Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Paritta
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Paritta (KBBI;[1] Pali: paritta, "perlindungan" atau "penjagaan"[2]) mengacu pada syair-syair Buddhis tertentu, biasanya diambil dari Tripitaka Pali, kitab komentar (aṭṭhakathā), kitab subkomentar (ṭīkā), atau gubahan seorang biksu senior,[3] yang dibacakan sebagai syair perlindungan untuk menangkal kemalangan atau bahaya.[4] Paritta juga mengacu pada praktik umat Buddha dalam melafalkan syair-syair tersebut. Praktik pembacaan dan pendengaran paritta ini sudah muncul sejak masa awal Buddhisme.[5]
Beberapa koleksi bacaan paritta yang umum ditemui dalam dunia Theravāda bersumber dari kitab Khuddakapāṭha dalam Khuddakanikāya, Tripitaka Pali.[6] Beberapa bagian lainnya dikompilasi dari berbagai syair yang bersumber dari berbagai kitab, seperti Saṁyuttanikāya, Aṅguttaranikāya, dan kitab-kitab kepustakaan Pali lainnya (baik kanonis maupun nonkanonis).
Remove ads
Kegunaan
Dalam kepustakaan Pali, pembacaan paritta sangat disarankan oleh Sang Buddha karena pembacaan paritta dapat memberikan perlindungan dari kesukaran dan kemalangan bagi pembaca dan pendengarnya.[7]
Diyakini pula secara luas bahwa pembacaan paritta sepanjang malam oleh para biksu di wihara dapat membawa ketenangan dan kedamaian bagi suatu masyarakat. Pembacaan paritta biasa pula dilakukan ketika ada peristiwa-peristiwa baik, seperti pemberkatan rumah baru, peresmian wihara baru, pengukuhan atau penyakralan rupang Buddha, pemberkatan bagi mereka yang mendengarkannya, dan lain-lain. Selain itu, paritta juga biasa dibacakan ketika ada peristiwa-peristiwa yang kurang menguntungkan, seperti sakit, kematian, kejadian bencana, dan lain-lain. Pembacaan paritta juga dipercayai dapat menghalau dan menentramkan makhluk-makhluk jahat.[7]
Remove ads
Jenis isi
Ringkasan
Perspektif
Dalam Tripitaka Pali dan kepustakaan Pali lainnya, beberapa jenis syair dalam paritta diidentifikasi sebagai berikut.
Penghormatan
Biasanya dalam banyak paritta, pemberian hormat atau penghormatan kepada Sang Buddha, atau Triratna secara keseluruhan, selalu dilibatkan. Contoh dari bentuk penghormatan kepada Sang Buddha dapat dilihat di Ratana Sutta (Snp 2.1 dan Kp 7) pada ayat ke-15 sampai ke-17. Berikut ini merupakan ayat ke-15:
- Yānīdha bhūtāni samāgatāni, bhummāni vā yāni va antalikkhe; Tathāgataṁ deva-manussa-pūjitaṁ, Buddhaṁ namassāma suvatthi hotu.
- (Makhluk apapun yang berada di sini, baik dari dunia maupun ruang angkasa. Marilah bersama-sama kita menghormati Sang Buddha, yang dipuja dan dipuji oleh para dewa dan manusia. Semoga kita berbahagia.)[8]
Permohonan perlindungan
Dalam beberapa ayat paritta, terdapat juga ayat yang berisi tentang permohonan perlindungan kepada Sang Buddha, seperti dalam Candima Sutta (SN 2.9):
Pemberkatan
Jenis isi paritta lainnya bergantung pada kebajikan dari seseorang yang membaca paritta dalam Tripitaka Pali, alih-alih merujuk kepada kebajikan Sang Buddha. Jenis paritta ini dapat dijumpai pada Aṅgulimāla Sutta (MN 86) yang mengisahkan tentang pembunuh yang kemudian menjadi seorang biksu, yaitu Aṅgulimāla. Pada suatu pagi, Aṅgulimāla menjumpai perempuan yang tengah melahirkan bayi yang cacat, melihat itu dia tergerak untuk memberikan pertolongan, kemudian dia bertanya kepada Sang Buddha bagaimana dia bisa membantu perempuan dan bayi itu, kemudian Sang Buddha mengatakan kepadanya untuk memberkati perempuan dan bayi itu dengan kebajikan yang telah diperbuatnya:
- "Yatohaṁ, bhagini, ariyāya jātiya jāto, nābhijānāmi sañcicca pāṇaṁ jīvitā voropetā, tena saccena sotthi te hotu, sotthi gabbhassā"ti. Atha khvāssā itthiyā sotthi ahosi, sotthi gabbhassa.
- ("Saudari, sejak saya terlahir dengan kelahiran mulia, Saya tidak ingat pernah dengan sengaja membunuh makhluk hidup. Dengan kebenaran ini, semoga Anda sejahtera dan bayi Anda sejahtera!" Kemudian perempuan dan bayinya itu menjadi sejahtera.)[11][12][13]
Ayat tersebut kemudian sering dibacakan sebagai bentuk pemberkatan kepada para ibu hamil dalam tradisi Buddhisme hingga saat ini.[14][15]
Remove ads
Lantunan umum
Ringkasan
Perspektif
Daftar koleksi paritta yang umum dilantunkan saat praktik puja bakti dalam tradisi Saṅgha Theravāda Indonesia adalah sebagai berikut:[16]
- Namakāra-pāṭha
- Pūjā-kathā
- Pubbabhāga-namakāra
- Tisaraṇa
- Pañcasīla
- Anussati:
- Saccakiriya-gāthā
- Sutta pilihan:
- Brahmavihāra-pharaṇā
- Abhiṇhapaccavekkhaṇa-pāṭha
- Bhāvanā
- Dhammadesanā
- Ettāvatātiādipattidāna atau Pattidāna
- Namakāra-pāṭha
Namakāra-pāṭha
Arahaṁ Sammāsambuddho bhagavā. Buddhaṁ bhagavantaṁ abhivādemi. |
Sang Bhagavā, Yang Mahasuci, Yang telah Mencapai Penerangan Sempurna. Aku bersujud di hadapan Sang Buddha, Sang Bhagavā. (namakāra) |
Pūjā-kathā
Yamamha kho mayaṁ bhagavantaṁ saraṇaṁ gatā, yo no bhagavā satthā, yassa ca mayaṁ bhagavato dhammaṁ rocema, imehi sakkārehi taṁ bhagavantaṁ sasaddhammaṁ sasāvakasaṅghaṁ abhipūjayāma. |
Kami berlindung kepada Sang Bhagavā. Sang Bhagavā guru agung kami. Dalam Dhamma Sang Bhagavā kami berbahagia. Dengan persembahan ini, kami memuja Sang Bhagavā, beserta Dhamma dan Saṅgha. |
Pubbabhāga-namakāra
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa |
Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna (tiga kali) |
—Kp 1 |
Tisaraṇa
Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi. |
Aku berlindung kepada Buddha. |
—Kp 1 |
Pañcasīla
1) Pāṇātipātā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi. |
1) Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup. |
—DN 5; SN 56.71-74; Iti 74; dan lain-lain |
Buddhānussati
Iti pi so Bhagavā arahaṁ sammāsambuddho, vijjācaraṇasampanno sugato lokavidū, anuttaro purisa-damma-sārathi satthā deva-manussānaṁ, Buddho Bhagavā'ti. |
Karena itulah Sang Bhagavā, Beliau adalah Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna, Sempurna Pengetahuan serta Tindak-tanduk-Nya, Sempurna Menempuh Jalan ke Nibbāna, Pengetahu Segenap Alam, Pembimbing Manusia yang Tiada Taranya, Guru para Dewa dan Manusia, Yang Sadar, Yang Patut Dimuliakan. |
—AN 11.11-12 dan lain-lain |
Dhammānussati
Svākkhāto Bhagavatā Dhammo, |
Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavā, |
—AN 11.11-12 dan lain-lain |
Saṅghānussati
Supaṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho, |
Saṅgha siswa Sang Bhagavā telah bertindak baik. |
—AN 11.11-12 dan lain-lain |
Saccakiriya-gāthā
Natthi me saraṇaṁ aññaṁ |
Tiada perlindungan lain bagiku. |
Maṅgala Sutta
Karaṇīya Mettā Sutta
Brahmavihāra-pharaṇā
(Mettā) |
(Cinta-kasih) |
Abhiṇhapaccavekkhaṇa-pāṭha
Jarā-dhammomhi |
Aku wajar mengalami usia tua. |
—AN 5.57 dan lain-lain |
Ettāvatātiādipattidāna
Ettāvatā ca amhehi |
Semoga para dewa turut bersukacita |
Pattidāna
Puññassidāni katassa |
Semoga jasa-jasa yang kulakukan |
—Raja Mongkut, pendiri Dhammayuttika Nikāya |
Remove ads
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
Lihat pula
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads