Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Kecelakaan kereta api Nagreg 1919
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Kecelakaan kereta api Nagreg 1919 merupakan peristiwa kecelakaan kereta api pada 13 April 1919 pukul 20.15 malam di Ciherang, Nagreg, Bandung, Hindia Belanda. Kecelakaan ini melibatkan sebuah kereta api ekspres relasi Surabaya—Bandung yang menabrak longsoran di petak jalan antara Stasiun Lebakjero dan Nagreg, tepatnya di kilometer 196+400 atau sekitar dua kilometer dari Lebakjero, selatan Jembatan Citiis. Kecelakaan ini menyebabkan tujuh orang meninggal dunia dan jalur kereta api terputus.
Remove ads
Kronologi
Pada 13 April 1919, sebuah kereta api kelas campuran melintas dari arah Nagreg menuju Lebakjero, melintasi lokasi kecelakaan sebelum terjadinya longsoran. Kereta api tersebut berhenti di Lebakjero untuk menunggu bersilang dengan kereta api ekspres dari Surabaya menuju Bandung dari arah sebaliknya. Kereta api ekspres yang ditarik oleh dua lokomotif uap kemudian melintas di Lebakjero, kemudian menabrak material tanah longsor di kilometer 196+400 sekitar pukul 20.15 waktu lokal. Kejadian terjadi saat hujan lebat sehingga masinis kereta api ekspres "tidak dapat melihat apa-apa."[1][2]
Saat kecelakaan, lokomotif diawaki oleh empat orang awak. Akibat kecelakaan, tiga orang meninggal dunia, termasuk masinis yang bernama Vernier berusia 21 tahun. Sementara satu orang lain di lokomotif, seorang petugas pos bernama Brantz, mengalami patah tulang di lengan kiri.[1] Sebanyak tiga petugas di kereta pengangkut surat mengalami luka berat, sementara satu lainnya mengalami luka ringan.[2] Sebagian besar kereta anjlok dan rusak karena efek teleskopik,[1][2] dengan lokomotif paling depan hancur dan lokomotif kedua terlempar dari jalur.[3] Meskipun demikian, seluruh penumpang selamat.[2]
Remove ads
Evakuasi dan perbaikan jalur
Ringkasan
Perspektif
Akibat kecelakaan ini, jaringan telegraf ikut terputus sehingga informasi mengenai kecelakaan baru diterima oleh pihak Staatsspoorwegen di Bandung mendekati tengah malam. Dilansir dari wartawan kantor berita Aneta, kereta penolong baru diberangkatkan sekitar pukul 24.00 dan tiba di lokasi sekitar pukul 01.30 dinihari. Kereta penolong lainnya juga diberangkatkan dari Stasiun Cibatu. Penumpang kereta api ekspres selesai dievakuasi menuju kereta penolong pukul 02.30 dan tiba di Bandung pukul 04.30. Jenazah korban meninggal dunia dibawa menggunakan gerbong barang menuju Cibatu.[1] Surat-surat yang diangkut menggunakan kereta juga turut rusak. Sebagian surat telah dibawa ke Bandung, sementara sisanya diamankan oleh polisi dari Nagreg.[2]
Jalur kereta api Bandung—Yogyakarta terputus selama tujuh hari. Perjalanan kereta api ekspres Bandung—Surabaya tetap beroperasi, meskipun mengharuskan penumpang untuk berpindah kereta api di titik longsoran. Sementara itu, perjalanan kereta api ekspres menuju Garut dibatalkan karena rangkaiannya digunakan untuk rangkaian pengganti kereta api ekspres Surabaya.[1] Angkutan barang, binatang, dan kendaraan menggunakan kereta api dihentikan.[4]
Sebanyak kurang lebih 5.000 meter kubik material longsoran harus dipindahkan dari lokasi longsoran. Jalur kereta api baru beroperasi penuh pada malam hari antara tanggal 19 dan 20 April 1919.[5][6] Kerugian materil yang diakibatkan oleh bencana ini diperkirakan sebesar ƒ100.000.[7]
Remove ads
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads