Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Dhammapada

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Dhammapada
Remove ads

Kitab Dhammapada (Pali untuk "Bait Kebenaran"; disingkat Dhp) adalah sebuah kitab suci Buddhisme sebagai bagian dari Khuddakanikāya dalam Suttapiṭaka, yang merupakan bagian dari Tripitaka Pali sebagaimana dilestarikan oleh Buddhisme Theravāda. Kitab ini dikatakan sebagai kitab suci Buddhis yang paling populer.[1] Dhammapada terdiri dari 26 vagga (bab) atau 423 bait.

Fakta Singkat Jenis, Induk ...
Informasi lebih lanjut Tipiṭaka ...
Informasi lebih lanjut Buddhisme Theravāda ...

Buddhaghosa, seorang cendekiawan dan pengomentar/penafsir tradisional Buddhis Theravāda, menjelaskan bahwa setiap ucapan yang tercatat dalam kitab Dhammapada disusun pada berbagai kesempatan yang berbeda sebagai tanggapan terhadap situasi unik yang muncul dalam kehidupan Sang Buddha dan sangha-Nya. Kitab komentar untuk kitab Dhammapada yang disusunnya dari berbagai sumber kuno, Dhammapada Aṭṭhakathā, menyajikan rincian peristiwa-peristiwa ini. Kitab komentar tersebut adalah sumber yang kaya akan kisah-kisah tentang kehidupan masyarakat pada masa Buddha Gotama masih hidup.[2]

Remove ads

Etimologi

Judul "Dhammapada" adalah istilah gabungan yang terdiri dari dhamma dan pada, yang masing-masing memiliki sejumlah denotasi dan konotasinya sendiri. Secara umum, dhamma dapat merujuk pada "ajaran" Sang Buddha, "kebenaran abadi", "kebajikan", atau segala "fenomena" tergantung konteks penggunaannya.[3] Berdasarkan akar katanya, pada berarti "kaki"; dan dengan demikian, khususnya dalam konteks ini, berarti "jalan" atau "syair" (lihat "kaki prosodi") atau keduanya.[4] Terjemahan bahasa Inggris dari nama kitab ini menggunakan berbagai kombinasi istilah-istilah tersebut maupun istilah-istilah yang terkait.[5][6]

Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Menurut tradisi, syair Dhammapada diyakini telah diucapkan oleh Sang Buddha sendiri pada berbagai kesempatan.[7] Glenn Wallis menyatakan: "Dengan meringkas model, teori, gaya retorika yang rumit, dan banyaknya ajaran Buddha ke dalam syair-syair yang ringkas dan jelas, Dhammapada menjadikan cara hidup Buddhis dapat diakses oleh siapa saja... Bahkan, mungkin saja sumber Dhammapada pada abad ketiga SM dapat ditelusuri hingga ke kebutuhan komunitas Buddhis awal di India untuk mengabaikan dorongan pertapaan dari kata-kata asli Buddha."[8] Kitab ini merupakan bagian dari Khuddakanikāya dalam Suttapiṭaka, meskipun lebih dari separuh syairnya terdapat di bagian lain Tripitaka Pali.[9] Sebuah kitab komentar dari abad ke-4 atau ke-5 M yang dikaitkan dengan Buddhaghosa memuat 305 cerita yang memberikan konteks terkait syair-syair tersebut.

Kitab Dhammapada versi bahasa Pali merupakan salah satu sastra Theravāda yang paling populer.[10] Dhammapada Pali merupakan kitab Dhammapada tertua yang masih lestari. Penyusunnya tidak diketahui.[11] Edisi kritis Dhammapada dalam bahasa Latin disusun oleh Viggo Fausbøll, seorang cendekiawan asal Denmark, pada tahun 1855. Edisi tersebut menjadi kitab Pali pertama yang menerima pemeriksaan kritis semacam ini oleh komunitas akademis Eropa.[12]

Paralel

Meskipun edisi Pali adalah yang paling terkenal, ada sejumlah versi lain (non-Theravāda) yang dikenal:[13]

  • "Dharmapada Gāndhārī " – kemungkinan berasal dari versi yang dilestarikan oleh aliran Dharmaguptaka atau Kāśyapīya[14] dalam bahasa Gāndhārī yang ditulis dalam aksara Kharosthi[15]
  • "Dharmapada Patna" – versi dalam bahasa Sanskerta Hibrida Buddhis,[16] kemungkinan besar dari aliran Saṃmitīya[17]
  • "Udānavarga" – versi yang dilestarikan aliran Mūlasarvāstivāda atau Sarvāstivāda[18][19] yang tampaknya terkait dalam:
  • "Mahāvastu" – sebuah teks dari aliran Lokottaravāda yang sejajar dengan syair-syair dalam Sahassa Vagga dan Bhikkhu Vagga dari Dhammapada Pali[21]
  • "FaJuJing 法句经" – 4 versi bahasa Tionghoa Klasik; salah satunya tampaknya merupakan terjemahan yang diperluas dari versi Pali; versi-versi ini secara tradisional tidak terlalu populer.
    • Kitab Faju jing – diterjemahkan dan disusun oleh Weizhinan pada tahun 224 M
    • Kitab Faju piyu jing – disusun oleh Faju dan Fali antara tahun 290–306 M
    • Kitab Chuyao jing diterjemahkan oleh Zhu Fonian pada tahun 383 M
    • Kitab Faju yaosong jing diterjemahkan oleh Tianxizai antara tahun 980-999 M[22]

Dalam membandingkan versi Dhammapada Pali, Dharmapada Gandhari, dan Udanavarga (Sanskerta dan Tibet), Brough (2001) mengidentifikasi bahwa kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan 330–340 ayat, 16 judul bab, dan struktur yang mendasarinya. Ia menyatakan bahwa ketiga kitab tersebut memiliki "nenek moyang yang sama", tetapi menggarisbawahi bahwa sejauh ini belum ada bukti bahwa salah satu dari ketiga versi kitab ini mungkin merupakan "Dharmapada primitif" yang menjadi sumber awal dari dua versi kitab sisanya.[23]

Remove ads

Susunan

Ringkasan
Perspektif

Dhammapada tersusun atas 26 vagga (bab) yang secara keseluruhan terdiri dari 423 bait.[24][25] Bait-bait ini adalah sabda-sabda Sang Buddha yang dipetik dari khotbah-Nya. Bait-bait tersebut disusun dengan dikelompokkan ke dalam bab-bab sesuai topiknya. Di bawah ini merupakan susunan Dhammapada Pali:

Informasi lebih lanjut Bab, Pali ...

Banyak tema dalam Dhammapada yang bersifat dikotomis. Misalnya, kontras antara kebahagiaan dan penderitaan, perbuatan baik dan perbuatan buruk, serta kebenaran dan kesesatan muncul kembali di berbagai bagian kitab.[26]

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads