Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Kereta api Sembrani

layanan kereta api di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Kereta api Sembrani
Remove ads

Kereta api Sembrani merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan luxury yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia untuk melayani relasi Surabaya PasarturiGambir melalui lintas utara Jawa. Nama Sembrani berasal dari sosok kuda bersayap dimana hewan mitologi tersebut menjadi hewan tunggangan Batara Kresna yang saat ini bagian dari cerita rakyat Tanah Jawa.[2]

Fakta Singkat Informasi umum, Jenis layanan ...
Remove ads
Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Mutiara Utara

Mutiara merupakan layanan kereta api penumpang milik Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) yang pernah melayani rute Surabaya–Jakarta via Semarang. Kereta api ini diluncurkan pada 26 September 1971. Di awal era peluncurannya, menggunakan layanan KA kelas I yang hanya membawa kereta kelas satu dan kereta makan. Dalam iklan yang dimuat dalam Berita Buana edisi 25 September 1971, PNKA menawarkan fasilitas AC dan hiburan audio dan menggunakan kursi yang dapat direbahkan (reclining seat) dan pelayanan makan pagi, makan malam, dan makanan ringan.[3]

Belakangan, nama kereta api ini diubah menjadi Mutiara Utara karena munculnya kereta api Mutiara Selatan. Pertengahan era 1980-an, Mutiara Utara diubah menjadi kelas I dan II. Pada 9 Juni 1990, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) meresmikan kereta kelas eksekutif (saat itu merupakan kelas di atas kelas I eksisting), ditambahkan untuk KA Bima dan Mutiara Utara. Anwar Suprijadi, yang saat itu menjadi Direktur Operasional PJKA, menargetkan pendapatan sebesar Rp6 miliar dari penjualan tiket kelas eksekutif.[4]

Pada 11 Maret 1992, Perumka mengubah format kelas kereta api eksekutif, menjadi Eksekutif-A dan Eksekutif-B,[5] yang kelak disederhanakan menjadi "Eksekutif" saja. Mutiara Utara sempat dihilangkan sejenak saat Perumka meluncurkan Suryajaya pada 1994. Namun, Mutiara Utara dimunculkan kembali oleh Perumka. Tidak bertahan lama, layanan Mutiara Utara pun berakhir pada Oktober 1995 dan digantikan oleh Sembrani dengan kelas Eksekutif Satwa.

Sembrani

Thumb
Rangkaian kereta api Sembrani saat dilangsir di Stasiun Surabaya Pasarturi, 2020

Kereta api Sembrani dioperasikan pertama kali pada 16 Oktober 1995 oleh Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) sebagai pembaharuan dan pengembangan dari layanan kereta api Mutiara Utara yang telah beroperasi sebelumnya. Di awal-awal operasinya, Kepala Seksi Niaga Perumka Daerah Operasi VIII Surabaya menargetkan penumpang harian sebesar 4.000/hari. [6]

Pada dekade 2000-an, kereta api ini sempat dikenal buruk oleh masyarakat karena ketidaknyamanan kursi penumpang pada beberapa rangkaian kereta buatan 1950–1960-an. Untuk memperbaiki citra kereta api ini, satu rangkaian kereta api tersebut dilakukan penyehatan di Balai Yasa Manggarai yang mulai dioperasikan pada tahun 2010 dengan sebutan "Sembrani New Image".[7] Per tahun 2016, kereta api Sembrani beroperasi menggunakan rangkaian kereta eksekutif buatan PT INKA keluaran 2016.

Per pertengahan November 2019 sebelum dimulai dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api (Gapeka 2019), kereta api Sembrani (bersamaan dengan kereta api Gumarang) ini diambil alih kepemilikan operasional ke Daerah Operasi VIII Surabaya dari Daerah Operasi I Jakarta beserta rangkaian kereta pun dimutasi ke Depo Kereta Surabaya Pasarturi (SBI), yang disebabkan dua kereta baru yang akan datang di Gapeka 2019, yakni Dharmawangsa (PSE-SBI) dan Anjasmoro (PSE-JG) serta diperpanjangnya tiga layanan kereta api dari Daerah Operasi II Bandung yaitu Argo Wilis (GMR-BD-SGU), Mutiara Selatan (GMR-BD-ML) dan Malabar (ML-BD-PSE) per 1 Desember 2019. Sejak 1 Desember 2019, kereta api Sembrani menambahkan layanan kereta kelas Luxury sebanyak 26 tempat duduk yang sebelumnya dipakai oleh Taksaka.

Kereta api Sembrani mulai melayani penumpang di Stasiun Ngrombo per 20 Januari 2020.[8] Pada 28 September 2022, kecepatan KA Sembrani (kecuali Sembrani Tambahan) ditingkatkan menjadi 120 km/jam dari semula hanya 105—110 km/jam.[9] Kereta api Sembrani Tambahan menambah pemberhentian di Stasiun Cikarang Mulai 1 Februari 2022, kemudian pada masa angkutan Hari Raya Idulfitri 2023 juga menyusul ditingkatkan kecepatannya menjadi 120 km/jam.

Per 1 Juni 2023 bertepatan dengan pemberlakuan Gapeka 2023, Kereta api Sembrani akan menambahkan layanan perjalanan pagi dengan nomor KA 61-62 merupakan penerus dari KA Sembrani Tambahan yang berangkat dengan jadwal pagi dari Surabaya Pasarturi maupun Gambir. Kereta ini merupakan uji coba pelayanan kereta penumpang di pagi hari pada arus mudik dan balik Hari Raya Idulfitri 1444 H.[10] Sehubungan dengan perubahan rangkaian kereta api Argo Bromo Anggrek menjadi eksekutif generasi baru, mulai 29 Maret 2024, kereta api Sembrani akan menggunakan rangkaian kereta api lungsuran dari rangkaian baja nirkarat generasi pertama.[11]

Remove ads

Insiden

Pada 14 April 2006 pukul 02.10, kereta api Sembrani tujuan Stasiun Surabaya Pasar Turi bertabrakan dengan kereta api Kertajaya dengan tujuan yang sama di Stasiun Gubug. Kejadian ini bermula saat kereta api Sembrani akan menyusul kereta api Kertajaya yang masuk di jalur 1 setelah kereta api Gumarang menyusul. Kereta api Kertajaya kemudian berjalan menuju jalur 2, sementara kereta api Kertajaya belum diizinkan untuk berjalan. Saat itu, kereta api Sembrani sedang melintas langsung di jalur 2 dalam kecepatan tinggi sehingga terjadi kecelakaan yang tidak dapat dihindarkan. Kejadian ini mengakibatkan 14 orang tewas.[12]

Remove ads

Stasiun pemberhentian

Ringkasan
Perspektif

Kereta api Sembrani melayani pemberhentian penumpang di stasiun-stasiun berikut.

Informasi lebih lanjut Provinsi, Kota/Kabupaten ...

Legenda

Stasiun ujung (terminus)
Berhenti untuk semua arah
Berhenti hanya pada jadwal malam
Berhenti hanya mengarah ke Gambir (satu arah)

Galeri

Referensi

Loading content...

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads