Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Tim nasional sepak bola Indonesia

tim nasional sepak bola pria yang mewakili Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Tim nasional sepak bola Indonesia
Remove ads

Tim nasional sepak bola Indonesia adalah tim nasional yang mewakili Indonesia di ajang sepak bola internasional senior pria. Mereka adalah tim Asia pertama yang berpartisipasi pada Piala Dunia FIFA tahun 1938 saat masih bernama Hindia Belanda.[6][7] Pada babak pertama, Tim nasional Hindia Belanda mencatat kekalahan 6-0 dari Hungaria, dan menjadi satu-satunya penampilan di Piala Dunia FIFA. Dengan hanya satu pertandingan yang dimainkan dan tanpa mencetak gol, Indonesia memegang rekor Piala Dunia sebagai tim dengan jumlah pertandingan paling sedikit (1) dan salah satu tim dengan jumlah gol paling sedikit yang dicetak (0).[7]

Fakta Singkat Julukan, Asosiasi ...

Satu-satunya penampilan tim di Olimpiade setelah merdeka adalah pada tahun 1956.[8] Indonesia telah lima kali lolos ke Piala Asia AFC, dan penampilan terbaiknya adalah lolos ke babak gugur untuk pertama kalinya pada edisi 2023. Indonesia meraih medali perunggu pada Asian Games 1958 di Tokyo.[8] Tim ini juga telah mencapai pertandingan final dalam Kejuaraan AFF sebanyak enam kali, tetapi belum pernah menjadi juara. Mereka berbagi persaingan regional dengan negara-negara ASEAN, terutama pada persaingan sepak bola Indonesia melawan Malaysia, karena adanya ketegangan politik dan budaya antarkeduanya.

Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Tim Asia pertama di Piala Dunia FIFA (1934–1950-an)

Pertandingan yang melibatkan tim-tim dari Hindia Belanda diselenggarakan oleh Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang kemudian digantikan oleh Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) pada tahun 1935. Keduanya merupakan federasi sepak bola Hindia Belanda. Pertandingan yang diselenggarakan sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 tidak diakui oleh PSSI sebagai pertandingan resmi tim nasional Indonesia.[8]

Pertandingan tercatat pertama yang melibatkan tim dari Hindia Belanda adalah ketika melawan tim nasional Singapura pada tanggal 28 Maret 1921. Pertandingan tersebut dimainkan di Batavia dan berakhir dengan kemenangan Hindia Belanda dengan skor akhir 1-0. Kemudian diikuti dengan pertandingan melawan tim Australia XI pada Agustus 1928 (kemenangan 2-1) dan tim dari Shanghai dua tahun kemudian (hasil imbang 4-4).[8]

Pada tahun 1934, tim nasional sepak bola Hindia Belanda berlaga di Pertandingan Kejuaraan Timur Jauh ke-10 yang dimainkan di Manila, Filipina. Setelah mengalahkan Jepang 7-1 pada pertandingan pertama,[9] dua pertandingan berikutnya berakhir dengan kekalahan (2-0 dari Tiongkok dan 3-2 dari tuan rumah) yang mengakibatkan Timnas Hindia Belanda hanya menempati posisi kedua di turnamen tersebut. Meskipun tidak diakui oleh PSSI, pertandingan-pertandingan tersebut diakui oleh peringkat Elo Sepak Bola Dunia sebagai pertandingan pertama yang melibatkan tim nasional Indonesia.[10]

Setelah menjadi anggota FIFA pada Mei 1936, N.I.V.U. mendaftarkan Hindia Belanda untuk Piala Dunia 1938. Jepang, yang saat itu terlibat dalam perang agresi di China, mengundurkan diri dari babak kualifikasi. FIFA kemudian memerintahkan pertandingan tambahan antara Hindia Belanda dan Amerika Serikat seminggu sebelum turnamen di Prancis, yang dijadwalkan pada Hari Raya Kenaikan Tuhan 1938 di Rotterdam. Namun, Amerika Serikat mundur karena masalah keuangan. Federasi Sepakbola Amerika Serikat berharap membiayai perjalanan ke Prancis dari keuntungan pertandingan ulang tahun perak federasi mereka melawan Inggris, akan tetapi pertandingan itu batal karena Inggris menolak bermain pada hari Minggu, sehingga federasi Amerika tidak dapat membayar biaya perjalanan ke Eropa.[11]

Dengan demikian, Hindia Belanda (kini Indonesia) menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA 1938 di Prancis. Kekalahan 6-0 dari Hongaria, di babak penyisihan grup di Reims, tetap menjadi satu-satunya penampilan tim ini di Piala Dunia.

Kemerdekaan (1950-an–1984)

Setelah Perang Dunia II, yang diikuti dengan Revolusi Indonesia, puncak sejarah sepak bola Indonesia terjadi pada Olimpiade Musim Panas 1956 di Melbourne. Indonesia bermain imbang Uni Soviet, kemudian kalah 0–4 dalam pertandingan ulangan[8] Penampilan ini menjadi satu-satunya penampilan Indonesia di ajang Olimpiade.

Pada Piala Dunia 1958 Indonesia untuk pertama kalinya membukukan penampilan pada babak kualifikasi sebagai tim nasional merdeka. Indonesia mengalahkan Tiongkok pada babak pertama, kemudian menolak bertanding melawan, Israel, pada babak berikutnya dengan alasan politik.[8]

Di Pesta Olahraga Asia 1958, Indonesia meraih medali perunggu cabang sepak bola mengalahkan India dengan skor 4–1 pada laga perebutan tempat ketiga. Indonesia juga bermain imbang 2–2 dengan Jerman Timur dalam laga uji coba.[8]

Tim nasional Indonesia berhasil menjuarai Turnamen Merdeka sebanyak tiga kali (1961, 1962 dan 1969). Indonesia juga menjadi juara Piala Raja 1968.[8]

Indonesia kembali berlaga pada babak kualifikasi Piala Dunia 1974. Namun, tim nasional Indonesia tereliminasi di babak pertama dengan hanya meraih satu kemenangan dari enam pertandingan melawan Selandia Baru. Pada babak kualifikasi Piala Dunia 1978, Indonesia hanya mampu memenangkan satu dari empat pertandingan melawan tuan rumah Singapura. Empat tahun kemudian pada kualifikasi Piala Dunia 1982, Indonesia mencatatkan dua kemenangan atas Tionghoa Taipei dan Australia.[8]

Kebangkitan sepak bola Indonesia (1985–1995)

Pada babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986, Indonesia lolos dari babak pertama dengan meraih empat kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan, sebelum akhirnya berada di puncak grup. Korea Selatan menjadi pemenang atas Indonesia di putaran kedua.[8]

Indonesia kemudian mencapai semifinal Asian Games 1986 setelah mengalahkan Uni Emirat Arab di perempat final. Namun, timnas Indonesia pada akhirnya gagal meraih medali setelah kalah dari tuan rumah Korea Selatan di semifinal, dan dikalahkan Kuwait dalam perebutan medali perunggu.[12]

Tonggak sejarah pada masa ini adalah keberhasilan Indonesia meraih medali emas di Pesta Olahraga Asia Tenggara (Sea Games) pada tahun 1987 setelah mengalahkan Malaysia 1-0 di final dan dan pada tahun 1991 saat mengalahkan Thailand dalam adu penalti untuk meraih gelar juara.[8]

Pada kualifikasi Piala Dunia 1990, timnas Indonesia tidak lolos dari babak pertama dengan catatan hanya meraih satu kemenangan atas Hong Kong, tiga hasil imbang, dan dua kekalahan.[8] Pada kualifikasi Piala Dunia 1994, Indonesia juga hanya meraih satu kemenangan atas Vietnam.[8]

1995–2012: Kompetisi ASEAN dan Penampilan beruntun di Piala Asia

Piala Asia AFC 1996

Indonesia mencatatkan penampilan pertamanya di Piala Asia AFC saat melawan Uni Emirat Arab pada gelaran Piala Asia AFC 1996. Sepanjang turnamen, Indonesia hanya meraih satu poin, hasil dari laga imbang 2–2 melawan Kuwait pada babak pertama.[13]

Piala Tiger 1998

Piala Tiger 1998 mencatat pertandingan fase grup yang kontroversial antara Thailand dan Indonesia. Kedua tim telah memastikan tempat di semifinal, tetapi menyadari bahwa kemenangan akan mempertemukan mereka dengan tuan rumah Vietnam di babak berikutnya. Dalam pertandingan tersebut, pemain Indonesia Mursyid Effendi secara sengaja mencetak gol bunuh diri, menendang bola ke gawang sendiri saat seorang penyerang Thailand tengah berlari mengejar bola, dalam upaya untuk menghindari kemenangan.[14] FIFA menjatuhkan denda sebesar US$40.000 kepada kedua tim karena dianggap "melanggar semangat permainan", sementara Mursyid Effendi dikenai sanksi larangan bermain di level internasional seumur hidup. Setelah insiden tersebut, Indonesia melaju ke semifinal namun dikalahkan oleh Singapura.[15]

Piala Asia AFC 2000

Penampilan kedua Indonesia di Piala Asia AFC berlangsung di Lebanon pada Piala Asia AFC 2000. Sama seperti edisi sebelumnya, Indonesia hanya meraih satu poin dari tiga pertandingan, yang diperoleh melalui hasil imbang tanpa gol melawan Kuwait. Dua laga lainnya berakhir dengan kekalahan, sehingga Indonesia kembali gagal lolos dari fase grup.

Piala Asia AFC 2004

Pada edisi Piala Asia AFC 2004, Indonesia tergabung di Grup A bersama tuan rumah Tiongkok, Qatar, dan Bahrain. Indonesia mencatat sejarah dengan meraih kemenangan pertamanya di ajang Piala Asia, saat mengalahkan Qatar 2–1 pada pertandingan pembuka. Namun, kekalahan 0–5 dari Tiongkok dan 1–3 dari Bahrain membuat Indonesia hanya mengumpulkan tiga poin dan kembali gagal melaju ke babak gugur.

Piala Asia AFC 2007

Susunan pemain Indonesia saat melawan Bahrain, pada laga perdana Piala Asia AFC 2007.

Pada gelaran Piala Asia AFC 2007, Indonesia bertindak sebagai salah satu tuan rumah bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam, menandai pertama kalinya turnamen ini diselenggarakan oleh empat negara secara bersamaan. Indonesia tergabung di Grup D bersama Bahrain, Arab Saudi, dan Korea Selatan.

Thumb
Pendukung Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno saat pertandingan Piala Asia AFC 2007 antara Indonesia melawan Korea Selatan.

Dalam laga pembuka yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia meraih kemenangan 2–1 atas Bahrain lewat gol-gol dari Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas. Namun, harapan untuk lolos ke babak gugur pupus setelah mengalami kekalahan 1–2 dari Arab Saudi dan 0–1 dari Korea Selatan, sehingga Indonesia kembali tersingkir di fase grup untuk keempat kalinya.

Kejuaraan AFF

Indonesia telah mencapai final Kejuaraan AFF sebanyak enam kali, yakni pada edisi 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020. Namun belum pernah berhasil meraih gelar juara dalam turnamen tersebut. Gelar regional yang pernah diraih Indonesia datang dari ajang SEA Games, di mana mereka meraih medali emas pada tahun 1987 dan 1991.[16][17]

Setelah era Peter Withe, ketidakmampuan memenuhi target di tingkat ASEAN kerap disebut sebagai alasan di balik siklus cepat pergantian pelatih tim nasional Indonesia. Dalam rentang dua tahun, posisi pelatih kepala berganti dari Ivan Kolev ke pelatih lokal Benny Dollo, yang kemudian diberhentikan pada tahun 2010.

Jabatan tersebut kemudian diisi oleh Alfred Riedl, yang gagal mempersembahkan trofi meskipun membawa Indonesia ke final Kejuaraan AFF 2010. Ia lalu digantikan oleh Wim Rijsbergen pada Juli 2011.[18][19]

2012–2016: Penangguhan

Pada Maret 2012, PSSI mendapat teguran atas kondisi sepak bola nasional yang terpecah akibat keberadaan dua liga yang berjalan secara paralel: Liga Super Indonesia (ISL), yang saat itu berstatus liga pemberontak dan tidak diakui oleh PSSI maupun FIFA, serta Liga Prima Indonesia (IPL) yang diselenggarakan secara resmi di bawah PSSI.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) mendorong PSSI untuk bekerja sama dengan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) guna menyelesaikan krisis dualisme liga dan kepengurusan. Ketua KONI, Tono Suratman, bahkan menyatakan bahwa pihaknya siap mengambil alih pengelolaan PSSI jika situasi tidak segera diselesaikan.[20]

FIFA tidak secara eksplisit menyatakan apakah Indonesia akan menghadapi skorsing, namun mereka menetapkan batas waktu hingga 20 Maret 2012 bagi PSSI untuk menyelesaikan konflik internal dan dualisme liga. Menjelang tenggat tersebut, PSSI berupaya mencari solusi melalui kongres tahunan, yang diharapkan dapat menjadi forum penyelesaian akhir dari krisis sepak bola nasional.[21] PSSI diberi waktu hingga 15 Juni 2012 untuk menyelesaikan masalah yang dipertaruhkan, terutama penguasaan liga yang memisahkan diri; jika gagal, kasus tersebut akan dirujuk ke Komite Darurat FIFA untuk proses penangguhan.[22] FIFA kemudian menetapkan tenggat waktu baru hingga 1 Desember 2012 untuk menyelesaikan konflik internal dalam tubuh sepak bola Indonesia. Namun, menjelang batas waktu tersebut, tiga dari empat perwakilan PSSI mengundurkan diri dari panitia bersama, dengan alasan frustrasi dalam menjalin kerja sama dengan perwakilan KPSI. Meski demikian, FIFA menyatakan bahwa keputusan mengenai sanksi terhadap Indonesia baru akan diambil setelah tim nasional menyelesaikan partisipasinya di Kejuaraan AFF 2012.[23]

Pada tahun 2013, Presiden PSSI, Djohar Arifin Husin, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan La Nyalla Mattalitti dari pihak KPSI–PSSI. Kesepakatan ini diprakarsai oleh FIFA dan AFC melalui satuan tugas AFC guna mengakhiri dualisme kepengurusan sepak bola nasional. Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, pengelolaan Liga Super Indonesia diserahkan kepada Panitia Bersama, tetapi tetap dijalankan oleh "PT Liga Indonesia" untuk sementara, hingga terbentuknya kompetisi profesional baru yang diatur oleh komite hasil rekonsiliasi.[24]

Artinya, para pemain Indonesia dari ISL bisa bermain dan bergabung dengan timnas. PSSI memanggil pemain dari kedua liga sepak bola, ISL dan IPL untuk membentengi timnas menuju kualifikasi Piala Asia 2015. Pada 7 Januari 2013, PSSI mengumumkan daftar 51 pemain dari kedua belah pihak liga. Namun, klub-klub ISL diduga enggan melepas para pemainnya karena meragukan legitimasi kepemimpinan Djohar.[25]

Pada 18 Maret 2013, PSSI menggelar kongres di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam kongres tersebut, PSSI dan KPSI menyepakati penyelesaian atas perbedaan di antara mereka melalui empat poin utama, yaitu: 1) reunifikasi dua liga (ISL dan IPL); 2) revisi Statuta PSSI; 3) pengembalian empat anggota Komite Eksekutif PSSI yang sebelumnya dipecat, yakni La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Erwin Dwi Budiawan, dan Toni Apriliani; dan 4) kesepakatan semua pihak atas Nota Kesepahaman (MoU) tertanggal 7 Juni 2012 mengenai daftar delegasi Kongres PSSI berdasarkan daftar peserta Kongres Solo Juli 2011.

Sebagai tindak lanjut dari penyatuan kompetisi, PSSI memanggil 58 pemain dari kedua liga (Indonesia Super League dan Indonesia Premier League) untuk mengikuti pemusatan latihan tim nasional. Rahmad Darmawan ditunjuk kembali sebagai pelatih sementara tim senior, dengan Jacksen F. Tiago sebagai asisten pelatih. Keduanya kemudian memangkas jumlah pemain menjadi 28 orang, sebelum akhirnya menetapkan 23 pemain untuk menghadapi Arab Saudi. Tiga pemain naturalisasi, yakni Victor Igbonefo, Greg Nwokolo, dan Sergio van Dijk, turut masuk dalam skuad final tersebut.[26] Pada 23 Maret 2013, Indonesia menelan kekalahan 1–2 dari Arab Saudi di kandang sendiri dalam lanjutan kualifikasi Piala Asia 2015. Boaz Solossa membuka keunggulan bagi Indonesia melalui gol pada menit keenam, yang sekaligus menjadi gol pertama Indonesia di babak kualifikasi. Namun, Arab Saudi membalas lewat gol penyama dari Yahya Al-Shehri pada menit ke-14, sebelum Yousef Al-Salem mencetak gol penentu kemenangan pada menit ke-56.[27]

Pada 30 Mei 2015 PSSI ditangguhkan oleh FIFA akibat campur tangan pemerintah dalam pengelolaan liga domestik. Penangguhan tersebut berlaku segera, yang berarti Indonesia tidak dapat mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 2018 maupun Kualifikasi Piala Asia 2019, yang akan dimulai kurang dari dua minggu kemudian. Meski demikian, FIFA masih mengizinkan Indonesia menyelesaikan partisipasinya di SEA Games 2015, karena turnamen tersebut telah dimulai. Sanksi dijatuhkan menyusul perselisihan antara pemerintah dan federasi sepak bola nasional yang menyebabkan pembatalan kompetisi domestik. [28] Penangguhan tersebut akhirnya dicabut pada saat Kongres FIFA ke-66 di Meksiko pada tahun 2016.[29] Saat itu, langkah cepat diambil agar Indonesia dapat berpartisipasi dalam Kejuaraan AFF 2016, yang akan segera digelar. Indonesia akhirnya berhasil mencapai partai final, tetapi kembali gagal meraih gelar juara setelah dikalahkan oleh Thailand.[30]

2017–2019: Pemulihan

Beberapa minggu setelah finis sebagai juara kedua pada Kejuaraan AFF 2016, PSSI menggelar kongres pada 8 Januari 2017 dan mengumumkan penunjukan Luis Milla sebagai pelatih tim nasional senior sekaligus tim U-22 Indonesia. Namun, menjelang Kejuaraan AFF 2018, Milla meninggalkan jabatannya tanpa pernyataan resmi, yang memicu kekecewaan di kalangan pendukung tim nasional.[31] Bima Sakti menjabat sebagai pelatih kepala pada Kejuaraan AFF 2018, tetapi gagal membawa Indonesia lolos dari fase grup. Setelah turnamen, ia tidak lagi melanjutkan tugasnya sebagai pelatih tim nasional.[32]

Untuk menghadapi Kualifikasi Piala Dunia 2022, PSSI menunjuk Simon McMenemy sebagai pelatih kepala, dengan harapan pengalaman suksesnya bersama Filipina dapat membawa dampak positif bagi tim nasional. Indonesia tergabung dalam grup yang diisi oleh tiga rival Asia Tenggara—Malaysia, Thailand, dan Vietnam—serta Uni Emirat Arab.[33] Indonesia menelan kekalahan dalam empat pertandingan awal kualifikasi, termasuk kekalahan kandang 2–3 dari Malaysia dan kekalahan kandang 1–3 dari Vietnam; yang merupakan kekalahan pertama Indonesia dari Vietnam di kandang dalam ajang kompetitif.

Pada 6 November 2019, PSSI memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Simon McMenemy menyusul hasil buruk yang dialami Indonesia.[34] Indonesia kemudian menjalani laga tandang melawan Malaysia dan kalah dengan skor 0–2, hasil yang membuat mereka secara matematis tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia.[35]

2020–2024: Era Shin Tae-yong

Thumb
Shin Tae-yong pada akhir 2019 saat diperkenalkan sebagai pelatih baru Indonesia.

Pada 28 Desember 2019, menyusul kegagalan Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2022, PSSI memperkenalkan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, sebagai juru taktik baru tim nasional. Penunjukan ini dilakukan dengan harapan dapat membangkitkan kembali performa Indonesia, khususnya menjelang Kualifikasi Piala Asia AFC 2023, dengan mempertimbangkan keberhasilan kompatriotnya, Park Hang-seo, yang membawa kemajuan pesat bagi timnas Vietnam.[36]

Di bawah kepelatihan Shin Tae-yong, susunan pemain tim nasional Indonesia mengalami perombakan besar. Mayoritas skuad diisi oleh pemain muda, dengan banyak di antaranya merupakan anggota tim nasional U-23. Pada Kejuaraan AFF 2020, Indonesia berhasil mencapai partai final dan kembali finis sebagai juara kedua, dengan rata-rata usia pemain hanya 23 tahun.

Kualifikasi Piala Asia 2023

Thumb
Shin Tae-yong membawa Indonesia meraih posisi runner-up pada Kejuaraan AFF 2020 dan lolos ke Piala Asia AFC 2023.

Performa impresif berlanjut pada babak ketiga Kualifikasi Piala Asia AFC 2023. Indonesia mencatat kemenangan bersejarah atas tuan rumah Kuwait dengan skor 2–1. Kemenangan ini merupakan yang pertama bagi Indonesia atas Kuwait dalam 42 tahun, sekaligus menjadi kejutan besar di babak kualifikasi. Selain itu, kemenangan ini menjadi kemenangan resmi pertama tim Asia Tenggara atas tuan rumah dari kawasan Asia Barat sejak Thailand menaklukkan Yaman 3–0 di Sana'a pada 2004 dalam Kualifikasi Piala Dunia 2006. Secara historis, ini juga merupakan kali pertama tim Asia Tenggara meraih kemenangan tandang atas tim dari kawasan Teluk Persia.

Pada pertandingan terakhir babak kualifikasi melawan Nepal, Indonesia meraih kemenangan telak 7–0 di Stadion Internasional Jabir Al-Ahmad. Hasil ini memastikan Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia AFC 2023 untuk pertama kalinya sejak 2007, sekaligus mengakhiri penantian selama 16 tahun.

Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026

Sebagai bagian dari persiapan menuju Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026, Indonesia menjamu juara Piala Dunia FIFA 2022, Argentina, pada 19 Juni 2023. Dalam pertandingan uji coba yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, skuad Garuda sempat memberikan perlawanan solid sebelum kebobolan melalui gol jarak jauh Leandro Paredes menjelang akhir babak pertama. Argentina menambah keunggulan di babak kedua lewat sundulan Cristian Romero, dan pertandingan berakhir dengan skor 2–0 untuk kemenangan tim tamu.

Indonesia memulai perjalanan pada babak pertama Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 dengan menghadapi Brunei Darussalam. Dalam dua pertandingan, Indonesia tampil dominan dan meraih kemenangan meyakinkan dengan agregat 12–0, yang memastikan langkah mereka ke babak kedua.[37]

Di babak kedua, Indonesia tergabung dalam Grup F bersama Irak, serta dua negara Asia Tenggara lainnya, yakni Vietnam dan Filipina. Indonesia mengawali babak ini dengan hasil yang kurang menguntungkan, setelah menelan kekalahan telak 1–5 dari Irak di Basra, kemudian hanya mampu bermain imbang melawan Filipina di Manila pada pertandingan kedua.

Piala Asia AFC 2023

Indonesia mengawali tahun 2024 dengan memainkan dua pertandingan persahabatan melawan Libya di Mardan Sports Complex di Turki, sebelum bertolak ke Qatar untuk menjalani laga uji coba terakhir melawan Iran sebagai persiapan akhir menuju Piala Asia AFC 2023. Indonesia mengalami kekalahan dalam ketiga pertandingan tersebut.

Pada pertandingan pertama fase grup Piala Asia AFC 2023, Indonesia kembali menghadapi Irak, lawan yang juga mereka hadapi dua bulan sebelumnya di kualifikasi Piala Dunia. Indonesia kalah dengan skor 1–3, dengan gol dicetak oleh Marselino Ferdinan setelah menerima umpan dari Yakob Sayuri.

Pada laga kedua, Indonesia berjumpa dengan rival Asia Tenggara, Vietnam. Kapten tim, Asnawi Mangkualam, mencetak satu-satunya gol melalui titik penalti, yang sekaligus mengakhiri puasa kemenangan atas Vietnam selama tujuh tahun dan memberikan tiga poin pertama bagi skuad Garuda.

Pada pertandingan terakhir grup, Indonesia menghadapi tim peringkat tertinggi AFC, Jepang, dan kembali menelan kekalahan dengan skor 1–3. Sandy Walsh mencetak gol debutnya di menit-menit akhir pertandingan, memanfaatkan lemparan ke dalam jarak jauh dari Pratama Arhan, untuk memperkecil ketertinggalan.

Susunan sebelas pemain pertama Indonesia melawan Australia pada babak 16 besar Piala Asia AFC 2023.

Meskipun menelan dua kekalahan di babak penyisihan grup, Indonesia tetap lolos ke babak 16 besar sebagai salah satu dari empat tim peringkat ketiga terbaik. Kepastian tersebut diperoleh setelah pertandingan terakhir di Grup F antara Kirgizstan dan Oman berakhir imbang.[38][39] Untuk pertama kalinya, Indonesia lolos ke babak gugur Piala Asia AFC sejak penampilan pertama mereka di Piala Asia 1996.[39] Untuk pertama kalinya sejak penampilan perdananya pada 1996, Indonesia berhasil lolos ke babak gugur Piala Asia. Di babak 16 besar, Indonesia menghadapi Australia. Meskipun tampil cukup positif, Indonesia kalah 0–4 akibat sejumlah kesalahan di lini pertahanan.

Melaju ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026

Thumb
Susunan pemain Indonesia melawan Vietnam di babak kedua Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 zona AFC, 26 Maret 2024. Indonesia menang 3–0

Pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026, Indonesia meraih dua kemenangan atas Vietnam pada 21 dan 26 Maret, masing-masing dengan skor 1–0 di Jakarta dan 3–0 di Hanoi. Kemenangan di Hanoi menjadi kemenangan tandang pertama Indonesia atas Vietnam sejak 2004. Hasil tersebut membawa Indonesia naik ke peringkat kedua klasemen grup dengan raihan 7 poin, serta melampaui Malaysia dan Filipina dalam pemeringkatan FIFA. Untuk pertama kalinya dalam lima tahun, Indonesia berada di atas Malaysia dalam peringkat FIFA.[40][41]

Pada 25 April 2024, Presiden PSSI Erick Thohir mengumumkan bahwa kontrak Shin resmi diperpanjang hingga 2027.[42]

Thumb
Pemain Indonesia merayakan gol melawan Filipina, 11 Juni 2024. Indonesia menang 2–0

Pada Juni 2024, Indonesia melanjutkan dua laga terakhir kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 di kandang sendiri. Indonesia kalah 0–2 dari Irak, tetapi berhasil mengakhiri babak kedua dengan kemenangan 2–0 atas Filipina. Hasil tersebut menempatkan Indonesia sebagai peringkat kedua Grup F, yang memastikan kelolosan mereka ke Piala Asia AFC 2027 sekaligus untuk pertama kalinya dalam sejarah melaju ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia.[43] Di babak ketiga, Indonesia tergabung ke dalam Grup C yang beranggotakan tim-tim kuat seperti Jepang, Australia, Arab Saudi, Tiongkok, dan Bahrain.[44] Indonesia memulai babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 pada September 2024, dengan hasil imbang 1–1 melawan Arab Saudi di Jeddah, dan imbang 0–0 melawan Australia di Jakarta.[45][46] Pada Oktober 2024, Indonesia bermain imbang 2–2 melawan Bahrain di Riffa, tetapi kemudian menelan kekalahan 1–2 dari Tiongkok di Qingdao.[47][48] Pada bulan November 2024, Indonesia menderita kekalahan telak 0–4 dari Jepang di kandang sendiri.[49] Namun pada pertandingan selanjutnya, Indonesia mengejutkan seluruh dunia dengan kemenangan atas Arab Saudi dengan skor 2–0 melalui dua gol Marselino Ferdinan, sekaligus memecahkan rekor negara Asia Tenggara yang belum pernah mengalahkan Arab Saudi.[50]

Kejuaraan Perbara 2024

Pada ajang Kejuaraan Perbara 2024, Indonesia tidak menurunkan skuad utama seperti pada Kualifikasi Piala Dunia, melainkan mayoritas pemain yang dipanggil untuk pemusatan latihan berasal dari skuad U-16 dan U-20, dengan tambahan beberapa pemain senior yang sebelumnya tampil di Piala Asia AFC 2023 dan kualifikasi Piala Dunia.[51] Indonesia tergabung di Grup B yang berisikan Vietnam, Filipina, Myanmar, dan Laos.[52] Indonesia menurunkan skuad dengan rata-rata usia 20,4 tahun dan tersingkir di babak grup setelah hanya meraih satu kemenangan dari tiga pertandingan.

Pemutusan kontrak Shin Tae-yong

Pada 6 Januari 2025, PSSI mengumumkan pemutusan kontrak Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala tim nasional senior dan U-23 Indonesia.[53] Muncul spekulasi bahwa keputusan pengakhiran kontrak dipengaruhi oleh masalah komunikasi dan taktik, serta kekalahan dari Tiongkok yang secara matematis dapat dikalahkan, dan kegagalan di Kejuaraan Perbara 2024 yang disebut-sebut menjadi faktor penentu.

2025–sekarang: Era Patrick Kluivert

Menyusul pemecatan Shin Tae-yong, pada 8 Januari 2025, PSSI resmi menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala, dengan dibantu oleh Alex Pastoor dan Denny Landzaat sebagai asisten pelatih.[54]

Pada tanggal 20 Maret 2025, staf baru melakukan debut mereka dengan susunan pemain awal yang seluruhnya lahir di Belanda di Sydney, selama kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Australia.[55] Pertandingan berakhir dengan kekalahan 5-1, dengan Ole Romeny mencetak satu-satunya gol. Lima hari kemudian, pada tanggal 25 Maret 2025, tim memainkan kualifikasi kedua melawan Bahrain di Indonesia. Pertandingan ini dimenangkan 1-0, sekali lagi berkat gol Ole Romeny. Pada tanggal 5 Juni 2025, Indonesia menang melawan Tiongkok 1-0 dengan gol ketiga berturut-turut oleh Ole Romeny.

Remove ads

Citra tim

Ringkasan
Perspektif

Kostum

Thumb
Jersey sepak bola Indonesia dengan nomor punggung 17 pada tahun 1981

Selama era kolonial Belanda, tim ini berkompetisi dengan nama Hindia Belanda dalam pertandingan internasional. Mereka mengenakan jersey berwarna oranye, yang merupakan warna kebanggaan Belanda. Tidak ada dokumen resmi mengenai seragam tim, hanya beberapa foto hitam-putih dari pertandingan melawan Hongaria di Piala Dunia FIFA 1938. Namun, beberapa sumber tidak resmi menyebutkan bahwa seragam mereka terdiri atas jersey oranye, celana pendek putih, dan kaus kaki biru muda.[56] Sejak Indonesia merdeka, seragam tim nasional Indonesia menggunakan warna merah dan putih sesuai warna bendera negara. Kombinasi warna hijau dan putih juga sempat digunakan sebagai seragam tandang, yaitu pada penampilan tim nasional di Olimpiade Musim Panas 1956 di Melbourne, Australia, hingga pertengahan dekade 1980-an.[57]

Seragam kandang pada tahun 2010-2012 pernah menimbulkan masalah saat bertanding melawan lawan yang mengenakan seragam berwarna putih, karena kaus kaki tim nasional Indonesia berwarna putih alih-alih merah seperti biasanya. Masalah ini diselesaikan dengan menggunakan kombinasi merah-hijau-hijau (untuk pertandingan tandang) dengan mengambil celana pendek dan kaus kaki hijau dari seragam tandang, atau tetap menggunakan seragam kandang merah (untuk pertandingan kandang). Setelah kekalahan kandang pada babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014 melawan Bahrain pada 6 September 2011, celana pendek merah (dengan garis warna hijau) tidak pernah digunakan lagi. Sebagai pengganti, beberapa kali digunakan kombinasi merah-putih-merah sebagai seragam kandang alternatif, seperti pada pertandingan kandang berikutnya di babak kualifikasi melawan Qatar dan Iran pada tahun yang sama.

Pada 12 November 2012, seminggu menjelang dimulainya Piala Suzuki AFF 2012, Federasi Sepak Bola Indonesia merilis desain seragam kandang dan tandang baru hasil rancangan Nike. Seragam kandang kembali menggunakan perpaduan warna merah-putih-merah seperti tahun 2008, sementara seragam tandang mengusung kombinasi putih-hijau-putih. Menurut Nino Priyambodo selaku manajer pemasaran Nike Indonesia, pilihan warna hijau dimaksudkan untuk mengenang sejarah timnas Indonesia pada dekade 1950-an yang pernah tampil dengan seragam hijau. Ia berharap hal tersebut dapat menginspirasi tim untuk tampil lebih baik ke depannya.[58] Federasi Sepak Bola Indonesia juga menyiapkan celana pendek alternatif berwarna merah sebagai opsi lain untuk seragam kandang. Sementara itu, untuk seragam tandang disediakan celana pendek alternatif berupa celana pendek putih dengan nomor merah yang diambil dari desain celana pendek seragam kandang.

Pada 31 Oktober 2014, Nike merilis desain seragam kandang dan tandang baru untuk tim nasional Indonesia menjelang Kejuaraan AFF 2014. Jersey kandang didominasi warna merah dengan logo Nike berwarna putih dan garis-garis, serta aksen warna hijau pada bahu dan ujung lengan yang dibatasi garis putih. Seragam kandang mengusung perpaduan warna merah-putih-merah. Sementara itu, kostum tandang berwarna putih dengan kerah berwarna hijau, ujung lengan, dan logo Nike dalam format putih-hijau-putih.[59] Akibat sanksi FIFA pada 2015, jersey ini terpaksa digunakan lagi pada Kejuaraan AFF 2016 hingga 2018 dengan mengganti font punggung selain font tahun 2014 yang di pakai Nike sebelumnya.

Pada 31 Mei 2018, Nike kembali merilis seragam baru kandang dan tandang untuk timnas Indonesia. Jersey kandang tetap merah namun logo Nike-nya berwarna emas terinspirasi Lambang Garuda Pancasila, dalam format warna merah-putih-merah. Sementara seragam tandang putih kini memiliki logo Nike hijau, dengan padu padan warna putih-hijau-putih.[60]

Sejak 2020, timnas Indonesia beralih menggunakan seragam anyar buatan merek lokal Mills. Seragam kandang tetap merah-putih-merah namun bertambah ilustrasi siluet di bagian depan. Sementara kostum tandang putih-hijau-putih dilengkapi garis horizontal warna hijau di bagian depan disertai garis putih lebih kecil. Selain itu terdapat pula kostum ketiga hitam dengan strip emas dan siluet serupa.[61][62]

Untuk kejuaraan olahraga internasional seperti Pesta Olahraga Asia dan Pesta Olahraga Asia Tenggara, timnas tetap memakai perlengkapan merek Li-Ning alih-alih Nike atau Mills karena seluruh kontingen Indonesia berada di bawah naungan Komite Olimpiade Nasional Indonesia.[63]

Mulai 2024 (setelah gelaran Piala Asia AFC 2023 di Qatar), timnas Indonesia akan menggunakan seragam baru dari merek lokal Erigo.

Informasi lebih lanjut Merek, Periode ...
Remove ads

Stadion

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Stadion Utama Gelora Bung Karno merupakan stadion kandang utama bagi tim nasional sepak bola Indonesia.

Tim nasional sepak bola Indonesia telah banyak memanfaatkan Stadion Gelora Bung Karno di Gelanggang Olahraga Bung Karno, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat - Indonesia, sebagai kandang utama. Stadion dengan kapasitas tempat duduk lebih dari 77.193 penonton ini lebih sering dipakai untuk pertandingan sepak bola, meski mampu menampung jumlah yang lebih banyak lagi pada pertandingan tertentu. Stadion kebanggaan warga ibu kota ini sempat menjadi lokasi penyelenggaraan Final Piala Asia AFC 2007 dan saat ini menempati peringkat ke-42 sebagai stadion sepak bola terbesar di dunia.

Selain itu, Stadion Internasional Jakarta, yang telah berdiri di Tanjung Priok, Jakarta Utara sejak 2023 turut disepakati menjadi kandang alternatif bagi timnas Indonesia. Berdasarkan kesepakatan antara PSSI dan PT JAKPRO selaku pengembang,[65] stadion bertaraf internasional dengan kapasitas 82.000 penonton ini kelak akan menjadi stadion terbesar di Indonesia.[66][67]

Informasi lebih lanjut Daftar stadion kandang timnas Indonesia, Stadion ...
Remove ads

Jadwal dan hasil

Ringkasan
Perspektif

Pertandingan dalam 12 bulan terakhir, dan jadwal pertandingan mendatang

  Menang   Seri   Kalah

2024

Informasi lebih lanjut Jeddah, Arab Saudi ...
Informasi lebih lanjut Jakarta, Indonesia ...
Informasi lebih lanjut Riffa, Bahrain ...
Informasi lebih lanjut Qingdao, Tiongkok ...
Informasi lebih lanjut Jakarta, Indonesia ...
Informasi lebih lanjut Jakarta, Indonesia ...
Informasi lebih lanjut Yangon, Myanmar ...
Informasi lebih lanjut Surakarta, Indonesia ...
Informasi lebih lanjut Phú Thọ, Vietnam ...
Informasi lebih lanjut Surakarta, Indonesia ...

2025

Informasi lebih lanjut Sydney, Australia ...
Informasi lebih lanjut Jakarta, Indonesia ...
Informasi lebih lanjut Jakarta, Indonesia ...
Informasi lebih lanjut Suita, Jepang ...
Informasi lebih lanjut Surabaya, Indonesia ...
Informasi lebih lanjut Surabaya, Indonesia ...
Informasi lebih lanjut Jeddah, Arab Saudi ...
Informasi lebih lanjut Jeddah, Arab Saudi ...
Remove ads

Staf kepelatihan

Per 15 Maret 2025.[68]
Informasi lebih lanjut Posisi, Nama ...

Riwayat kepelatihan

Pelatih sementara dicantumkan dengan huruf miring.
Remove ads

Pemain

Ringkasan
Perspektif

Skuad saat ini

Berikut ini 27 pemain yang dipanggil untuk Garuda Championship Series, dengan pertandingan melawan Kuwait dan Lebanon pada tanggal 5 dan 8 September 2025.[69]

Penampilan dan gol akurat per 10 Juni 2025, setelah pertandingan melawan Jepang.

Informasi lebih lanjut 0#0, Pos. ...

Pemain yang pernah dipanggil

Para pemain berikut juga telah dipanggil ke dalam skuad dalam 12 bulan terakhir.

Informasi lebih lanjut Pos., Nama pemain ...
Remove ads

Rekor individu

Per 21 Desember 2024.[70]
Pemain yang dicetak tebal masih aktif bermain di tim nasional Indonesia.

Penampilan terbanyak

Thumb
Abdul Kadir adalah pemain dengan penampilan terbanyak dan pencetak gol terbanyak di timnas Indonesia sepanjang masa.
Informasi lebih lanjut Prk., Pemain ...

Pencetak gol terbanyak

Informasi lebih lanjut Prk., Pemain ...

Daftar kapten

Thumb
Jay Idzes adalah kapten Indonesia saat ini, bertugas sejak 2024
Informasi lebih lanjut Nama, Periode ...
Remove ads

Rekor kompetisi

Piala Dunia FIFA

Informasi lebih lanjut Tahun, Hasil ...
Informasi lebih lanjut Catatan Piala Dunia FIFA, Pertandingan pertama ...

Piala Asia AFC

Informasi lebih lanjut Tahun, Hasil ...
Informasi lebih lanjut Catatan Piala Asia AFC, Pertandingan pertama ...

Kejuaraan Perbara

Informasi lebih lanjut Rekor Kejuaraan Perbara, Tahun ...
Informasi lebih lanjut Catatan Kejuaraan ASEAN, Pertandingan pertama ...

Olimpiade

Informasi lebih lanjut Rekor Olimpiade, Rekor kualifikasi ...
Informasi lebih lanjut Catatan Olimpiade, Pertandingan pertama ...

Pesta Olahraga Asia

Informasi lebih lanjut Rekor Asian Games, Tahun ...
Informasi lebih lanjut Catatan Asian Games, Pertandingan pertama ...

Pesta Olahraga Asia Tenggara

Informasi lebih lanjut Rekor SEA Games, Tahun ...
Informasi lebih lanjut Catatan SEA Games, Pertandingan pertama ...
Remove ads

Prestasi

Internasional

Kontinental

Regional

Turnamen Persahabatan

Rekor head-to-head

Hasil per 10 Juni 2025 setelah pertandingan melawan Jepang[8][71][72][a]

  Lebih banyak menang   Imbang   Lebih banyak kalah

Informasi lebih lanjut Rekor pertemuan satu lawan satu tim nasional sepak bola Indonesia, Lawan ...
  1. Tidak termasuk tim B, seleksi, junior, klub, dll.
  2. Termasuk pertandingan melawan  Cekoslowakia.
  3. Termasuk pertandingan melawan  Republik Arab Bersatu.
  4. Termasuk pertandingan melawan  Uni Soviet.
  5. Termasuk pertandingan melawan  Yugoslavia dan  Serbia dan Montenegro.
  6. Termasuk pertandingan melawan  Vietnam Selatan.
  7. Termasuk pertandingan melawan  Yaman Selatan.

Rekor regional

Informasi lebih lanjut Pertemuan terakhir melawan negara-negara Asia Tenggara, Lawan ...
Remove ads

Lihat juga


Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads