Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Kathāvatthu
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Kitab Kathāvatthu (Pali; disingkat Kv) adalah sebuah kitab suci Buddhisme sebagai kitab kelima dari tujuh kitab dalam Abhidhammapiṭaka, yang merupakan salah satu dari "tiga keranjang" yang menyusun Tripitaka Pali sebagaimana dilestarikan oleh aliran Theravāda. Kitab ini berisi perbandingan posisi terkait sejumlah isu antara Theravāda ortodoks dan pandangan heterodoks dari berbagai narasumber; pemilik pandangan heterodoks tersebut tidak disertakan dalam teks sumber utama, tetapi diidentifikasi sebagai aliran pemikiran Buddhis tertentu dalam kitab-kitab komentar (yang secara historis muncul belakangan). Secara historis, teks aslinya diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Raja Asoka (sekitar 240 SM), tetapi hal ini juga masih bisa diperdebatkan.[1] Meskipun inti teks dari kitab ini mungkin sudah mulai terbentuk selama masa pemerintahan Asoka, Bhikkhu Sujato mencatat bahwa "karya tersebut secara keseluruhan tidak mungkin disusun pada saat itu, karena merupakan hasil dari periode penyusunan yang panjang, dan membahas banyak pandangan aliran-aliran Buddhis yang baru muncul setelah masa Aśoka."[2]

Remove ads
Susunan
Kitab Kathāvatthu mendokumentasikan lebih dari 200 poin pertentangan.[3] Pokok-pokok yang diperdebatkan dibagi dalam empat paṇṇāsaka (secara harfiah berarti "kelompok 50"). Setiap paṇṇāsaka dibagi lagi menjadi 20 bab (vagga). Selain itu, ada tiga vagga lagi setelah keempat paṇṇāsaka.[4]
Setiap bab berisi pertanyaan dan jawaban yang dengannya berbagai pandangan aliran Buddhis lain disajikan, dibantah, dan ditolak. Susunan perdebatan tidak menyertakan identitas peserta debat, dan tidak keluar dari perdebatan untuk menyatakan secara eksplisit pihak mana yang benar (meskipun umumnya secara implisit mendukung pendirian pihak Theravāda dengan ditolaknya pandangan yang dibahas).
Pandangan yang dianggap tidak sesat oleh penafsiran kitab komentar terhadap Kathāvatthu diterima oleh aliran Theravāda. Menurut kitab komentar, pandangan yang ditolak termasuk pandangan-pandangan aliran Sarvāstivāda.[5]
Remove ads
Pendirian doktrinal
Ringkasan
Perspektif
Kitab ini berfokus pada sanggahan terhadap pandangan berbagai aliran Buddhis lain selain Theravāda, termasuk:[1]
- Pandangan aliran Pudgalavāda, yang menyatakan bahwa 'pribadi' ada sebagai realitas hakiki dan bahwa 'pribadi' tersebut berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya.
- Bahwa makhluk yang telah sempurna (Arahat) dapat jatuh dari kesempurnaan.
- Pandangan para pengikut aliran Sarvāstivāda, bahwa "semua [dhamma] (fenomena) ada" dalam tiga masa (masa lalu, masa kini, masa depan), suatu bentuk eternalisme temporal.
- Seorang Arahat dapat mimpi basah di malam hari.
- Seorang Arahat mungkin kurang pengetahuan, memiliki keraguan, atau diungguli oleh orang lain.
- Durasi suatu peristiwa kesadaran dapat berlangsung sehari atau lebih.
- Penetrasi dan pandangan terang ke dalam berbagai tingkatan kemuliaan dicapai secara bertahap.
- Ucapan duniawi Sang Buddha entah bagaimana bersifat adiduniawi (lokuttara).
- Semua kekuatan Sang Buddha juga dimiliki oleh para murid utama-Nya.
- Seorang umat awam dapat menjadi seorang Arahat. Umumnya, Theravāda meyakini bahwa, jika seorang umat awam akan segera menjadi Arahat, ia akan langsung tergugah untuk bergabung dengan Saṅgha.
- Seseorang dapat mencapai kecerahan pada saat momen kelahiran kembali.
- Empat Kebenaran Mulia, alam-alam kehidupan nonmateri, ruang, dan Kemunculan Bersebab merupakan fenomena (dhamma) yang tidak terkondisi (asaṅkhāra).
- Ada alam peralihan (bardo) dari keberadaan. Pandangan ini umum diyakini oleh pengikut Buddhisme Tibet.
- Semua dhamma hanya berlangsung sesaat (khaṇa).
- Semua hal itu terjadi [semata-mata] karena karma (lihat Niyāma).
- Tidak boleh dikatakan bahwa ordo monastik menerima persembahan.
- Sang Buddha sendiri tidak mengajarkan Dhamma, tetapi diajarkan oleh ciptaan gaibnya.
- Orang yang telah mencapai jhāna (penyerapan meditatif) tetap terus dapat mendengar suara.
- Lima karma buruk paling berat (membunuh ibu, membunuh ayah, membunuh arahat, melukai Buddha, dan memecah belah sangha) mengakibatkan buah karma langsung, bahkan ketika dilakukan tanpa sengaja.
- Pembebasan akhir dapat diperoleh tanpa menghilangkan belenggu tertentu.
Remove ads
Catatan
Daftar pustaka
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads