Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Stasiun Cepu
stasiun kereta api di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Stasiun Cepu (CU) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Balun, Cepu, Blora, tepatnya di depan Lapangan Ronggolawe; terletak pada ketinggian +28 m. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api aktif paling timur di Jawa Tengah. Stasiun utama di Kabupaten Blora ini berada dalam pengelolaan Daerah Operasi IV Semarang dan KAI Commuter Wilayah VIII Surabaya.
Satu-satunya kereta api yang melintas langsung/tidak berhenti di stasiun ini adalah kereta api Argo Bromo Anggrek.
Ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Tobo, terdapat Stasiun Padangan yang dinonaktifkan karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Cepu.
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Generasi pertama

Pada 24 September 1896, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) mendapat konsesi izin pembangunan jalur kereta api baru yang menghubungkan Stasiun Gundih yang sudah ada sebelumnya dengan calon stasiun baru NIS di Surabaya (kini Stasiun Pasarturi).[3] Dengan terbitnya konsesi tersebut, maka NIS mulai membangun jalurnya dengan lebar sepur 1.067 mm. Karena adanya keterbatasan biaya, semua stasiun dan perhentian yang terletak di lintas tersebut sangat sederhana dan terbuat dari kayu, termasuk Stasiun Cepu. Stasiun ini diresmikan 1 Maret 1902, dan pada 1 Februari 1903, jalur kereta api Gundih–Surabaya telah selesai dibangun.[3]
Generasi kedua
Bangunan Stasiun Cepu kemudian diperbesar dengan mengganti kanopi kecil dengan kanopi pelana—serupa kanopi di Stasiun Lempuyangan, Stasiun Bojonegoro, dan Stasiun Surabaya Pasarturi—serta mengubah bangunan yang sebelumnya semipermanen menjadi permanen.[kapan?]
Berdasarkan foto Stasiun Cepu generasi dua yang terdapat dalam Buku Sejarah Kehutanan Indonesia II–III Periode Tahun 1942–1983, bentuk permanen stasiun ini kemungkinan memiliki kemiripan rupa dengan stasiun-stasiun NIS lainnya, seperti Stasiun Tuntang, Stasiun Telawa, dan Stasiun Bringin. Stasiun-stasiun tersebut memiliki satu pintu lengkung di depan teras dan masing-masing satu pintu lengkung di samping kiri dan kanan teras stasiun serta atap cungkup di atas teras. Namun, bangunan stasiun generasi kedua ini telah hancur dibakar pada masa Jepang dan digantikan dengan bangunan baru.[4]
Generasi ketiga
Pasca dihancurkan, sisa reruntuhan bangunan stasiun generasi kedua dibongkar dan dibangunlah bangunan stasiun generasi ketiga yang ada hingga saat ini. Namun, belum diketahui secara pasti kapan bangunan generasi ketiga ini dibangun.
Remove ads
Bangunan dan tata letak
Ringkasan
Perspektif

Stasiun Cepu memiliki tujuh jalur kereta api. Pada awalnya, hanya jalur 2 yang dijadikan sebagai sepur lurus. Setelah jalur ganda ruas Wadu–Tobo dioperasikan per akhir Maret 2014,[5][6] jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah Semarang, sedangkan jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah Surabaya. Selain itu, sistem persinyalan mengalami perubahan dari sistem mekanik menjadi sistem persinyalan elektrik buatan Len Industri. Stasiun ini juga memiliki depo lokomotif yang terhubung langsung dengan jalur 1 di sebelah barat.
Jalur 7 | ← | Sepur belok | → |
Jalur 6 | |||
Jalur 5 | Sepur belok untuk jalur parkir rangkaian kereta api | ||
Jalur 4 | |||
Peron pulau | |||
Jalur 3 | ← | Sepur lurus arah Surabaya Pasarturi | |
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah timur | |||
![]() | |||
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kiri | |||
Jalur 2 | Sepur lurus arah Semarang Tawang | → | |
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah barat | |||
![]() | |||
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kanan | |||
Jalur 1 | Jalur akses langsung dari dan ke depo lokomotif | ↔ | |
![]() |
→ | ||
↔ (Bojonegoro) | B Commuter Line Blorasura, dari dan tujuan Surabaya Pasarturi | ||
BL Blora Jaya, dari dan tujuan Semarang Poncol | ↔ (Wadu) | ||
Peron sisi | |||
G | Bangunan utama stasiun |
Ke arah timur dari jalur 1 stasiun ini, terdapat percabangan rel kereta api yang menuju ke Depot BBM Pertamina Cepu hingga berakhir di Rembang, tetapi jalur kereta api tersebut telah dinonaktifkan dan wesel yang menuju jalur cabang tersebut telah dicabut—dibangun oleh Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS)—untuk menghubungkan Stasiun Cepu NIS dengan Stasiun Cepu SJS yang dibuka pada 1 Februari 1903. Pada 1 Januari 1914 Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) membuka jalur cabang dengan wesel yang terletak di jalur pintas antara Stasiun Cepu SJS dengan Stasiun Cepu NIS. Jalur kereta api ini berakhir di Ngareng (sekarang menjadi kawasan PPSDM Cepu). Sebelum itu, terdapat wesel yang terhubung dengan jaringan lori kehutanan yang ditujukan untuk mengangkut kayu jati.[7]
Remove ads
Ciri khas
Stasiun ini memiliki ciri khas berupa bel bersuara dengan lagu instrumental "Gambang Semarang"—juga berlaku untuk sebagian besar stasiun di Daerah Operasi IV Semarang—untuk menandakan kedatangan kereta api.
Layanan kereta api
Ringkasan
Perspektif
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2025 revisi per 15 Juli 2025.[8]
Penumpang
Antarkota
Lokal
Barang
Remove ads
Galeri
- Stasiun Cepu (2008). Tampak Kereta api Mutiara Selatan yang sedang berhenti setelah dialihkan ke jalur utara akibat anjloknya kereta api ketel di Kertosono.
- Stasiun Cepu pada tahun 2020
- Kanopi dan peron baru Stasiun Cepu tahun 2021
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads