Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Jalur kereta api Cirebon–Semarang
jalur kereta api di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Jalur kereta api Cirebon–Semarang adalah koridor jalur kereta api aktif yang menghubungkan Stasiun Cirebon dengan Stasiun Semarang Tawang. Jalur ini merupakan bagian dari segmen jalur kereta api lintas utara Pulau Jawa yang sekarang sudah menjadi jalur ganda. Jalur ini termasuk dalam Daerah Operasi III Cirebon pada segmen Brebes–Cirebon, sedangkan Daerah Operasi IV Semarang pada Tegal–Semarang Tawang. Jalur ini dibina oleh Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Bandung pada segmen Cirebon–Losari dan Semarang pada segmen Tanjung–Semarang Tawang.[1]
Jalur ini menghubungkan DKI Jakarta serta Jawa Barat dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, rute utama Bandung–Surabaya adalah jalur selatan Pulau Jawa melalui Yogyakarta. Jalur tersebut termasuk jalur yang pemandangannya paling beragam, mulai dari persawahan, tengah kota, hutan jati, hingga pemandangan tepi laut di petak antara Pekalongan-Semarang.
Seluruh jalur kereta api ini dibangun oleh Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) dan dikerjasamakan dengan perusahaan lain, termasuk Staatsspoorwegen (SS) dan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Perlu diketahui bahwa berdasarkan sejarah pembangunan, jalur ini bermula dari Stasiun Semarang SCS, sementara Stasiun Semarang Poncol kemudian dibangun untuk menggantikannya.
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Jalur trem uap

Pada tahun 1884, diajukan konsesi jalur kereta api Semarang–Cirebon yang diajukan oleh Tuan Ruyl dkk. (besluit tanggal 23 Februari 1884 No. 8). Namun, konsesi ini belum bisa diwujudkan.[2] Selama beberapa tahun tanpa kabar, Tuan Ruyl dkk. diberi perpanjangan waktu satu tahun untuk mulai melaksanakan konsesi jalur Semarang–Cirebon. Perpanjangan dilaksanakan 1 Juli 1891, atas desakan Menteri Baron Mackay, yang diminta untuk segera merampungkan permohonan jaminan bunga. Namun akhirnya konsesi ini ditolak setahun kemudian setelah mempertimbangkan hasil konsultasi dengan Menteri Van Dedem. Batalnya konsesi Ruyl (besluit September 1893 No 12), modal jaminan sebesar ƒ250.000 yang sebelumnya disetor kepada Negara batal; dikembalikan kepada pemegang konsesi.[2]
Proposal konsesi baru kemdian diajukan oleh Financiëele Maatschappij van Nijverheidsondernemingen, yang disetujui menurut besluit tertanggal Desember 1893 No. 1. serta dibentuk Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). SCS mengambil alih konsesi tersebut dan segera memulai pembangunannya, sehingga dari total panjang jalur 245,5 km, segmen pertama sepanjang 29,7 km ke Kendal selesai dibangun pada tanggal 2 Mei 1897. Pekerjaan dilanjutkan dari kedua sisi (Cirebon dan Semarang). Segmen terakhir yang menghubungkan Pekalongan dan Pemalang (33,8 km), dapat dibuka untuk lalu lintas umum pada tanggal 1 Februari 1899.[2]
Secara rinci, tanggal pembukaan masing-masing segmen dirinci sebagai berikut:[2]
- Segmen Semarang West (Pendrikan)–Kaliwungu–Kendal, dibuka 2 Mei 1897
- Segmen Kendal–Kalibodri–Weleri, dibuka 1 November 1897
- Segmen Weleri–Pekalongan, dibuka 1 Desember 1898
- Segmen Pekalongan–Pemalang, dibuka 1 Februari 1899
- Segmen Pemalang–Tegal, dibuka 23 Juni 1898
- Segmen Tegal–Brebes, dibuka 15 November 1897
- Segmen Brebes–Losari, dibuka 8 Mei 1898
- Segmen Losari–Ciledug, dibuka 10 Oktober 1897
- Segmen Ciledug–Sindanglaut, dibuka 8 Juli 1897
- Segmen Sindanglaut–Mundu–Cirebon SCS, dibuka 1 Mei 1897
Menjadi jalur rel berat
Dengan meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kereta api di lintas Cirebon–Semarang, SCS mengubah status jalur trem uapnya menjadi jalur kereta api. SCS mengajukan proposal kepada Pemerintah Hindia Belanda, pada tanggal 23 Maret 1909, sehubungan dengan rencana proyek konversi jalur trem uap menjadi kereta api agar kereta api Batavia–Semarang dapat ditempuh dalam satu hari. Namun, proyek ini dimulai pada tahun 1911, sehingga ketika jalur kereta api Cikampek–Cirebon rampung, proyek konversi jalur ini masih belum rampung. Sebagian jalur kereta api ini diganti trasenya agar kereta api yang lebih cepat dan berat dapat melintas, tanpa mengganggu Jalan Raya Pantura. Hal ini memungkinkan jalur lama yang panjangnya 245 km kemudian dipangkas menjadi 222 km saja. Adapun pembangunan jalur pintasan tersebut di antaranya:[3][4][2]
- Kalibodri–Kaliwungu tanpa via Kendal, dibuka 1 Januari 1914
- Segmen Mundu–Losari, dibuka 1 Mei 1915.
Segmen-segmen yang telah eksis sejak 1890-an kelak berubah menjadi lintas cabang, atau bahkan tak lagi digunakan oleh SCS (lihat jalur kereta api Bedilan–Waruduwur dan jalur kereta api Kalibodri–Kendal–Kaliwungu).[5] Pada tanggal 1 November 1914, SCS menjajaki kemitraan dengan Staatsspoorwegen (SS) untuk membuka kereta api Semarang–Batavia pp, sehubungan dengan rampungnya jalur menuju Pelabuhan Cirebon dan penghubung Cirebon SS dengan Cirebon SCS.[6]
Di samping membangun jalur baru, juga melakukan penataan stasiun, dengan rincian sebagai berikut:
- Pembangunan Stasiun Semarang Poncol, dibuka 6 Agustus 1914, menghapus Stasiun Semarang SCS (Pendrikan).[7]
- Penataan emplasemen dan pembangunan Stasiun Cirebon Prujakan, dibuka 1 November 1914.
- Pembangunan Stasiun Tegal, dibuka 1 Mei 1918.[8]
Untuk hubungan antara Stasiun Semarang NIS (Tawang) dan Semarang SCS (Poncol) belum dapat dilaksanakan, meskipun jaraknya berdekatan. Hubungan itu baru terwujud pada 4 Januari 1941. Penghubung ini bertujuan untuk mengintegrasikan jalur SCS dengan jalur NIS dan SJS.[9]
Pembangunan jalur ganda
Pembangunan jalur ganda di lintas ini dimulai tahun 2002. Segmen pertamanya adalah segmen Brebes–Tegal yang dibuka 15 Desember 2003.[10] Selanjutnya, proyek ini dilanjutkan lagi pada tahun 2007, dengan dibangunnya jalur Petarukan menuju Pemalang. Proyek ini dianggarkan tahun 2007, diuji coba pada tanggal 30 Oktober 2008[11] serta dilanjut menuju Tegal pada tahun 2009.[12] Pada tanggal 9 September 2009, jalur kereta api Tegal menuju Pekalongan akhirnya diresmikan oleh Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono.[13]
Progres pembangunan jalur ganda dilanjut lagi pada tahun 2012-2013, dengan total pembebasan tanah seluas 1.165.395 meter persegi.[14] Pembangunan jalur ini termasuk di dalamnya mengganti rel, bantalan, hingga mengepras bukit di Plabuan. Adapun rincian penyelesaian jalur ganda ini adalah:
- Losari–Waruduwur dioperasikan mulai 17 Juni 2013[15]
- Pekalongan–Ujungnegoro dioperasikan mulai 3 Juli 2013[16]
- Waruduwur–Cirebon Prujakan dioperasikan mulai 4 Juli 2013[17]
- Weleri–Kaliwungu dioperasikan mulai 21 November 2013[18]
- Brebes–Losari dioperasikan mulai 10 Desember 2013[19]
- Kaliwungu– Jerakah dioperasikan mulai 11 Desember 2013[20]
- Semarang Poncol–Semarang Tawang dioperasikan mulai 7 Februari 2014[21]
- Ujungnegoro–Weleri dioperasikan mulai 14 Maret 2014[22]
- Jerakah–Semarang Poncol dioperasikan mulai 28 Maret 2014[23]
Total panjang lintas Pantura yang telah digandakan mencapai 727 km. Proyek ini akhirnya selesai pada 2014 dengan menghabiskan biaya Rp9,8 triliun. Istimewanya lagi, kisah seru pembangunan jalur ganda ini kemudian dibukukan dalam buku Jalur Ganda Lintas Utara: Percepatan dan Manfaatnya yang ditulis oleh Hermanto Dwiatmoko, Dirjen Perkeretaapian pada masa itu.[24]
Remove ads
Jalur terhubung
Lintas aktif
Lintas nonaktif
- Pekalongan–Wonopringgo
- Percabangan menuju Semarang Pelabuhan
- Percabangan Weleri–Besokor
- Percabangan menuju Pelabuhan Tegal
- Percabangan menuju Pelabuhan Pekalongan
- Percabangan menuju Pelabuhan Cirebon
Layanan kereta api
Penumpang
Antarkota
Aglomerasi dan lokal
Komuter
Barang
Remove ads
Daftar stasiun
Ringkasan
Perspektif
Segmen lama Pendrikan
Segmen lama Bedilan–Waruduwur
Segmen ini dimiliki oleh Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) sejak 1897 hingga 1942. Jalur ini menghubungkan Halte Bedilan dengan Stasiun Waruduwur dan dahulu difungsikan untuk mengangkut penumpang dan tebu. Dahulu jalur tersebut memiliki percabangan ke tiga pabrik gula yaitu Pabrik Gula Sindanglaut, Ciledug, dan Karangsembung.[25]
Walaupun jalur tersebut telah beroperasi, segmen Bedilan–Waruduwur tetap digunakan sebagai jalur untuk mendukung pengangkutan tebu dari pabrik-pabrik gula tersebut. Namun sayangnya, jalur ini dinonaktifkan karena telah dibongkar pekerja romusha Jepang pada tahun 1942(?). Nama-nama stasiun di jalur ini tidak dicatatkan dalam Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun, tetapi dicatatkan dalam Buku Jarak.[25]
Beberapa stasiun yang masih ada sisa bangunannya antara lain Stasiun Ciledug SCS dan Stasiun Sindanglaut SCS.
Daftar stasiun
Segmen lama Brebes–Tegal
Segmen lama ini dahulu melalui tengah kota Tegal dan sejajar dengan jalan raya Brebes–Tegal. Terhitung pada 1 Mei 1918, segmen ini digantikan dengan segmen Brebes–Tegal yang baru seiring peningkatan kapasitas lintas dari trem uap menjadi kereta api rel berat.[26]
Segmen lama Kalibodri–Kendal–Kaliwungu
Segmen ini dibangun oleh SCS menghubungkan Stasiun Kalibodri dengan Stasiun Kaliwungu melalui Stasiun Kendal. Bentuk jalur ini mirip dengan Kandangan–Gresik–Sumari, yaitu sama-sama melingkari sebuah kota. Walaupun demikian, Stasiun Kendal tetap dipertahankan sebagai stasiun utama di Kabupaten Kendal hingga akhirnya ditutup tahun 1980. Jalur ini dinonaktifkan seluruhnya pada tahun 1978-1980 karena selisih jarak antara Stasiun Kalibodri–Stasiun Kendal–Stasiun Kaliwungu dengan jalur aktif mencapai sekitar 5 km dibandingkan dengan jalur eksisting yang saat ini digunakan.
Remove ads
Percabangan menuju Besokor
Percabangan ini dibuka pada 1 April 1901 oleh SCS untuk mengirim hasil bumi dan Perhutani seperti Kapas. Percabangan ini ditutup oleh pekerja romusha Jepang pada tahun 1943
Remove ads
Galeri
- Jembatan KA di Sungai Comal
- Stasiun Brebes jaman dulu
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads