Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Awang Ferdian Hidayat, S.E., M.M. (3 April 1975 – 5 September 2021 ) adalah seorang politikus asal Indonesia yang menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) pada dua periode dari tahun 2009 hingga 2014 dan tahun 2019 hingga 2020, serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada 2014 hingga 2018. Ia merupakan putra dari mantan Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak.
Awang Ferdian Hidayat | |
---|---|
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia | |
Masa jabatan 1 Oktober 2019 – 23 September 2020 | |
Daerah pemilihan | Kalimantan Timur |
Masa jabatan 1 Oktober 2009 – 30 September 2014 | |
Daerah pemilihan | Kalimantan Timur |
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | |
Masa jabatan 1 Oktober 2014 – 12 Februari 2018 | |
Pengganti Zuhdi Yahya | |
Daerah pemilihan | Kalimantan Timur |
Informasi pribadi | |
Lahir | Singosari, Malang | 3 April 1975
Meninggal | 5 September 2021 46) Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia | (umur
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (hingga 2018) |
Afiliasi politik lainnya | Independen |
Suami/istri | Rima Hartati |
Anak | 3 |
Orang tua | Awang Faroek Ishak (ayah) Ence Amelia Suharni (ibu) |
Alma mater | Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda STIE Artha Bodhi Iswara |
Profesi | Politikus |
Sunting kotak info • L • B |
Awang Ferdian Hidayat merupakan anak sulung dari tiga orang bersaudara, putra dari dari pasangan Awang Faroek Ishak dan Ence Amelia Suharni. Ia dilahirkan di Singosari, Malang pada 3 April 1975, ayahnya ketika itu baru saja menyelesaikan pendidikannya di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.[1] Ayahnya merupakan mantan Gubernur Kalimantan Timur selama dua periode pada 2008–2013 dan 2013–2018.
Ia menempuh pendidikan dasarnya di SD Muhammadiyah 1 Samarinda dari tahun 1982 hingga 1987. Kemudian ia bersekolah di SMP Negeri 1 Samarinda sampai tamat pada 1990. Ia menuntaskan pendidikan menengah atasnya di Malang, tepatnya di SMA Negeri 8 Malang pada tahun 1993.[2] Pendidikan strata 1 ia tempuh di Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda dari 1996 hingga 2000, ia mengambil jurusan manajemen dan setelah lulus mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi. Ia meraih gelar Magister Manajemen pada tahun 2012 dari STIE Artha Bodhi Iswara.[3]
Ferdian mulai terjun ke dunia politik pada tahun 2005, ia yang saat itu masih berusia 30 tahun ikut serta menjadi calon wali kota berpasangan dengan calon wakil wali kota Siti Muriah pada pilkada Samarinda 2005. Akan tetapi, ia gagal memenangkan pilkada tersebut.[4]
Pada perhelatan pemilihan umum legislatif 2009, Ferdian menjadi salah satu kandidat dari 31 calon anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari daerah pemilihan Kalimantan Timur.[5] Ia memperoleh suara terbanyak di daerah pemilihannya tersebut dengan perolehan 216.176 suara atau 16,8% suara.[6] Ia kemudian dilantik sebagai anggota DPD RI untuk periode 2009–2014 pada 1 Oktober 2009.
Ketika masih menjabat sebagai anggota DPD RI periode 2009–2014, Ferdian kembali bertarung dalam pemilihan kepala daerah. Ia mencalonkan diri sebagai calon Bupati Kutai Kartanegara pada pilkada 2010, ia berpasangan dengan calon wakil bupati Suko Buono. Pasangan Awang Ferdian Hidayat–Suko Buono diusung oleh 15 partai politik yang pada pemilu 2009 memperoleh total 30% suara.[7]
Ferdian kembali kalah dalam kontestasi pilkada kali ini, setelah Komisi Pemilihan Umum Kutai Kartanegara menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara di mana pasangan Rita Widyasari–Ghufron Yusuf menjadi pemenang pilkada Kutai Kartanegara 2010 dengan perolehan 153.602 suara atau 55,45% suara.[8] Sementara itu, Awang Ferdian–Suko Buono berada diurutan kedua dengan hanya memperoleh 47.683 suara atau 17,21% suara. Mereka hanya unggul di dua kecamatan saja, yakni di Muara Jawa dan Samboja.[9]
Ferdian menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk daerah pemilihan Kalimantan Timur pada pemilihan umum legislatif 2014. Kandidat nomor urut 3 ini mendapatkan suara sebanyak 51.052 suara.[10] PDIP hanya mendapatkan satu kursi DPR RI di dapil Kalimantan Timur pada pemilu 2014 ini, awalnya satu kursi tersebut diraih oleh Marten Apuy dengan perolehan suara 71.177 suara.[11] Akan tetapi, dikarenakan Marten terlibat kasus korupsi ia pun dicoret sebagai caleg terpilih dan gagal dilantik.[12] Ferdian yang berada di urutan kedua caleg PDIP dengan perolehan suara terbanyak di daerah pemilihan Kalimantan Timur akhirnya menggantikan Marten, ia dilantik sebagai anggota DPR RI untuk periode 2014–2019 pada 1 Oktober 2014.[13]
Selama menjabat di DPR, ia ditugaskan di Komisi VII yang pada saat itu ruang lingkup kerjanya meliputi bidang energi, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup.[14][15] Pada awal tahun 2018, Ferdian mengundurkan diri sebagai anggota DPR karena ia mencalonkan diri sebagai wakil gubernur pada pemilihan kepala daerah Kalimantan Timur 2018. Kursi yang ditinggalkannya di DPR kemudian diisi oleh Zuhdi Yahya.[10]
Pada tahun 2018, untuk ketiga kalinya Ferdian ikut serta pada sebuah pemilihan kepala daerah. Ia menjadi calon wakil gubernur pasangan dari Syaharie Jaang yang merupakan calon gubernur pada pemilihan kepala daerah Kalimantan Timur 2018. Pasangan Syaharie Jaang–Awang Ferdian Hidayat didukung oleh tiga partai politik di antaranya adalah Demokrat, PPP dan PKB.[16] Pencalonannya dalam pilkada tersebut menyebabkan dirinya dipecat dari PDIP, karena ia menjadi calon pilkada melalui partai lain.[17]
Berdasarkan rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara pilkada Kalimantan Timur 2018, pasangan Syaharie Jaang–Awang Ferdian Hidayat hanya berada diurutan ketiga suara terbanyak dari keempat pasangan calon yang ada. Mereka memperoleh 302.987 suara atau 22.73% suara,[18] unggul di tiga kabupaten yakni Kutai Barat, Mahakam Ulu dan Kutai Timur.[19]
Setelah dipecat PDIP dan gagal dalam pilkada Kaltim 2018, ia kemudian mencalonkan diri lagi sebagai anggota DPD RI untuk periode 2019–2024 dari dapil Kalimantan Timur dalam pemilihan umum 2019. Ia akhirnya terpilih dan mencetak rekor sebagai caleg DPD dapil Kalimantan Timur peraih suara tertinggi sepanjang masa dengan perolehan 345.682 suara, perolehannya ini mengungguli perolehan dirinya pada tahun 2009 dengan 216.176 suara dan perolehan dari Bambang Susilo pada pemilihan umum 2014 yang mendapatkan 271.685 suara.[20] Ferdian lalu dilantik pada 1 Oktober 2019.
Belum genap setahun menjabat di DPD, ia mengundurkan diri untuk dapat ikut serta dalam pilkada untuk yang keempat kalinya. Pada 6 September 2020, Ferdian mendaftar ke KPU Kutai Timur untuk mencalonkan diri sebagai calon Bupati Kutai Timur berpasangan dengan calon wakil bupati Uce Prasetyo dalam pilkada 2020, pasangan ini didukung oleh Partai Persatuan Pembangunan, yang merupakan partai dengan kursi terbanyak di DPRD Kutai Timur berdasarkan hasil pemilu 2019.[21] Pada 23 September, pasangan Awang Ferdian–Uce Prasetyo resmi ditetapkan sebagai salah satu dari tiga pasangan calon pilkada Kutai Timur 2020, keesokan harinya dilakukan pengundian nomor urut peserta, di mana Awang Ferdian–Uce Prasetyo mendapatkan nomor urut 2.[22] Pada 30 September 2020, keluar surat dari DPD RI yang meresmikan pengganti dari Awang Ferdian di DPD adalah Muhammad Idris S, yang merupakan peraih suara terbanyak kelima di dapil Kaltim pada pemilu DPD 2019.[23]
Pada pilkada Kutai Timur 2020, pasangan calon nomor urut 3 Ardiansyah Sulaiman–Kasmidi Bulang menjadi pemenangnya setelah memperoleh suara terbanyak yaitu 71.797 suara atau 47,19% suara. Kemudian diikuti oleh pasangan nomor urut 1, Mahyunadi–Lulu Kinsu yang mendapatkan 55.050 suara atau 36,18% suara, sementara Awang Ferdian Hidayat–Uce Prasetyo berada diurutan paling buncit dengan hanya mampu meraup suara sejumlah 25.289 suara atau 16,62% suara.[24]
Sejak akhir Juni 2021, Ferdian aktif mengunggah video musik di saluran YouTube miliknya, yang menampilkan dirinya menyanyikan berbagai jenis lagu, mulai dari lagu daerah, lagu dari penyanyi luar negeri dan dalam negeri, hingga lagu nasional. Total 20 video daur ulang (cover) musik telah ia unggah di saluran YouTube-nya per 2 September 2021, di mana salurannya tersebut memiliki sekitar 7000–an pelanggan dan semua videonya telah ditonton sebanyak 3 juta kali.[4][25][26] Video musiknya yang berjudul "INDONESIA PUSAKA By Awang Ferdian Hidayat dan Keluarga," menjadi video di salurannya yang paling banyak ditonton, setidaknya telah ditonton oleh 1,1 juta penonton.[27]
Awang Ferdian Hidayat menikah dengan seorang wanita bernama Rima Hartati, mereka berdua dikaruniai 2 putra dan 1 putri. Istrinya merupakan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur periode 2019–2014 dari fraksi PPP.[28]
Awang Ferdian Hidayat meninggal dunia pada 5 September 2021 di rumahnya yang berada di Kota Samarinda pada usia 46 tahun, ia meninggal karena serangan jantung.[29] Ia dimakamkan di pemakaman keluarga yang berada di Sukarame, Tenggarong, Kutai Kartanegara pada 6 September 2021. Menurut adiknya, selama ini Ferdian mengunakan alat pacu jantung yang sangat berguna apabila terjadi serangan jantung. Akan tetapi, sudah satu setengah tahun ini Ferdian tidak ke Jakarta untuk mengisi daya alat tersebut, ada kemungkinan alat itu sudah tidak lagi berfungsi dengan baik.[30]
Pemilu | Lembaga legislatif | Dapil | Perolehan suara | Hasil |
---|---|---|---|---|
2009 | Dewan Perwakilan Daerah | Kalimantan Timur | 216.176[31] | Terpilih |
2019 | Dewan Perwakilan Daerah | Kalimantan Timur | 345.682[32][33] | Terpilih |
Pemilu | Lembaga legislatif | Dapil | Partai | Perolehan suara | Hasil | |
---|---|---|---|---|---|---|
2014 | Dewan Perwakilan Rakyat | Kalimantan Timur | PDI-P | 51.052[10] | Terpilih |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.