Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Ficus
genus tumbuh-tumbuhan Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Ficus (/ˈfɪkʊs/[2]) adalah genus tumbuh-tumbuhan yang secara alamiah tumbuh di daerah tropis dengan sejumlah spesies hidup di zona ugahari. Terdiri dari sekitar 850 spesies, jenis-jenis Ficus ini dapat berupa pohon kayu, semak, tumbuhan menjalar dan epifit serta hemi-epifit dalam familia Moraceae. Secara umum jenis-jenisnya dikenal sebagai ara, pohon ara atau kayu ara (Mink. kayu aro; Sd. ki ara; bahasa Inggris: fig trees atau figs). Pohon tin (Common Fig; Ficus carica) adalah spesies yang banyak ditemukan di daerah Asia Barat Daya, Timur Tengah dan sekitar Laut Tengah (dari Afganistan sampai Portugal), dan dibudidayakan sejak zaman purba karena buahnya. Buah yang dihasilkan kebanyakan spesies dapat dimakan, meskipun hanya mempunyai nilai ekonomi lokal. Namun, buah-buah ini umumnya merupakan sumber makanan yang penting bagi banyak hewan liar. Pohon-pohon ara juga berperan penting dalam kebudayaan baik karena nilai religinya, seperti halnya pohon beringin (F. benjamina) dan pohon bodhi (F. religiosa), maupun karena banyak kegunaan praktis yang dihasilkannya.
Remove ads
Deskripsi
Ringkasan
Perspektif
Ara (Ficus) kebanyakan berupa tumbuhan tropis yang hijau sepanjang tahun dan menghuni berbagai relung ekologi, namun beberapa spesies yang menggugurkan daun tumbuh terbatas di daerah di luar wilayah tropis dan di dataran tinggi.[3] Jenis-jenis ara dikenali dari perbungaannya yang unik dan pola penyerbukannya (pollination syndrome) yang khas, yang melibatkan sejenis tawon dari familia Agaonidae untuk menyerbuki bunga-bunganya yang tertutup.
Identifikasi jenis dari banyak spesiesnya agak sukar dilakukan, akan tetapi sebagai suatu kelompok, ara relatif mudah terbedakan dari jenis-jenis tumbuhan lainnya.[4] Banyak di antaranya yang memiliki akar gantung atau akar udara, bentuk perawakan yang khas; serta bentuk buah yang unik, yang membedakan kelompok ini dari tetumbuhan yang lain. Buah ara sebetulnya adalah karangan bunga tertutup yang dikenal sebagai bunga periuk (syconium); disebut demikian karena bentuknya menyerupai periuk tertutup atau hampir tertutup, di mana pada dinding dalamnya berjejal-jejal kuntum-kuntum bunga ara yang berukuran amat kecil. Kelak, jika bunga-bunga ini telah berkembang menjadi buah, dengan ukuran yang sama kecilnya, barulah tepat dapat disebut sebagai buah, meskipun juga hanya buah semu.
Ciri-ciri vegetatif ara yang cukup khas, di antaranya, adalah adanya getah (lateks) putih hingga kekuningan, beberapa jenisnya dengan jumlah yang melimpah, yang keluar apabila bagian-bagian tumbuhan ara ini dilukai. Kuncup daunnya di ujung ranting terlindungi oleh sepasang daun penumpu yang lekas rontok, meninggalkan bekas berupa cincin di buku-buku rantingnya. Serta, tulang daun lateral yang pertama cenderung lurus dan menyudut terhadap ibu tulang daun di bagian pangkal daun; membentuk pola tiga-cabang (tri-veined) yang khas. Getah putih dan sepasang daun penumpu yang meninggalkan bekas cincin juga merupakan ciri suku Moraceae.
Remove ads
Ekologi dan kegunaan
Ringkasan
Perspektif


Buah ara merupakan sumber makanan penting bagi sejumlah hewan pemakan buah (frugivora), termasuk kelelawar buah (Megabat; fruit bats), monyet kapusin, monyet langur (Colobinae) dan lain-lain. Dengan demikian pohon-pohon ara merupakan spesies kunci (keystone species) di banyak ekosistem hutan hujan tropika. Terlebih lagi sangat penting untuk berjenis-jenis burung, seperti takur (Megalaimidae), punai, rangkong, perkici (Cyclopsittacini) dan merbah yang hampir sepenuhnya hidup dari buah ara pada musim buahnya. Sementara itu, banyak ulat berbagai jenis Lepidoptera yang makan daun-daun ara, misalnya beberapa spesies Euploea, Danaus chrysippus, Papilio cresphontes (kupu-kupu Giant Swallowtail), Badamia exclamationis, dan Chrysodeixis eriosoma, Choreutidae serta Copromorphidae. Larva sejenis kumbang tanduk Anoplophora chinensis, melubangi dan memakan kayu-kayuan, termasuk kayu pohon ara; kadang-kadang ia menjadi hama di perkebunan ara. Serupa dengannya, ngengat sejenis hama putih Bemisia tabaci acap didapati menjadi hama bagi ara hias yang ditanam dalam pot; hama ini kemudian tersebar ke pelbagai tempat bersama pengiriman tanaman hias ini.
Kayu pohon ara umumnya lunak dan getahnya digunakan untuk beberapa hal, termasuk untuk membuat tempat penyimpanan harta mumi di Mesir kuno. Beberapa jenis ara (terutama F. cotinifolia, F. insipida dan F. padifolia) digunakan secara tradisional di Amerika Tengah untuk membuat papel amate (Nahuatl: āmatl), yakni sejenis kertas lokal yang diproduksi sejak ratusan tahun yang silam. Mutuba (F. natalensis) digunakan untuk menghasilkan kain kulit kayu di Uganda. Pou, yang juga dikenal sebagai pohon bodhi (F. religiosa), bentuk daun-daunnya menginspirasi pola dekoratif kbach rachana di Kamboja. Sedangkan beringin india (F. benghalensis) dan rambung (F. elastica), sebagaimana juga beberapa jenis ara yang lain, digunakan dalam pengobatan herbal.

Di Indonesia, beberapa macam genus Ficus juga dipergunakan dan masuk ke dalam budaya Indonesia. Misalnya, beringin (Ficus benjamina) yang selalu ditanam dalam jumlah tertentu di alun-alun menurut tradisi Jawa. Tabat barito (Ficus deltoidea) diseduh seperti teh oleh masyarakat Gayo untuk afrodisiak. Begitu juga oleh masyarakat Sunda yang mempergunakan tumbuhan ini sebagai obat.[5] Uyah-uyahan (Ficus quercifolia) juga direbus dan air rebusannya diminum untuk mengobati kencing batu dan oleh masyarakat Bali Aga, tumbuhan ini dibalur bersamaan dengan garam untuk mengobati penyakit kulit. Ia juga dipakai untuk mengobati penyakit kembung.[6] Untuk mengobati teriris benda tajam, getah benying (Ficus fistulosa) dioles pada luka hingga kering 1-2 kali sehari. Sedangkan, di Sumba ara ditumbuk dan direbus untuk mengobati kecacingan.[7] Awar-awar (Ficus septica) digunakan pula oleh di Sumba untuk ibu yang baru saja melahirkan dan, di pihak lain, oleh masyarakat Tolaki digunakan untuk aborsi.[8]
Remove ads
Makna penting budaya dan agamawi
Ringkasan
Perspektif

Pohon-pohon ara sangat mepengaruhi kebudayaan melalui beberapa tradisi keagamaan. Antara lain yang sangat terkenal adalah "pohon bodhi" (Pipal, Bodhi, Bo, atau Po), yang merupakan spesies Ficus religiosa, ataupun pohon beringin india dari spesies Ficus benghalensis. Tumbuhan hidup tertua yang diketahui jelas tarikh penanamannya adalah sebatang pohon bodhi Ficus religiosa yang dikenal sebagai Sri Maha Bodhi, ditanam di sebuah kuil di Anuradhapura, Sri Lanka oleh raja Tissa pada tahun 288 SM.
Hindu/Buddha
Di Asia Timur, pohon ara dianggap penting dalam Buddhisme, Hinduisme, dan Jainisme. Menurut tradisi, Buddha dikatakan mendapatkan bodhi (pencerahan) ketika bermeditasi di bawah pohon bodhi (F. religiosa).[9] Spesies yang sama disebut sebagai Ashvattha, yaitu "pohon dunia" dalam Hinduisme. Plaksa Pra-sravana disebut sebagai pohon ara yang akar-akarnya menjadi sumber Sungai Saraswati; pohon ini sering dianggap sebagai F. religiosa walaupun mungkin lebih tepat sebagai F. infectoria.
Yahudi/Kristen
Pohon ara merupakan pohon ketiga yang disebutkan di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, setelah "pohon kehidupan" dan "pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat".[10] Adam dan Hawa menyemat daun pohon ara dan membuat cawat untuk menutupi tubuh mereka setelah mereka tahu, bahwa mereka telanjang.[9][11]
Buah ara juga termasuk daftar makanan yang ditemukan dalam Tanah Perjanjian menurut Taurat (Ulangan 8). Yesus Kristus mengutuk sebatang pohon ara karena tidak menghasilkan buah (Markus 11:12–14).
Islam
Pohon ara adalah salah satu dari dua yang disebutkan di dalam Quran, salah satu surah di dalam Quran diberi nama Surah At-Tin (سوره تین) yang bermakna "pohon ara (tin)" karena diawali dengan sumpah Allah "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun" (QS. 95:1). Buah ara juga disebutkan dalam hadits sebagai buah yang menurut Nabi Muhammad turun dari surga serta dapat mengobati wasir dan encok.[9][12]
Kebudayaan lain
Pohon ara dikeramatkan dalam budaya Siprus kuno di mana dijadikan lambang kesuburan.
Remove ads
Sistem reproduksi buah ara
Ringkasan
Perspektif


Banyak spesies ara ditanam untuk buahnya, meskipun hanya Ficus carica yang dibudidayakan secara luas untuk tujuan ini. Buah ara, penting untuk makanan dan obat tradisional, mengandung bahan laksatif, flavonoid, gula, vitamin A dan C, asam-asam dan enzim-enzim. Namun, buah ara juga dapat menyebabkan alergi kulit, dan getahnya dapat menimbulkan iritasi mata yang serius. Buah ara digolongkan sebagai "buah semu" atau "buah majemuk", di mana bunga dan biji tumbuh bersama membentuk satu massa tunggal. Genus Dorstenia, yang termasuk ke dalam famili Moraceae yang sama dengan pohon ara, mempunyai struktur bunga-bunga yang serupa dengan ara: kecil-kecil dan tertata dalam suatu dasar bunga (receptaculum), tetapi dasar bunga ini lebih kurang rata dan terbuka permukaannya.
Pengembangbiakan ara dapat dilakukan dengan melalui biji, setek, pencangkokan, atau sambung pucuk (grafting). Namun, sebagaimana halnya tanaman lain, pohon ara yang dibiakkan dari biji tidak selalu menghasilkan tanaman yang bersifat sama dengan induknya; dan karena itu teknik ini hanya dilakukan untuk tujuan pembiakan dan pemuliaan. Tergantung dari spesiesnya, setiap buah ara dapat mengandung sampai beberapa ratus bahkan beberapa ribu biji.[13]
Telah disebutkan di atas, bahwa 'buah' ara (syconium) sesungguhnya adalah bunga majemuk, di mana dasar bunga bersamanya menggulung membentuk semacam periuk (karenanya, dikenal juga sebagai bunga atau buah periuk) yang hampir tertutup sama sekali. Bunga-bunganya yang berukuran amat kecil terletak di bagian dalam, berjejal-jejal pada dinding periuk tersebut. Dengan demikian bunga-bunga ini tiada tampak dari luar, kecuali apabila bunga periuk itu dibelah. Bunga-bunga periuk ini kebanyakan bersifat hermafrodit, berisi baik bunga jantan, betina, dan bunga mandul yang membesar (gal). Di ujung bunga periuk itu terdapat sebuah lubang kecil, yang disebut ostiole, yang setengah tertutup oleh semacam sekat-sekat atau kelopak.
Sistem penyerbukan ara yang unik melibatkan tawon khusus yang berukuran kecil pula, yang dikenal sebagai tawon ara, anggota suku Agaonidae. Tawon-tawon ara betina masuk ke dalam bunga periuk melalui celah ostiole tadi, dalam rangka mencari bunga-bunga mandul sebagai tempatnya meletakkan telur. Dalam pada itu, bunga-bunga betina ara akan terserbuki oleh serbuk sari yang melekat pada tubuh tawon ara, terbawa dari bunga periuk tempat asal tawon ara. Tanpa adanya tawon ara yang masuk ke ruang dalam periuk ini, bunga-bunga betina yang ada takkan dapat menjadi buah. Sedemikian jauhnya hubungan ko-evolutif di antara kedua jenis makhluk hidup itu, sehingga bunga-bunga ara hanya dapat diserbuki oleh tawon ara, dan tawon ara hanya dapat hidup dan berbiak di dalam buah periuk ara. Diketahui pula bahwa masing-masing spesies ara bersimbiosis dengan jenis-jenis tawon ara yang khas; yang berlainan dari spesies ke spesies.
Semua pohon ara asli di benua Amerika bersifat hermafrodit, sebagaimana halnya beringin india (F. benghalensis), beringin (F. benjamina), rambung (F. elastica), bodhi (F. religiosa), dan lain-lain.[14] Sementara itu, tin (Ficus carica), tabat barito (F. deltoidea), serta beberapa jenis yang lain termasuk berumah dua (dioesis); yakni ada pohon yang menghasilkan bunga periuk hermafrodit, dan ada pula pohon yang melulu menghasilkan bunga periuk betina (berisi hanya bunga betina, yang nantinya berkembang menjadi buah). Tawon ara tumbuh dan berkembang di dalam bunga periuk hermafrodit; tetapi karena kedua macam bunga periuk itu tidak terbedakan bentuknya dari luar, tawon ara tetap mengunjungi dan menyerbuki keduanya.
Remove ads
Spesies pilihan
- Ficus alba Reinw. ex Bl. – kebak, renghas, atau seuhang
- Ficus altissima Bl. - jerakah, ara jelateh
- Ficus ampelas Burm.f. – pohon ampelas, rempelas, atau hampelas
- Ficus annulata Bl. - beringin pencekik
- Ficus asperiuscula Kunth & Bouche - amis mata gede
- Ficus aurantiaca Griff. - oyod santenan
- Ficus aurata Miq. - tempan
- Ficus benghalensis L. – beringin india
- Ficus benjamina L. – beringin
- Ficus binnendykii (Miq.) Miq. - ara akar
- Ficus callosa Willd. – pangsor atau ilat-ilatan
- Ficus carica – tin
- Ficus consaciata Bl. – pianggu antan
- Ficus deltoidea Jack – kicentong (Su.), leng (Gy.), salayar atau tabat barito (Ind.)
- Ficus disticha Bl. – cantigi areuy
- Ficus drupacea Thunb. - kowang
- Ficus elastica – rambung, karet merah, atau karet kebo
- Ficus fistulosa Reinw. - benying (Ind.), beunying (Su.), ai yumbul (Sum.)
- Ficus fulva Reinw. ex Bl. - hamerang minyak, kebeg lenga
- Ficus geocarpa Teijsm. & Binnend. - lola
- Ficus glandulifera (Miq.) Wall. ex. King - lubu, walili
- Ficus globosa Bl. - terep areuy
- Ficus glumosa (Miq.) Del. (=F. sonderi Miq.)
- Ficus godeffroyi (endemik Samoa, nama lokal: Mati.)
- Ficus grossularioides Burm.f. – seuhang
- Ficus hirta Vahl - gegedangan
- Ficus hispida L.f. - luwing (Jw.), bisoro (Ind.)
- Ficus involucrata Bl. - ki ara gede
- Ficus kerkhovenii – Johore Fig[15]
- Ficus kurzii King. - beringin kurung
- Ficus lacor - pohon kota Chongqing, Tiongkok
- Ficus lepicarpa Bl. - bolok (Kut.), buku-buku (Su.), iyubyub etem (Jw.), pohon putih susu (Ind.)
- Ficus lyrata – kimunding
- Ficus magnoliaefolia Bl. - truh, masalukow
- Ficus microcarpa L. - bonsai kimeng, preh, atau seprih
- Ficus microcarpa var. hillii – Hill's Fig
- Ficus microcarpa var. nitida – (kadang-kadang dianggap subspesies dari F. retusa atau jenis tersendiri)
- Ficus minahassae Miq. – longusei (Sulawesi)
- Ficus montana – uyah-uyahan (Ind.), uyah-uyah (Bl.), amis mata (Su.)
- Ficus obscura Bl. - ara sebereteh
- Ficus padana Burm.f. - hamerang putih
- Ficus parietalis Bl. - pelas kebo, seprah
- Ficus pubinervis Bl. - gambiran, ki ara pereng
- Ficus pumila – dolar rambat
- Ficus punctata Thunb. - ki batara
- Ficus quercifolia Roxb. - amis mata
- Ficus racemosa L. - loa, lo, elo; udumbara (bahasa Sanskerta), umbar (India)
- Ficus recurva Bl. - areuy konyal
- Ficus religiosa L. – bodhi
- Ficus retusa L. – ara jejawi
- Ficus ribes Reinw. – kopeng, walen, ampelas bawang
- Ficus rumphii Bl. – waringin jawa
- Ficus sagittata Vahl. – Laweyan atau beringin pemanjat
- Ficus septica – Awar-awar (Ind.), kalambaki, pidi rara (Sum.), libonu (Tl.)
- Ficus sinuata Thunb. – modang lalisiak
- Ficus stupenda Miq. – ki ara jingkang
- Ficus sundaica Bl. – Kiara beas, bunuk, bulu emprit
- Ficus superba Miq. – krasak, klebet
- Ficus superba var. henneana
- Ficus sycomorus – Sycamore Fig, Fig-mulberry
- Ficus tinctoria L.f. – Ara bereteh, bulu panggang
- Ficus uncinata Becc. – dali, endemik Kalimantan
- Ficus variegata Bl. - nyawai, gondang, atau kondang
- Ficus vasculosa Wall. ex. Miq. – datuan
- Ficus villosa Bl. – ara bulu
- Ficus virens W.Ait. – ara bunut
- Ficus virens var. glabella (Bl.) Corner – bunut, wunut, iprih, jerakah bulu
- Ficus xylophylla Wall. – kayu ara
Remove ads
Daftar pohon ara terkenal
- Ashvattha – Pohon dunia dalam agama Hindu, held to be a supernatural F. religiosa
- Bodhi tree – tergolong F. religiosa
- Charybdis Fig Tree of the Odyssey, presumably a F. carica
- Curtain Fig Tree – tergolong F. virens
- Ficus Ruminalis – tergolong F. carica
- Plaksa – another supernatural fig in Hinduism; usually identified as F. religiosa but probably F. infectoria
- Santa Barbara's Moreton Bay Fig Tree – a F. macrophylla
- Sri Maha Bodhi – another F. religiosa, planted in 288 BCE, the oldest human-planted tree on record
- The Great Banyan – tergolong F. benghalensis, a clonal colony and once the largest organism known
- Vidurashwatha – "Vidura's Sacred Fig tree", a village in India named after a famous F. religiosa that until recently stood there
- Wonderboom - Pohon ara terbesar, di Pretoria, Afrika Selatan
Remove ads
Lihat pula
- Abraham Mauricio Salazar, ahli seni papel amate terkenal
- Amphoe Pho Sai dan Amphoe Suan Phueng, distrik di Thailand yang dinamai menurut spesies Ficus
- Banyan
- Beringin
- Bodhi (pohon)
- Edred John Henry Corner
Referensi
Pustaka tambahan
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads
