Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Kesultanan Limboto
salah satu Kerajaan tertua di Semenanjung Utara Pulau Sulawesi, Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Kesultanan Limboto (sebelumnya dikenal sebagai Kerajaan Limboto; Gorontalo: Pohala'a Limutu) adalah sebuah kesultanan yang pernah menguasai sebagian wilayah di Semenanjung Utara, Sulawesi, Indonesia. Limboto merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di kawasan tersebut bersama dengan Kesultanan Gorontalo.[1]
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Berdirinya Kerajaan Limboto
Menurut Hikayat Leluhur Gorontalo, wilayah Limutu (sekarang Limboto) diduduki oleh lima sub-suku Gorontalo atau Linula (kerajaan kecil) yang masing-masing mempunyai Olongia atau rajanya sendiri-sendiri. Pohala'a yang telah bermukim di wilayah Limutu saat itu diantaranya:[2]
- Lumohedaa dengan Raja Mainua
- Dunggala dengan Raja Jilobua
- Tomilito dengan Raja Hemuto
- Hungayo dengan Raja Wonggodu
- Dunito dengan Raja Talango
Kerajaan-kerajaan kecil atau inilah yang kemudian membentuk Kerajaan Limboto pada sekitar tahun 1330 dengan raja pertamanya yang bernama Mainua.
Kemudian pada masa pemerintahan Tolangohula, kerajaan-kerajaan kecil tersebut bertambah yang kemudian bersatu dan semakin memperkokoh terbentuknya Kerajaan Limboto. Adapun Linula (Kerajaan kecil) yang bergabung tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya:
- Buleme Olowala, bertugas sebagai kelompok keamanan kerajaan.
- Linula Lumohedaa
- Linula Dunggala
- Linula Hungayo
- Linula Dunito
- Linula Botu
- Linula Yipilo
- Buleme Oloyihi, bertugas sebagai kelompok legislatif yang dapat mengangkat dan memberhentikan Olongia.
- Linula Tomilito
- Linula Tunggulo (Huntu Lo Tiopo)
- Linula Loloato
- Linula Timbu'u
- Linula Lupoyo
Masa penyebaran Islam
Ketika masuknya Islam ke Tanah Gorontalo, Kesultanan Limboto dianggap sebagai "kesultanan kembar" dengan Kesultanan Gorontalo. Keduanya terikat dalam perjanjian perserikatan, dimana kedua kesultanan tersebut berbagi pengaruh hingga ke seluruh kawasan Teluk Tomini dan Semenanjung Utara, Sulawesi.
Kerajaan Limboto diketahui lebih dahulu terbentuk dibandingkan dengan Kesultanan Gorontalo, yakni sekitar pada tahun 1330 M.[3] Luas wilayah Kesultanan Limboto meliputi bagian tengah Semenanjung Gorontalo hingga ke bagian utara Semenanjung Gorontalo (saat ini Kabupaten Gorontalo Utara).[4]
Pada masa berkuasanya, Kesultanan Limboto bersama dengan Kesultanan Gorontalo menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam yang paling berpengaruh dan disegani di kawasan tersebut.[5]
Ibu kota kerajaan
Dalam catatan Hikayat Leluhur Gorontalo, ibu kota Kesultanan Limboto awalnya berada di Tomilito, kemudian berpindah ke Bongo. Terakhir, ibu kota Kesultanan Limboto kembali berpindah ke Hunggaluwa (saat ini Kabupaten Gorontalo).[6]
Berpindah-pindahnya lokasi ibukota Kesultanan Limboto biasanya mengikuti domisili seorang sultan atau raja yang terpilih. Reruntuhan Istana Kesultanan Limboto sendiri dipastikan telah hancur karena kondisi alam atau ditinggalkan saat bangsa Belanda datang ke wilayah Gorontalo. Saat ini, replika Istana Kesultanan Limboto dapat dijumpai di pusat Kota Limboto yang dikenal dengan nama Bantayo Po Boide.[7]
Remove ads
Daftar penguasa
Ringkasan
Perspektif
Berikut ini adalah daftar penguasa Limboto yang bergelar Olongia (Raja) dan Tulutani (Sultan).
Kemudian setelah berkuasanya Kerajaan Limboto yang penguasanya bergelar Olongia, beralihlah gelar tersebut sebagai Tulutani (Sultan), dimana Kerajaan Limboto akhirnya dikenal dengan nama Kesultanan Limboto. Masa peralihan tersebut dikenal sebagai Olongia to Tilayo.
Remove ads
Referensi
Daftar pustaka
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads