoh halte berbentuk rambu di Jatibarang

Trans Semarang menerapkan tiga jenis halte (terkadang masih disebut shelter), yaitu halte permanen, portabel, serta rambu. Untuk halte permanen, disediakan fasilitas berupa tempat duduk, jendela, tempat sampah dan biasanya terdapat ramp untuk membantu penyandang disabilitas. Untuk halte portabel, disediakan fasilitas yang sama dengan halte permanen namun tanpa ramp (kecuali beberapa) dan jendela (beberapa menyediakan tempat sampah namun di bawah halte, tidak untuk calon pengguna jasa) dan rambu hanya menyediakan lokasi dimana calon pengguna jasa dapat menaiki armada.[14]

Konstruksi dari semua halte didominasi oleh bahan aluminium, baja dan kaca (khusus halte permanen). Mayoritas halte permanen menyediakan ventilasi udara di jendelanya. Beberapa halte memiliki karakteristik sendiri khususnya halte permanen, seperti Halte RSUP Dr. Kariadi yang didominasi oleh warna warni (alih-alih hanya didominasi warna merah), serta halte transit utama yang menggunakan desain baru untuk memfokuskan unsur artistik, seperti Halte Simpang Lima dan Imam Bonjol.[15]

Halte transit

Thumb
Contoh halte transit di Simpang Lima

Halte transit adalah halte yang khusus diperuntukkan bagi para penumpang yang ingin berpindah koridor atau armada. Penumpang tidak perlu membayar lagi jika ingin berganti koridor atau armada. Halte transit ini menyediakan beberapa fitur lebih seperti petugas yang melayani halte transit, pintu keberangkatan lebih dari satu (khusus beberapa halte transit), pelayanan pembelian tiket dan pelayanan pembelian maupun isi ulang Kartu Uang Elektronik (KUE). Tabel dibawah ini menampilkan beberapa halte transit yang tersedia, tidak termasuk halte yang hanya melayani transit antara satu koridor utama dengan satu koridor pengumpan.

Informasi lebih lanjut Halte Transit, Koridor Utama ...

Halte transit pengumpan

Thumb
Contoh halte transit pengumpan di BSB City

Halte transit pengumpan adalah halte yang khusus diperuntukkan bagi para penumpang yang ingin berpindah dari koridor utama menuju koridor pengumpan (feeder) dan sebaliknya. Penumpang tidak perlu membayar lagi jika ingin berpindah dari koridor utama menuju koridor pengumpan (feeder) dan sebaliknya. Tabel dibawah ini menampilkan beberapa halte transit pengumpan yang tersedia.

Informasi lebih lanjut Halte Transit, Koridor Utama ...
Remove ads

Tiket dan tarif

Ringkasan
Perspektif

Tiket

Trans Semarang menerima transaksi tunai maupun nontunai dan mengkampanyekan transaksi nontunai (dalam hal ini melalui Kartu Uang Elektronik (KUE), LinkAja, OVO dan Gopay). Transaksi nontunai pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013 dengan pengoperasiannya pada tahun 2014,[16] dilanjutkan dengan ekspansi masif pada tahun 2017 (dengan pengenalan Kartu Semarang Hebat (E-Bima BTN, TapCash BNI dan Brizzi BRI) dan penerimaan transaksi menggunakan T-Cash),[17] dan kerjasama pada tahun 2018 dengan pengenalan transaksi menggunakan OVO, LinkAja (perubahan dari T-Cash) dan Gopay.[18]

Dibandingkan dengan integrasi serupa, sistem ini masih belum selengkap Transjakarta dan Metro Jabar Trans yang menerima Kartu Uang Elektronik (KUE) lainnya. Pengisian kartu dapat dilakukan di halte transit (khusus Kartu Semarang Hebat) serta merchant yang ditunjuk. Pengguna melakukan pembayaran dengan mesin yang dibawa atau disediakan petugas (baik di dalam armada maupun di halte) yang berlaku untuk transaksi tunai maupun nontunai. Berikut daftar Kartu Uang Elektronik (KUE) yang dapat digunakan oleh pengguna untuk bertransaksi.

Pengguna yang telah melakukan pembayaran akan mendapatkan bukti transaksi berupa kertas struk yang dapat digunakan sebagai bukti transit apabila pengguna ingin berganti koridor atau armada tanpa harus membayar kembali di beberapa halte transit.

Tarif

Tarif yang diberlakukan oleh Trans Semarang saat ini masih menerapkan Peraturan Wali Kota Semarang Nomor 54 Tahun 2019 tentang Tarif Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang.[19]

Informasi lebih lanjut Tarif, Kelompok ...
Remove ads

Permasalahan

Ringkasan
Perspektif

Awal pengoperasian

Uji coba pengoperasian Trans Semarang sempat menuai perhatian dikarenakan tidak adanya kesiapan dalam peluncuran uji coba meliputi ketidaksiapan infrastruktur pendukung (marka jalan, mesin penjual tiket dan pemasangan rambu).[20] Setelah peresmian uji coba, sempat terjadi unjuk rasa dari pengemudi angkutan kota dikarenakan trayek belum ditata sehingga terjadi kekhawatiran operasional angkutan kota.[21] Selain itu, hanya 10 armada yang beroperasi (dari 20 armada yang tersedia) dikarenakan biaya operasional dan permasalahan STNK sehingga pengoperasian penuh ditunda dari 20 Mei 2009 menjadi 18 September 2009.[22]

Aksesibilitas bagi disabilitas

Meskipun armada Trans Semarang telah didesain untuk menerima para penyandang disabilitas, namun untuk haltenya sendiri masih ada yang hanya menggunakan tangga untuk naik ke halte, maupun sisi difabel dan sisi tangga yang berlawanan arah. Menurut pengamatan salah satu mahasiswa di beberapa titik, para penyandang disabilitas mengeluhkan belum adanya jalan untuk kursi roda sehingga mereka sulit untuk mengaksesnya. Jarak antara lantai trotoar dengan lantai halte masih cukup tinggi, serta jarak antar halte dengan bus masih menyulitkan para penyandang disabilitas.[23]

Kecepatan operasional

Kecepatan operasional Trans Semarang dibatasi 60 kilometer per jam di lintas kota dan 30 kilometer per jam di lintas nonkota. Meski begitu, banyak pengemudi Trans Semarang yang mengendarai armada Trans Semarang dengan kecepatan di atas batas operasional dan ugal-ugalan, sehingga tidak sedikit kasus kecelakaan karena hal ini.

Permasalahan dengan operator

Sejak bulan September 2021, layanan Feeder 1 Trans Semarang tidak dioperasikan dikarenakan "kendala teknis". Pada rentang tersebut didapatkan permasalahan antara operator, PT Matra Semar dengan BLU UPTD Trans Semarang yang berujung dengan pemutusan kontrak pada tanggal 30 September 2021.[24] Informasi berkaitan dengan ini muncul ketika PT Matra Semar mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Semarang pada 24 November 2021 setelah sebelumnya usaha mediasi tidak tercapai.[25]

Remove ads

Lihat pula

Remove ads

Catatan kaki

  1. Terminal Terboyo tidak lagi digunakan sebagai angkutan penumpang per 1 Januari 2018. Titik keberangkatan yang tertulis disini merupakan Halte Terboyo yang berada di dekat titik keberangkatan armada saat Terminal Terboyo masih beroperasi dan difungsikan mulai tanggal 1 April 2020. Sebelumnya titik keberangkatan dimulai pada garasi masing-masing koridor (Padi Raya untuk koridor 2 dan Pasar Banjardowo koridor 7)
  2. Mulai Januari 2020, armada koridor 7 menggunakan armada Nucleus seutuhnya dengan menukarkan armada Nucleus koridor 6 dengan armada Touristo koridor 7, berakibat kepada kacaunya jarak antarbus pada masa transisi
Remove ads

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads