Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Jalur trem Mojokerto–Japanan–Porong
jalur kereta api di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Jalur trem Mojokerto–Japanan–Porong merupakan salah satu dari jalur trem nonaktif di Jawa Timur dengan panjang jalur 38 km, termasuk dalam Wilayah Aset VIII Surabaya. Jalur ini dibangun oleh perusahaan Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM) dan seluruhnya dibuka pada 1 November 1898. Jalur ini juga sepaket dengan jalur menuju Pandaan yang kemudian dipanjangkan lagi ke Bangil pada tanggal 18 September 1899.[1]
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Pada 1895, Modjokerto Stoomtram Maatschappij mengambil alih konsesi selama 99 tahun untuk jalur trem Kalianyar–Mojokerto, Melikan (Japanan)–Porong, dan Pandaan–Sengon dari J.F. Colinet.[2] Hal ini tertuang dalam Besluit Nomor 1 pada 31 Desember 1895. Pada 1 November 1898, jalur trem Porong–Mojokerto sepanjang 37,7 kilometer selesai dibangun.[2] Segmen antara Porong dan Gempol sepanjang 1,44 km digunakan bersama dengan Staatsspoorwegen.[2]
Pabrik Gula Japanan, Pabrik Gula Bangsal, dan Pabrik Gula Sedati dilayani oleh jalur ini. MSM memulai pembangunannya di sisi barat Stasiun Porong milik Staatsspoorwegen (SS) yang semula jalurnya terpisah dari jalur SS Surabaya–Pasuruan. Seiring waktu jalur itu dicabut dan disatukan dengan jalur SS di daerah Gempol untuk efisiensi pelayanan.
Sebagian jalur trem MSM ditutup karena telah dibongkar untuk keperluan perang, menyisakan lintas Mojokerto–Japanan dan Bangil–Pandaan. Riwayatnya juga pernah dicatat oleh Abdul Haris Nasution. Salah satu trem di jalur ini dihentikan perjalanannya pada tanggal 7 Februari 1949 oleh para gerilyawan. Saat dihentikan, para gerilyawan bertanya apakah ada orang Belanda di dalam rangkaian trem tersebut. Orang-orang Belanda tersebut akan ditawan jika kedapatan ada di dalam trem.[3]
Bahkan, setelah perang, Dinas Bangunan DKA sejak 1949-1950 juga terpaksa harus merenovasi jalur-jalurnya agar trem di jalur-jalur MSM ini dapat beroperasi kembali. Dalam sejarah kelam bangsa Indonesia, orang-orang yang tertuduh PKI pernah disiksa di jalur Bangil–Pandaan, di atas gerbong penolong NR 9 yang saat ini disimpan di Depo Lokomotif Bangil. Jasadnya dibuang di atas Kali Porong (terusan dari Kali Brantas).[4] Jalur ini tak lama kemudian ditutup pada tahun 1969 karena dianggap tidak cocok dengan rencana tata ruang Mojokerto serta sebagian besar dari jaringan jalur trem MSM yang tepat berada di sebelah bahu Jalan Nasional.
Remove ads
Jalur terhubung
Lintas aktif
Lintas nonaktif
Layanan trem
Saat ini, tidak ada layanan trem yang dijalankan di jalur ini.
Daftar stasiun
Ringkasan
Perspektif
Remove ads
Galeri
- Bekas abutmen jembatan KA di Kali Kembang.
- Peta lama era Hindia Belanda. Garis merah tebal menunjukkan jalur trem milik KSM (di wilayah Kediri dan Jombang) dan MS (di wilayah Malang), sementara jalur berwarna hijau merupakan jalur trem MSM (di wilayah Mojokerto-Pandaan). Sedangkan hitam merupakan jalur kereta api milik SS (kecuali garis hitam atas; Bojonegoro–Babat–Lamongan–Surabaya dan Sumari–Gresik adalah milik NIS).
- Bekas jembatan busur dekat dengan Halte Nglawang.
- Sisa jalur kereta api Mojokerto–Japanan selepas jembatan di sekitar Watukosek, Mojokerto.
- Salah satu sisa rel dari jalur kereta api Mojokerto–Japanan dekat jalur lengkung Stasiun Japanan.
- Foto udara kondisi perempatan Japanan pada masa Agresi Militer Belanda, tampak sebuah gerbong barang terpakir di rel lengkung Japanan.
- Foto udara kondisi perempatan Japanan, tampak emplasemen Stasiun Japanan yang berada di sisi jalan raya Surabaya-Malang.
- Foto udara daerah Gempol, tampak jalur kereta dari arah Stasiun Japanan menuju Halte Gempol menikung ke kanan.
Remove ads
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads